
Novel sweet enemy
Monday, April 18, 2016
Comment
SWEET ENEMY
Oleh: (Santhy Agatha)
Colorful of love adalah seri bertema romantis dengan
kisah percintaan empat tokoh gadis yang memiliki kisah berbeda- beda.
Ikuti kisah mereka dan nikmati keindahan percintaan dari sisi yang
berbeda dari empat tokoh utama Colorful of Love
Nessa - [ Brown Afternoon } “Perjanjian Hati”
Gadis penyuka cokelat, guru taman kanak-kanak
yang penyabar, yang selalu menghabiskan waktu sepulang kerjanya di sore
hari untuk memesan secangkir cokelat yang nikmat dan menenangkan
pikirannya.
Keyna - [ Grey Morning ] “Sweet Enemy”
Gadis sederhana, anak kuliahan berotak cemerlang,
yang tidak pernah melewatkan waktu untuk menikmati oreo milkshake
sebagai menu sarapannya. Minuman itu membuatnya bersemangat, untuk
melalui harinya yang berat di kampusnya.
Sani - [ Red Night] “You’ve Got Me From Hello”
Gadis dengan hubungan yang rumit, seorang penulis
yang mencari ketenangan dengan menghirup segelas anggur merah setiap
malam, untuk mencerahkan hatinya yang kelam akibat kisah cintanya yang
rumit.
Saira - [ Green Dayligt ] “Pembunuh Cahaya”
Gadis yang lembut dan tenang, pemilik toko bunga dan
tanaman, selalu memanfaatkan waktu makan siangnya dengan menghirup teh
hijau yang panas, untuk menguatkan dirinya menghadapi perkawinannya yang
menyesakkan dada
Sweet Enemy
PROLOG
“Itu dia orangnya baru datang,” Erland menunjuk dari
jendela di lantai paling atas mansion itu , “Dia anak miskin itu, yang
dipungut oleh mama Davin.”
“Mana?” Jason ikut-ikutan mengintip di jendela dan mengernyit, “Sepertinya dia biasa-biasa saja? Apa yang membuat mama Davin memungutnya?”
“Karena dia anak kesayangan di sekolah yang didirikan oleh mama Davin, nilai-nilai pelajarannya paling sempurna, dan otaknya jenius, meskipun dia datang dari keluarga miskin, dengar-dengar ayahnya baru meninggal karena kecelakaan di tempat kerja, dan dia tidak punya siapa-siapa lagi, karena itulah Nyonya Jonathan memutuskan menjadi penyandang dananya.”
Jason melirik ke arah Davin yang tampak tidak
tertarik, sedang menenggelamkan diri dalam buku bacaannya. Lelaki itu
tampak begitu dingin, muram dan tidak tersentuh, hanya beberapa orang
yang bisa berdekatan dengannya, Jonathan Davin putera dari konglomerat
nomor satu di negara ini. Jason dan Erland adalah sebagian yang
beruntung. Mereka dekat bukan karena Davin membuka diri, tetapi karena
kedua orangtua mereka memang bersahabat dan mereka sudah berkenalan
sejak kecil. Davin bukanlah orang yang dekat dengan kedua orangtuanya.
Papanya tidak pernah ada di mansion, sibuk dengan bisnisnya, dan Mamanya
lebih senang berkeliaran di luar dengan kegiatan amal dan kebaikan
hatinya, merasa bahagia karena dipuja orang sebagai pribadi yang
darmawan. Meskipun Davin sangat menghormati kedua orang tuanya itu.
Dan Keyna, orang yang mereka bicarakan itu tentunya
menjadi subjek terbaru mamanya untuk menuai pujian dari semua orang.
Davin mengernyit kesal. Mamanya selalu membuatnya repot, dan sekarang,
dia menampung anak gelandangan itu di sini, di mansionnya. Davin harus
selalu berinteraksi dengan anak gelandangan dari keluarga miskin itu.
“Tapi dia cantik,” Jason bergumam lagi, kali ini mengamati dengan lebih intens, “Davin, kau benar-benar tidak ingin melihatnya?”
2 Sweet Enemy
“Tidak.” Davin mengangkat kepalanya dari buku, merasa
terganggu karena kedua temannya itu mengganggu konsentrasinya membaca,
“Toh aku akan bertemu dengannya nanti, dia akan tinggal di mansion ini.”
Erland mengernyit, “Mamamu memutuskan supaya dia
tinggal di mansion keluarga Jonathan? Aku pikir dia hanya akan
menanggung biaya hidup dan pendidikannya.”
“Keyna tidak punya rumah, karena ayahnya begitu
miskin dan tidak mampu membayar hutang, rumah mereka disita oleh Bank,
karena itu mama memutuskan menempatkannya di sini,”
Davin mencibir, membayangkan betapa senangnya Keyna
mendengar keputusan mamanya. Anak gelandangan itu pasti tidak akan
melepaskan kesempatan sekalipun supaya bisa tinggal di mansion mewah,
mansion keluarga Jonathan. Tinggal tunggu waktu saja sebelum anak
gelandangan itu mencoba menggerogoti harta mamanya. Semua orang sama,
semuanya mengincar harta keluarga Jonathan. Begitupun anak gelandangan
itu, Davin sangat yakin Keyna punya rencana buruk untuk menggerogoti
kekayaan keluarganya.
“Kau tidak menyukainya ya?” Jason menangkap sorot kebencian di mata Davin.
Dengan acuh Davin mengangkat bahunya, “Aku tidak suka semua gelandangan miskin pengincar harta.”
Jason dan Erland saling melemparkan pandangan tahu
sama tahu, akan gawat bagi Keyna, kalau Davin tidak menyukainya. Karena
Davin terkenal kejam dan tak berbelas kasihan kepada orang-orang yang tidak dia suka.
♠♠♠
Keyna turun dari Limousine yang dikirimkan Nyonya
Jonathan kepadanya, dan tertegun menatap Mansion yang begitu indah di
depannya. Astaga. Mansion ini besar sekali, seperti istana di negeri
dongeng. Ini adalah mansion terbesar yang pernah Keyna lihat, yang bisa
Keyna bayangkan. Tetapi kemudian Keyna mengernyit, mansion ini terlalu
besar, terlalu mewah dan Keyna merasa tidak nyaman kalau harus tinggal
di sini. Dia sudah berusaha menolak ketika Nyonya Jonathan memintanya
tinggal di Mansion keluarga Jonathan yang terkenal itu, setelah Keyna
tinggal sebatang kara karena kematian
Sweet Enemy 3
ayahnya. Tetapi Nyonya Jonathan bersikeras, dan Keyna
tidak bisa menolaknya, Nyonya Jonathan sudah membiayai sekolahnya,
Keyna sangat berhutang budi kepadanya.
Saat ini, sebatang kara di dunia ini Keyna sepenuhnya
tergantung kepada kebaikan hati Nyonya Jonathan. Dia masih ingin
sekolah, dan menyelesaikan pendidikannya. Itulah impian ayahnya, supaya
Keyna menjadi anak pintar dan berpendidikan, sehingga bisa hidup lebih
baik daripada ayahnya yang tidak mengenal bangku sekolahan. Digenggamnya
kalung perak di lehernya, kalung itu sederhana, dengan liontin bulat
yang bisa dibuka, di dalamnya ada foto Keyna bersama ayahnya. Kalung
perak itu adalah benda miliknya yang paling berharga, satu- satunya
peninggalan ayahnya, hadiah ulang tahunnya yang ke tujuh belas, dan
dibeli ayahnya dari seluruh uang tabungannya selama bekerja sebagai
buruh bangunan.
Seorang pelayan menjemputnya ke depan pintu dan membungkukkan tubuhnya dengan formal.
“Selamat datang, Nyonya Jonathan sudah menginformasikan kedatangan anda, silahkan masuk, kamar anda sudah disiapkan.”
Keyna menatap pelayan itu dengan gugup,“Eh… Apakah Nyonya Jonathan ada di mansion?”
Pelayan itu menggeleng, “Beliau tidak ada di mansion jam-jam segini, biasanya di malam hari beliau baru ada, itu pun kalau tidak ada undangan-undangan jamuan makan malam penting, tetapi saat ini Tuan Muda ada di mansion. Mari saya antar anda ke kamar anda.”
Keyna mengangguk gugup, membiarkan pelayan itu
mengambil kopernya, sejenak Keyna merasa malu karena koper bututnya
tampak tidak pantas berada di dalam mansion semewah ini. Tetapi pelayan laki-laki itu tampaknya tidak memperhatikannya.
Dengan ragu Keyna mengikuti pelayan itu melangkah
menaiki tangga lingkar dengan pegangan keemasan yang berkilau menuju
lantai dua.
4 Sweet Enemy
“Ini kamar anda, semoga anda betah di sini.” pelayan itu membukakan sebuah pintu besar dan mempersilahkan Keyna masuk.
Keyna masuk, lalu terpesona. Astaga. Luas kamar ini
mungkin sama dengan luar mansion kecil yang dia tinggali bersama ayahnya
dulu, bahkan mungkin lebih besar. Interiornya mewah, bergaya Eropa
dengan nuansa keemasan. Karpet yang melingkupi seluruh lantainya juga
begitu tebal, sampai-sampai Keyna merasa malu karena sepatu jeleknya tampak tidak pantas untuk menginjak karpet kamar itu.
“Silahkan anda beristirahat dulu, kalau anda butuh
sesuatu tinggal tekan intercom di samping ranjang, kami akan
menyediakannya. Oh ya, nanti malam silahkan turun ke bawah untuk makan
malam, Nyoya Jonathan ingin bercakap-cakap dengan anda nanti.”
Keyna mengangguk, dan pelayan itu melangkah pergi
setelah meletakkan koper Keyna di kamar, meninggalkan Keyna sendirian,
berdiri ditengah ranjang dan terpana, seolah-olah sedang berada di negeri dongeng.
Suara pintu terbuka mengagetkan Keyna dari
lamunannya, dia menoleh ke pintu dan terpana. Sosok yang berdiri di
depannya adalah sosok yang paling tampan yang pernah Keyna lihat. Lelaki
itu bersandar di pintu kamarnya yang sudah ditutup dan menatap Keyna
dengan pandangan penuh penghinaan.
“Kuharap kau nyaman di kamar ini,” suara yang keluar begitu dingin, dan tanpa sadar Keyna memundurlan langkah menjauh.
“Kau… Kau siapa? Kenapa kau masuk ke kamarku tanpa permisi?”
Davin mengangkat alisnya jengkel, “Kenapa aku harus meminta permisi kepadamu? Ini mansionku.”
Keyna tertegun, jadi inilah dia, Davin Jonathan,
pewaris tunggal kerajaan bisnis keluarga Jonathan yang terkenal itu.
Keyna sering mendengar namanya disebut-sebut di berita atau di tabloid-tabloid. Jonathan Davin putera mahkota kerajaan bisnis Jonathan yang berkepribadian buruk dan sering
Sweet Enemy 5
bertengkar dengan wartawan. Keyna dulunya tidak pernah tertarik dengan berita-berita
itu, dia terlalu sibuk belajar di pagi hari dan kerja sambilan di malam
harinya, tetapi satu yang pasti. Jonathan Davin yang asli jelas lebih
tampan dari apa yang ditayangkan di televisi atau di tabloid-tabloid.
“Aku kesini untuk memperingatkanmu.” Davin
melemparkan pandangan mencemooh kepada Keyna, “Kau pasti merasa
beruntung sekali karena mamaku mengizinkanmu tinggal di mansion kami.
Tapi kau jangan terlalu berbesar hati, aku akan menendangmu langsung
dari mansion ini segera setelah kau lulus sekolah nanti, karena tempat
yang pantas untukmu bukanlah di mansion ini, tetapi di tempat kumuh,
bersama para gelandangan sejenismu!” Davin mengernyit menatap Keyna,
lalu membalikkan tubuh dan melangkah pergi meninggalkan kamar Keyna,
dengan pintu berdebam di belakangnya.
♠♠♠
“Sepertinya kalian sangat rukun,” Jason tertawa geli
ketika dia dan Davin berpapasan dengan Keyna di lorong mansion, lalu
Keyna hanya menganggukkan kepalanya dan bergegas menjauh, sementara
Davin hanya menatap dengan pandangan dingin.
Davin melemparkan pandangan marah kepada Jason,
“Jangan bercanda, aku benar-benar terganggu dengan kehadirannya di mansion ini.”
“Tapi kau tidak berbuat apa-apa untuk mengusirnya dari
sini.”
“Hmmm…” Davin tampak berpikir, “Jangan salah, aku sedang membuat sebuah rencana.”
“Rencana apa?” Jason menatap Davin dengan pandangan tertarik.
“Rencana yang bisa membuat mama mengusirnya dari mansion ini.”
♠♠♠
Mansion itu heboh, ketika di pagi harinya Nyonya
Jonathan berteriak marah karena salah satu kalung rubi favoritnya
hilang. Kalung itu adalah benda yang berharga, selain
6 Sweet Enemy
karena harganya yang tak ternilai, kalung itu adalah
kalung warisan yang diturunkan secara turun temurun kepada pengantin
keluarga Jonathan. Seluruh isi mansion begitu heboh, seluruh pelayan
ribut mencari kalung itu, dan ketika tak juga ditemukan, mereka mulai
saling menuduh.
“Dulu tidak pernah ada barang yang hilang di mansion
ini.”
“Iya dulu mansion ini sangat aman.”
“Atau jangan-jangan karena anak itu? Kau
pernah lihat kan? Anak angkat Nyonya Jonathan yang ditempatkan di
lantai dua itu, kemarin dia datang dan kalung Nyonya hilang, sungguh
suatu kebetulan.”
“Betul juga, sebelum kedatangan anak itu, mansion ini tidak pernah terdengar ada kejadian pencurian apapun.”
Davin kebetulan lewat dan mendengar percakapan para pelayan yang saling berbisik-bisik
itu. Dia tersenyum. Bagus. Bara sudah dinyalakan, tinggal menunggu
angin menghembus supaya apinya membakar Keyna. Dengan langkah tenang
Davin melangkah memasuki ruang kerja mamanya yang kebetulan sedang ada
di rumah.
“Aku dengar kalung mama hilang,” Davin langsung menyapa dan duduk di kursi, di seberang meja kerja mamanya.
Nyonya Jonathan mengangkat kepalanya dari berkas dihadapannya dan mengerutkan alisnya, “Benar-benar
kecerobohan luar biasa, kalung itu warisan turun temurun keluarga
Jonathan, kalau para pelayan itu tidak bisa menemukannya, mama akan
memecat mereka semua.”
“Mama sudah lapor polisi?”
“Belum,” Nyonya Jonathan bersedekap, “Mama ingin para
pelayan mencarinya dulu, kalau sampai malam mereka tidak bisa
menemukannya, mama akan menghubungi polisi.”
Davin mengangkat bahunya, “Bukankah ini suatu kebetulan?”
“Kebetulan apa?”
“Bahwa kalung mama hilang setelah anak gelandangan itu masuk ke rumah ini.”
Sweet Enemy 7
“Davin Jonathan! Jaga bicaramu.” suara Nyonya
Jonathan meninggi, “Kau tidak tahu apa yang kau tuduhkan. Keyna adalah
anak baik di sekolah, dan dia jenius dengan nilai tertinggi, bagaimana
mungkin kau mencurigainya mengambil kalung itu?”
“Aku tidak mencurigainya, aku hanya berpikir bahwa
itu suatu kebetulan.” Davin menatap mamanya dengan penuh perhitungan,
“Kalung itu tidak ketemu sampai sekarang, dan kamar anak gelandangan itu
adalah satu-satunya tempat yang belum diperiksa pelayan, tidak ada ruginya kan mama memeriksa kamar anak itu?”
Nyonya Jonathan termenung mendengar perkataan anak
tunggalnya itu. Benar juga, tidak ada ruginya kan kalau dia
memerintahkan pelayannya memeriksa kamar Keyna?
♠♠♠
Keyna sedang belajar dan mencoba memecahkan soal
aritmetika yang rumit ketika pintu kamarnya terbuka dan beberapa pelayan
masuk, diikuti Nyonya Jonathan sendiri dan Davin yang menatapnya dengan
sinar kebencian yang aneh di belakangnya.
“Nyonya Jonathan?” Keyna langsung berdiri dari kursi belajarnya.
Nyonya Jonathan hanya menatapnya datar, “Kau tidak keluar ya seharian ini?”
“Iya Nyonya Jonathan, sepulang sekolah saya langsung belajar di kamar.” Keyna menatap wajah-wajah yang menatapnya itu dengan bingung. Ada apa? Kenapa semua orang menatapnya dengan aneh.
Nyonya Jonathan berdeham sebentar dan menggumam,
“Kalau begitu kau mungkin belum dengar, kalung rubiku
hilang entah kemana pagi tadi, dan seluruh penjuru rumah sudah dicari,
tinggal kamar ini yang belum.” Tiba-tiba pandangan Nyonya
Jonathan tampak malu, “Maafkan aku Keyna, mungkin kami terpaksa
memeriksa kamarmu, aku harap kami tidak akan menemukan kalung itu
disini.”
Wajah Keyna pucat pasi antara perasaan terhina dan
sedih. Kalung Nyonya Jonathan hilang, dan dia sebagai pendatang yang
datang dari kelas miskin, harus menghadapi
8 Sweet Enemy
penghinaan karena dicurigai. Dengan pedih Keyna mengangkat dagunya, “Silahkan periksa kamar ini.”
Ketika para pelayan bergerak memeriksa seluruh bagian
kamar, Keyna sungguh yakin bahwa mereka tidak akan menemukan apapapun
di kamar ini. Keyna sungguh tidak mengambil kalung rubi itu, bahkan dia
tidak terpikirkan sama sekali akan bentuk kalung rubi itu.
Tetapi kemudian, seorang pelayan membuka laci pakaian
Keyna dan terkesiap. Semua menoleh ke arah suara itu dan tertegun. Di
laci baju itu, dibawah pakaian-pakaian Keyna, ada kalung rubi itu tergeletak di sana.
Wajah Nyonya Jonathan berubah-ubah
antara kekecewaan dan kemarahan, “Aku sudah berbuat baik kepadamu, aku
tidak menyangka kau melakukan perbuatan yang begitu tidak terpuji.”
Keyna pucat pasi, sungguh tidak menyangka kenapa kalung itu ada di sana, dia sungguh tidak tahu. Bagaimana bisa? Bagaimana mungkin?
Kemudian dia menangkap sinar kemenangan dan seringai
menghina sekilas dari Devin dan dia sadar. Lelaki itu pernah mengancam
akan mendepaknya keluar dari mansion ini. Keyna sangat yakin ini adalah
pekerjaan Davin untuk memfitnahnya.
“Nyonya… Saya sungguh-sungguh tidak mengambil kalung itu.” suara Keyna bergetar karena semua pelayan dan
Nyonya Jonathan menatapnya dengan menuduh, “Saya tidak tahu bagaimana bisa kalung itu berada di sana.”
“Apa kau pikir kalung itu bisa jalan sendiri?” gumam Davin dengan pandangan menghina.
Nyonya Jonathan menghela nafas panjang. “Kita
bicarakan ini nanti, Keyna, kau ikut ke ruanganku, aku harus mengevalusi
kebijakanku memberikan bantuan kepadamu, kau sungguh-sungguh mengecewakanku!” dengan marah Nyonya Jonathan membalikkan badannya dan pergi, para pelayan langsung mengikutinya.
Sementara itu Davin tetap tinggal di sana, bersedekap dan menatap Keyna dengan santai, “Well sepertinya kau akan
Sweet Enemy 9
lebih cepat didepak dari sini, tidak perlu menunggu sampai kau lulus sekolah,” gumamnya mengejek.
Mata Keyna berkaca-kaca antara perasaan malu dan marah luar biasa, “Kau sungguh jahat!” desisnya penuh emosi.
Tanpa perasaan Davin terkekeh dan kemudian matanya
berubah kejam ketika melangkah mendekati Keyna, membuat Keyna
memundurkan langkahnya setengah takut.
Davin terus mendekat sampai Keyna terjebak di tembok,
“Tempatmu bukan di sini, tempatmu di sana di tempat kumuh bersama para
gelandangan, aku sudah pernah bilang kan? Jadi jangan bermimpi kau bisa
tinggal dan menikmati kemewahan di mansion ini.” tatapan Davin tiba-tiba tertarik ke kilatan cahaya dari dada Keyna, matanya beralih dan menemukan kalung perak yang sangat bagus di sana.
“Kalung apa itu?” tangannya meraih kalung itu dan
Keyna dengan defensif berusaha melindungi kalung peninggalan ayahnya,
tetapi Davin memaksa sehingga rantai kalung itu lepas, dan Davin
merenggut kalung itu dalam genggaman tangannya.
“Jangan!!!” Keyna berusaha berteriak dan meraih kalung itu, tetapi tubuh Davin terlalu tinggi.
Davin menatap kalung itu, lalu dengan jahat mengantonginya, “Sepertinya kalung itu sangat berharga ya?
Aku akan mengambilnya, sebagai hukuman karena kau mencuri kalung ibuku.”
“Aku tidak mencuri kalung itu, aku tahu kau yang memfitnahku!!!” Keyna berteriak, berusaha mengejar Davin,
“Kembalikan kalungku!”
“Tidak, aku memutuskan akan memilikinya,” dengan
kejam Davin membalikkan langkah dan meninggalkan Keyna yang menangis di
belakangnya.
♠♠♠
Sore sudah beranjak malam ketika Keyna turun dari
bis. Dia diusir dari mansion itu karena di tuduh mencuri, dan Nyonya
Jonathan mengatakan akan mencabut semua bantuannya kepada Keyna, serta
Keyna harus berterima kasih kepadanya karena Nyonya Jonathan memutuskan
tidak akan melaporkan Keyna kepada polisi, karena kalau tidak, Keyna
akan
10 Sweet Enemy
dipenjara. Sekarang Keyna berdiri di dekat kompleks
rumah kumuh, rumahnya yang dulu. Dan bingung harus berbuat apa. Dia
tidak punya rumah karena rumahnya bersama ayahnya dulu sudah disita, dan
dia tidak punya siapa-siapa. Dan… Perutnya lapar, tapi dia
juga tidak punya uang, yang dia bawa ketika keluar dari mansion Nyonya
Jonathan hanyalah pakaian- pakaiannya. Sambil menekan perutnya yang
mulai terasa perih, Keyna melangkah ke emperan sebuah toko yang sudah
tutup. Dan duduk di sana. Seperti melengkapi kepedihannya, hujan turun
dengan derasnya, meniupkan hawa dingin dan cipratan air yang mulai
membasahinya, emperan toko itu ternyata tidak cukup melindunginya.
Lapar dan sakit hati, Keyna teringat akan ayahnya dan
menangis. Diingatnya ketika ayahnya pulang sambil membawa jatah makan
siang di proyek bangunannya untuk Keyna, ayahnya berpuasa tidak makan
siang supaya bisa membagi jatah makan siangnya dengan Keyna, mereka lalu
makan sepiring berdua, meskipun hanya makanan sederhana, tetapi karena
dimakan dengan penuh rasa syukur dan bahagia, terasa begitu nikmat.
Ayahnya adalah sosok malaikat dalam hidup Keyna, meskipun mereka tidak
beruntung dalam hal keuangan, tetapi mereka berbahagia dalam
kesederhanaan, bisa memiliki satu sama lain. Keyna selalu mengingat
pesan ayahnya supaya dia selalu menjaga hatinya.
“Kita ini orang miskin Keyna, tetapi jangan sampai
kita juga miskin hati. Isilah hatimu dengan kebaikan, maka kau akan
menjadi orang kaya di hadapan Tuhan.”
Dan sekarang ayahnya sudah tiada. Kecelakaan di
tempat kerja, ayahnya tertimpa batu ketika sedang mengopernya ke atas,
ayahnya berkerja sebagai buruh bangunan di sebuah proyek pembangunan
apartment, dan ayahnya meninggal seketika. Di tengah hujan deras ini,
hati Keyna hancur mengingat ayahnya, dan kalung liontin kenangan ayahnya
sudah direnggut oleh Davin yang jahat itu. Air mata Keyna mengalir
deras. Rasanya lebih baik dia mati saja.
♠♠♠
“Mama masih kecewa dengan Keyna, mama tidak menyangka dia akan berbuat seperti itu.” Nyonya Jonathan
Sweet Enemy 11
mendesah sedih sambil menatap makan malamnya, hujan
deras turun di luar, dan dia hanya berdua dengan Davin di meja makan
yang besar itu. Tuan Jonathan sedang dalam perjalanan bisnisnya di luar
negeri.
Davin mendengus kesal, “Yah, mama seharusnya tahu,
orang miskin biasanya memang tergoda menjadi pencuri ketika mereka
dihadapkan pada barang-barang berharga.”
Nyonya Jonathan menggelengkan kepalanya, “Dulunya
mama berpikir Keyna akan berbeda,” Nyonya Jonathan mendesah, “Kau tahu,
kita berhutang budi kepadanya.”
Hutang Budi? Davin mengernyit
Nyonya Jonathan menatap Davin dan tersenyum lembut,
“Kau masih kecil waktu itu, mungkin kau lupa.”
Nyonya Jonathan mulai bercerita, “Dulu ada seorang pemain biola
terkenal, namanya Robert, dia berasal dari keluarga miskin, tidak
mengenal sekolah, tetapi sangat berbakat, dia sahabat papamu.”
Davin tidak mengingatnya, tetapi entah kenapa ada dorongan samar-samar ingatan di benaknya.
“Suatu hari, ada penculik, kau waktu itu sedang berumur 5 tahun, kau bermain-main
sendirian di lorong kantor papamu. Di saat yang sama, Robert sedang
mengunjungi papamu untuk persiapan kunjungannya ke Austria, dia menerima
kontrak kerja untuk tampil di konser-konser besar di
seluruh dunia, masa depannya sangat cerah.” Tatapan mata Nyonya Jonathan
menerawang, mengenang masa lalu, “Dan dia menemukan penculik itu sedang
berusaha menculikmu, penculik itu sudah menyekap dan membawamu, tetapi
Robert mencegahnya…” Nyonya Jonathan menghela nafas panjang. “Penculik
itu membawa pisau…dan melukai Robert… Tetapi dia berhasil
menyelamatkanmu, petugas keamanan datang dan penculik itu ditangkap, kau
selamat, kembali dalam pelukan kami.”
“Dimana Robert sekarang ma?” Davin mengernyit, dia
tidak pernah mendengar pemain biola terkenal bernama Robert sampai
sekarang. Kalau dia memang berbakat dan bermasa depan saat itu, pasti
sekarang dia sudah di elu-elukan dan terkenal sampai penjuru dunia.
12 Sweet Enemy
Nyonya Jonathan menyusut air matanya, “Robert…
Penculik itu mencabik tangan kirinya dengan pisau, dan mengenai saraf
yang paling penting, luka itu membuat Robert tidak akan pernah bisa
bermain biola seumur hidupnya. Karirnya hancur dan seluruh masa depannya
hancur, papamu sebenarnya berusaha menolongnya, tetapi dia menolak
semua bantuan dari papamu, dia menghilang.” Nyonya Jonathan menatap
Davin sendu, “Dua puluh tahun kemudian, tanpa sengaja aku bertemu dengan
Keyna dan melihat kemiripannya dengan Robert…”
“Apakah maksud mama…?” wajah Davin memucat ketika berhasil menarik kesimpulan.
“Ya Davin, Keyna adalah anak perempuan Robert, dan
kita punya hutang budi yang begitu besar kepada keluarga mereka, karena
menyelamatkanmulah Robert kehilangan masa depannya, membuatnya dan anak
perempuannya hidup miskin selama ini.” Tiba-tiba tatapan mata Nyonya Jonathan berubah tajam, “Mama tahu bukan Keyna yang mencuri kalung mama.”
Wajah Davin yang sudah pucat mendengar informasi itu semakin memucat, “Apa?”
“Kau yang melakukannya.” Nyonya Jonathan menatap
tajam, “Mama tahu Keyna tidak akan berbuat begitu, dia terlalu jujur dan
polos untuk mencuri.”
“Kalau begitu kenapa mama mengusirnya dari mansion
ini?” suara Davin berubah cemas. Dia telah salah paham selama ini, dia
telah membuat Keyna terusir dari rumah ini, karena pandangan jahatnya
pada kemiskinan Keyna. Padahal semua penderitaan yang menimpa Keyna,
semuanya berakar kepadanya! Karena ayah Keyna berusaha menyelamatkannya!
“Mama ingin kau belajar dari kesalahanmu, supaya kau
tidak gegabah bertindak, dan menilai orang dari kaya dan miskinnya…
Davin, mau kemana kau.”
Davin bahkan tidak menoleh ketika tergesa
meninggalkan ruangan, “Aku akan mencari Keyna!” Dan Nyonya Jonathan
duduk di ruang makan itu, melap bibirnya dengan elegan dan tersenyum,
Davin rupanya telah belajar menjadi dewasa.
♠♠♠
Sweet Enemy 13
Davin mengumpat-umpat sepanjang
perjalanan, hujan deras ini menghalangi perjalanannya mencari Keyna ke
daerah perumahan kumuh, tempat rumah Keyna dulu berada, Davin tahu
alamat ini dari mamanya. Ketika sampai, Davin makin frustrasi, karena
lokasi perumahan kumuh itu sangat jelek, dan penuh dengan gang sempit
yang saling berdesak-desakan, dan tidak bisa dimasuki
mobil. Dengan marah Davin keluar dari mobilnya, membiarkan tubuhnya
diterpa hujan, lalu berdiri mengitarkan pandangan ke sekeliling.
Bagaimana dia bisa menemukan Keyna di sini? Bagaimana dia bisa menemukan alamat lama rumah Keyna?
Davin yakin Keyna pasti kembali ke sini, dia tidak punya siapa-siapa,
bekas rumahnya bersama ayahnya dulu pasti menjadi tujuan utamanya.
Sejenak rasa cemas dan bersalah menyesaki dadanya. Tuhan, kalau sampai
Keyna kenapa-kenapa, maka Devin akan menanggung rasa
bersalah seumur hidupnya. Matanya menyipit ketika menemukan sesuatu yang
bergerak- gerak di emperan toko di sudut sana, dengan penuh harapan,
Davin berlari menembus hujan ke sana. Di temukannya Keyna sedang duduk
meringkuk kedinginan di emperan toko itu, bekas-bekas air mata ada di pipinya.
Semula Keyna tidak mengenali lelaki yang tiba-tiba
berdiri menjulang di depannya, seolah muncul begitu saja dari tirai
hujan, tetapi begitu mengenali bahwa lelaki itu adalah Davin, tatapannya
berubah waspada.
“Kenapa kau kemari?”
Davin langsung berlutut sampai kepala mereka hampir sejajar, “Maafkan aku.”
Keyna mengernyit, “Apa?”
“Aku sungguh menyesal, maafkan aku, kuharap kau mau pulang kembali ke mansion bersamaku.”
Pulang ke mansion? Untuk kemudian disiksa oleh Davin kembali dengan kebenciannya? Tidak!
“Tidak! Aku tidak mau!” wajah Keyna berubah keras kepala, “Aku bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang-orang kaya seperti kalian, aku akan mencari pekerjaan sambilan dan rumah
14 Sweet Enemy
sementara besok, kau… Kau tidak akan pernah bisa menyakiti dan menghina orang-orang miskin seperti aku lagi!”
Hati Davin terasa dirobek oleh perkataan Keyna yang penuh kepedihan itu, “Keyna, aku minta maaf.” bisiknya lembut,
“Aku telah salah paham selama ini, Mama sudah
menjelaskan semuanya kepadaku, dan aku menyesal, ini…” Davin
mengeluarkan liontin Keyna dari tangannya, “Ini liontinmu, aku lihat ada
foto ayahmu di sana, ini pasti sangat berharga untukmu, kukembalikan
kepadamu,” dengan tak kalah lembut Davin menggenggamkan liontin itu di
jemari Keyna.
Keyna langsung menerima kalung itu dan menggenggamnya erat-erat. Oh Terima kasih Tuhan! Kalung itu akhirnya kembali kepadanya.
Tetapi dia tetap menatap Davin dengan waspada,
“Ke…kenapa kau berubah pikiran secepat itu?” pikiran
buruk berkecamuk di benak Keyna, apakah Davin punya rencana jahat yang
lain untuknya.
“Keyna, percayalah, aku sungguh menyesal, kumohon kau
ikut aku pulang kembali ke mansion, akan aku ceritakan semuanya, aku
bersumpah akan memperlakukanmu dengan baik sekarang.” Davin mulai
frustrasi, berusaha meyakinkan
Keyna.
“Kalau begitu… Kau tidak akan berbuat jahat kepadaku
lagi?”
“Aku berjanji, kau bisa pegang kata-kataku.”
Keyna menghela nafas panjang.
“Aku… Aku bisa hidup sendiri tanpa bantuan keluarga kalian.”
“Aku tidak akan mengizinkanmu melakukannya!” suara
Davin meninggi, “Kumohon Keyna, apakah kau ingin menyiksaku dalam
penyesalan? Kumohon ikutlah pulang ke mansion bersamaku, izinkan aku
membalas budi dan menebus kesalahanku.”
Keyna termenung.
“Kumohon Keyna.” nada frustrasi mulai mewarnai suara Davin, lelaki itu tampak benar-benar tersiksa.
Sweet Enemy 15
Ahkirnya Keyna menganggukkan kepalanya yang langsung
disambut dengan desahan lega Davin, lelaki itu melepaskan jaketnya dan
memakaikannya di kepala Keyna.
“Tapi kau akan basah…”
“Tidak apa-apa, aku lebih kuat daripada kau,” dengan lembut Davin menghela Keyna dan mereka berlari menembus hujan masuk ke mobil.
Aku akan memperlakukanmu dengan baik Keyna. Mungkin
aku tidak bisa mengucapkan terima kasih secara langsung kepada ayahmu,
tetapi ayahmu akan tenang di sana, karena kau ada dalam penjagaanku. Janji Davin dalam hati.
♠♠♠
"Bukan begitu caranya." Davin mengerutkan alis, dan
dengan tidak sabar meraih tangan Keyna lalu memposisikan jemari Keyna
dengan benar memegang garpu dan pisau itu, "Begini cara memegangnya,
kalau kau salah memegang. Tuan dan Nyonya besar yang terhormat itu akan
menyadarinya dan mempermalukanmu."
"Aku tidak akan mempermalukan Keyna, meskipun aku
termasuk di golongan Nyonya besar yang kau maksud Davin." Nyonya
Jonathan yang sedang duduk membaca di sudut ruangan menyeletuk, sedari
tadi dia hanya duduk di sana, geli memperhatikan Davin yang dengan tidak
sabaran mengajari Keyna tata cara makan resmi di jamuan makan malam
terhormat.
Davin menoleh ke arah mamanya dan mengerutkan kening, “Mama mungkin tidak akan melakukannya. Tetapi teman-teman mama akan berbisik-bisik
dengan hidung mereka yang angkuh dan memuakkan.” Lelaki itu lalu
menatap Keyna lagi, “Coba pegang garpu itu dengan lebih elegan, Keyna!”
Davin tampak tidak sabaran, pemarah dan kaku
sedangkan Keyna lebih tampak ketakutan dengan sikap Davin. Nyonya
Jonathan tersenyum, anak laki-lakinya ini memang terbiasa
bersikap kasar, bahkan meskipun tujuannya baik, Davin tetap
membungkusnya dengan sikap kasar. Semoga saja Keyna menyadari dan
terbiasa dengan sikap Davin. Davin sudah membuatnya terkejut dengan
bersikap baik kepada Keyna
16 Sweet Enemy
selama ini, meskipun masih kaku dan kadang sinis,
anak lelakinya itu tampak sudah menerima kehadiran Keyna sebagai bagian
dari mansion ini. Dari malam itu, sejak Davin menjemput Keyna dengan
penuh tekad pada malam berhujan itu, anak lelakinya benar-benar memegang teguh pendiriannya bahwa dia akan menjaga Keyna dan menjadi kakak yang baik.
Meskipun mereka berdua tampak begitu serasi lebih
daripada kakak dan adik. Ditatapnya Davin yang begitu tampan, berdiri
dan menggenggam jemari Keyna mengatur cara jemari Keyna menggenggam
dengan baik, kemudian ditatapnya Keyna yang begitu cantik dibalik
penampilan rapuhnya yang menyimpan kekuatan tersembunyi itu. Mereka
begitu cocok bersama, Nyonya Jonathan membatin, lalu tersenyum sendiri.
Mungkin kalau tentang hal itu, lebih baik diserahkan kepada yang muda-muda saja untuk memutuskan...
♠♠♠
Sweet Enemy 17
“Cinta adalah ketika kau ingin memberi sebanyak mungkin bahkan ketika kau tidak diminta”
1
Pagi itu, sebelum berangkat ke kampus, Keyna mampir ke Garden Cafe, cafe dengan nuansa hijau dan taman dengan dinding-dinding
kaca yang berkilauan. Memantulkan nuansa taman di sekelilingnya. Cafe
itu terletak di pinggir jalan yang sering dilalui Keyna ketika berjalan
kaki menuju kampusnya… Dulu pada awalnya Keyna ragu memasuki cafe itu
karena sepertinya harganya mahal, dia hanya berdiri di depan cafe itu,
merasa tertarik tetapi ragu. Tetapi seorang pelayan, yang kebetulan
sedang berada di depan cafe itu menyapanya dengan ramah,
mempersilahkannya masuk sehingga akhirnya Keyna memberanikan diri untuk
masuk. Pelayan yang ramah itu bernama Albert dan mereka akhirnya
berteman. Sekarang setiap pagi sebelum berangkat ke kampus, Keyna pasti
akan mampir ke cafe ini untuk membeli minuman kesukaannya : Oreo
Milkshake. Keyna sangat menyukai susu, dan ketika pertama kali memilih
menu di cafe itu, matanya langsung mengarah ke bagian milkshake. Dia
mencoba oreo milkshake, dari susu yang nikmat, dengan whipped cream yang
lembut di atasnya, tentu saja dipadukan dengan remahan oreo yang
bercampur putihnya susu menjadikan warnanya abu-abu yang menggugah selera.
“Milkshake lagi, Keyna?” Albert langsung menyapanya dan menyebutkan pesanannya, bahkan sebelum Keyna sempat memesan.
Keyna tertawa, “Ya. Yang biasanya.”
Albert menatap Keyna dengan pandangan mencela, “Dan
aku heran kau tidak bertambah gemuk padahal kau mengkonsumsi minuman itu
setiap hari, kau terlalu kurus, mungkin kau harus menambah porsi
makanmu.”
18 Sweet Enemy
“Aku sedang dalam program penggemukan, karena itulah
aku memesan milkshake setiap hari.” jawab Keyna dengan senyum geli. Dia
duduk di kursi tinggi di depan counter bar yang menyediakan sarapan dan
kopi hangat tiap pagi, dan berubah menjadi bar minuman kalau menjelang
malam. Beberapa saat kemudian Albert datang membawakan pesanannya. Keyna
menerimanya dengan senang, lalu menyedot Milkshake itu dari sedotan
besar di gelas tingginya, rasa manis, gurih, dan nikmatnya susu
bercampur oreo dan whipped cream langsung berpadu di mulutnya,
membuatnya senang. Dan yang pasti memberinya kekuatan untuk menghadapi
suasana kampus yang tidak menyenangkan setiap hari. Keyna langsung
mengerutkan keningnya, dan Albert yang masih berdiri di situ beserta
beberapa pelayan lain yang menyiapkan pesanan sarapan di meja counter
rupanya memperhatikannya.
“Suasana kampus masih tidak menyenangkan, Keyna?” tanya Albert penuh pengertian.
Keyna mendongak dan menatap Albert, lalu tersenyum sedih. Albert benar-benar
sudah menjadi teman bicaranya yang baik. Lelaki itu ternyata bukan
hanya sekedar pelayan. Dari cerita pelayan lain, Albert ternyata adalah
orang kepercayaan dari pemilik cafe ini dan diberikan kendali penuh
untuk mengelola cafe, tetapi dia menyerahkan tugas itu kepada orang yang
lebih muda, kemudian memilih menjadi pelayan dan menikmati hidup dengan
bercakap-cakap dan berbagi cerita bersama para
pelanggannya. Dia lelaki setengah baya yang hidup sendirian. Berdasar
gosip juga, lelaki ini kehilangan keluarganya di masa lalu dan kemudian
memilih untuk hidup sendiri selamanya. “Mereka semua masih bersikap
sama.
Menjauh dan memusuhiku.” Keyna mengangkat bahu. Dia
memang sering bercerita tentang suasana kampusnya kepada Albert, karena
lelaki itu sangat baik dan bersedia mendengarkan, Albert membuat Keyna
teringat kepada ayahnya. “Yah mau bagaimana lagi, aku memang bukan
bagian dari mereka.”
“Kau harus tetap semangat dan melupakan mereka.” Albert tersenyum bijaksana seperti biasanya, “Sebenci-bencinya orang kepadamu, hidupmu adalah hidupmu, jadi teruslah melangkah maju.”
Sweet Enemy 19
Keyna menatap Albert dengan senyum tulus, ‘Terima
kasih, Albert... Aku senang berbagi cerita kepadamu, kau benar- benar
mirip ayahku,” gumamnya malu-malu.
Albert tertawa mendengar perkataannya, “Apakah kau
memujiku karena ingin mendapatkan milkshake gratis?” godanya sambil
tergelak, “Bersemangatlah! Oke. Aku harus kesana dan melanjutkan
pekerjaanku.” setelah melempar senyuman untuk terakhir kalinya, Albert
membalikkan badan dan meninggalkan Keyna sendiri, menikmati oreo
milkshakenya.
♠♠♠
“Mereka menghebohkannya di kampusnya.” Erland melirik
ke arah Davin, “Adikku yang cerita. Banyak yang memusuhi dan
merendahkannya karena menganggapnya tak sederajat.”
Davin mengalihkan pandangannnya dari buku yang dibacanya, “Siapa yang berani memusuhi Keyna di kampus?”
“Hampir semuanya,” gumam Erland, “Yah sudah biasa terjadi kalau anak-anak keluarga kaya, di kampus khusus keluarga kaya akan merasa terganggu kalau tiba-tiba
ada anak miskin yang naik status menjadi bagian dari keluarga yang
paling berpengaruh di antara mereka. Dulu Keyna hanyalah anak biasa yang
mendapat beasiswa di sana, sekarang posisinya tentu berbeda, dia
menjadi bagian dari keluarga Jonathan, tinggal di mansion ini. Tentu
saja permusuhan ini tidak terang- terangan, tetapi ada. Anak itu tidak
punya teman sama sekali.”
“Dan bagaimana Keyna? Apakah adikmu bisa mengawasinya?”
“Pamela tidak tahu,” gumam Erland, menyebut nama
adiknya, “Dia satu tingkat di atas Keyna jadi tidak bisa mengawasinya
terus menerus, menurutnya, Keyna biasa saja menghadapi semuanya,
tampaknya dia sudah terbiasa menghadapi perlakukan macam itu.”
Davin tercenung, “Apakah menurutmu dia butuh bantuanku?”
“Menurutku dia tidak butuh bantuan siapa-siapa.” Erland tersenyum kagum, “Dia bisa menghadapimu dan
20 Sweet Enemy
mengalahkanmu, dan menurutku teman-teman di kampusnya tidak ada apa-apanya dibandingkan denganmu.”
♠♠♠
Keyna duduk sendirian di kantin itu, di bagian
paling ujung, tempatnya biasa duduk. Tidak ada yang menemaninya, tidak
ada yang menyapanya. Begitulah kesehariannya di kampus paling terkenal
milik keluarga Jonathan ini. Tetapi tidak apa, dia sudah terbiasa. Dulu
ketika masuk pertama kali ke sini dengan beasiswa dari mama Jonathan,
dia sudah dimusuhi, tidak ada yang mau berteman dengan manusia yang
mereka pandang dari kelas rendahan. Bahkan banyak yang tampak merasa
jijik hanya dengan tersentuh olehnya. Tetapi sekarang, ketika kabar
bahwa dia tinggal dan diangkat anak oleh Nyonya Jonathan di mansionnya
sudah menyebar. Aura permusuhan itu terasa lebih kental dan menguar di
udara meskipun makin tertahankan.
"Bolehkah aku duduk di sini?"
Sapaan manis itu membuat Keyna mendongakkan
kepalanya dengan kaget. Seorang perempuan. Perempuan yang sangat cantik
dengan baju dan penampilan mahalnya.
"Silahkan." Keyna mempersilahkan meskipun masih
merasa bingung, siapa perempuan ini? Kenapa dia tidak pernah mengenalnya
selama berada di kampus ini? Seharusnya perempuan secantik ini sangat
terkenal di sini, apalagi dari penampilannya yang jelas-jelas berasal dari keluarga kaya.
"Namaku Sefrina." perempuan cantik itu meletakkan
piring makanannya di meja lalu duduk di depan Keyna dan tersenyum manis
kepadanya, “Aku baru pindah kesini, sebelumnya aku kuliah di London,
tetapi mama sakit sehingga aku memutuskan tinggal dekat dengannya.” dia
tersenyum manis, “Aku sudah mendengar tentangmu, Keyna dan tahu mereka
memusuhimu karena alasan yang cukup konyol, jangan pedulikan mereka ya.”
Keyna menatap Sefrina yang tampak begitu tulus di depannya, dan kemudian tersenyum. “Aku tidak apa-apa, aku sudah terbiasa,” gumamnya lembut.
Sefrina menatap menantang kepada beberapa orang di kantin yang menatap mereka dengan sembunyi-sembunyi, “Aku
Sweet Enemy 21
akan menjadi temanmu di sini, supaya mereka menyadari
betapa konyolnya memusuhi seseorang hanya berdasarkan kekayaan dan
kemiskinan.”
Keyna tersenyum tertahan melihat kekeraskepalaan Sefrina, “Terima kasih Sefrina, aku senang kau mau menjadi temanku.”
♠♠♠
“Bagaimana keadaan di sekolah?” Davin menyambut
Keyna di ballroom mansion mereka, dengan gayanya yang elegan dan tetap
tampan. Lelaki itu sekarang memegang beberapa cabang perusahaan Jonathan
dan menjalankannya dengan baik. Karena kesibukannya, sangat jarang
Davin berada di rumah sore-sore begini. Keyna menatap Davin
dan mencoba tersenyum. Hubungan mereka bisa dibilang baik. Davin benar-
benar melaksanakan janjinya untuk bersikap baik kepada Keyna di rumah
ini, meskipun kadang lelaki itu masih menyimpan arogansi dan sikap
kasarnya.
“Aku dengar mereka memusuhimu.”
“Mereka memusuhiku sejak awal, tidak apa-apa, aku sudah terbiasa Davin.”
“Kau adikku.” suara Davin terdengar keras, “Mereka tidak boleh memusuhimu, itu penghinaan terhadap keluarga
Jonathan.”
Keyna meringis mendengar suara mengancam Davin, dia
takut lelaki itu akan melakukan sesuatu yang mengerikan. Seperti memaksa
semua orang berteman dengannya misalnya. Keyna berpikir itu bukan ide
baik. Teman-temannya tidak bisa dipaksa menerimanya, ketika mereka dipaksa, yang timbul nanti malahan permusuhan yang lebih mendalam.
“Jangan lakukan apapun atas nama keluarga Jonathan.” Keyna menyela dengan waspada, “Berjanjilah.”
Davin mengerutkan keningnya marah, “Kenapa aku harus berjanji kepadamu? Aku bisa melakukan apapun yang aku suka, tidak perlu diatur-atur olehmu.”
“Kau berhak melakukan apapun yang kau mau, selama itu tidak berpengaruh kepadaku.” Keyna mengeluarkan senjatanya,
22 Sweet Enemy
menatap Davin dalam-dalam, “Kau sudah berjanji kepadaku Davin, tidak akan berbuat jahat kepadaku.”
Davin mengerutkan keningnya. Dia memang pernah
mengucapkan janji itu, di malam yang berhujan, tetapi apa hubungannya
dengan semua ini.
“Aku toh tidak akan berbuat jahat kepadamu, malahan
aku membantumu supaya tidak dimusuhi di kampus. Aku akan memperingatkan
dewan sekolah supaya memperingatkan teman-temanmu atas perlakukan mereka kepadamu, mereka harus bersikap baik kepada adikku.”
“Kau hanya akan menghina mereka dan memaksa mereka
melakukan sesuatu yang tidak mereka suka. Oh ya, mereka mungkin akan
bersikap baik kepadaku, tetapi mereka akan semakin membenciku.”
Davin mengernyit, “Kau harusnya tahu Keyna, kami
para orang kaya tidak peduli apa yang ada di hati semua orang. Yang
penting mereka bersikap baik dan menghormati kami.”
Keyna menghela nafas, “Tetapi aku bukan orang kaya
Davin, aku tidak mau orang berbuat baik kepadaku dengan menjilat atau
kebaikan palsu, tetapi di belakangnya menanam kebencian.” lalu Keyna
teringat kepada Sefrina, “Lagipula akhirnya aku punya seorang teman.”
“Siapa?”
“Namanya Sefrina, dari keluarga Nathaniel, dulu dia
sekolah di London, dan baru pindah kemari di awal bulan, dia berkata
bahwa sikap semua orang yang memusuhiku hanya karena harta adalah konyol
dan dia bersedia berteman denganku.” Keyna terkekeh kembali mengingat kata-kata Sefrina dan kedekatan mereka setelahnya, mereka cocok mengobrol bersama dan sepertinya benar-benar bisa bersahabat, “Aku senang menemukan orang kaya yang tidak berpikiran sempit seperti Sefrina.”
“Aku juga orang kaya yang tidak berpikiran sempit,” sela Davin sambil melipat tangannya di dada dengan santai
“Oh ya?” Keyna menatap Davin menantang, “Kau adalah orang kaya yang berpikiran paling sempit yang pernah kukenal
Davin Jonathan!”
Sweet Enemy 23
Davin terkekeh, mencoba kelihatan tersinggung, “Aku hanya berpikiran sempit kepada orang-orang tertentu saja.”
Keyna mendengus, “Oh ya, tentu saja.”
“Aku hanya ingin kau berhati-hati Keyna. Tentang Sefrina itu, kau harus memahami motif dibalik keputusannya menjadi temanmu.”
“Tidak, tidak perlu, aku tahu Sefrina orang yang tulus.” jawab Keyna yakin.
Davin mengernyit menatap Keyna. Sefrina, kenapa nama itu terdengar tidak asing?
♠♠♠
“Namanya Sefrina, dari keluarga Nathaniel yang
terkenal itu. Pantas aku merasa dia tidak asing,” Davin duduk di depan
meja kantor mamanya yang besar. Sang mama yang dari tadi tampak
menelusuri pekerjaannya terpaksa mengalihkan perhatiannya kepada anak laki-laki satu-satunya.
“Dan kalau mama boleh tahu, kenapa kau tiba-tiba jadi tertarik kepadanya?”
Davin mengerutkan alis, “Karena dia satu-satunya orang yang mau berteman dengan Keyna di kampusnya.”
Sang mama menumpukan jemarinya di dagunya, “Dan
menurutmu itu aneh? Apakah kau tidak bisa berpandangan bahwa ada
beberapa orang yang memang benar-benar tulus?”
“Itu aneh karena dia tiba-tiba mucul setelah sekian
lama.”
Nyonya Jonathan tersenyum, “Mungkin memang kebetulan
yang aneh...” sang mama melepas kacamatanya di meja dan menatap Davin,
“Sefrina Nathaniel adalah perempuan yang pernah ditunangkan kepadamu
sejak kau dilahirkan. Itu adalah salah satu janji antara kakekmu dengan
kakek Sefrina.”
“Apa?”
“Ya. Kau punya tunangan sejak kecil. Tetapi karena
Sefrina tubuhnya lemah, dia dirawat di London dan bersekolah di sana
sejak kecil. Dia seumuran denganmu, tetapi karena sakitnya dia terlambat
bersekolah, mungkin karena itulah dia
24 Sweet Enemy
bisa setingkat dengan Keyna. Dan karena dia sejak kecil di London-lah, kau tidak pernah bertemu dengannya sebelum ini.”
“Kenapa mama tidak pernah bercerita kepadaku tentang pertunangan ini?”
“Karena hal itu sudah tidak penting lagi, sebab
ketika usiamu lima tahun setelah kejadian percobaan penculikan itu,
papamu membatalkan kesepakatan itu. Seperti mama bilang tadi, itu adalah
janji yang dibuat oleh kakekmu dengan kakek Sefrina, mama tidak tahu
alasan papamu membatalkannya, mungkin dia berpikiran kalau kesepakatan
itu tidak relevan lagi di jalan sekarang, papamu adalah orang yang
berpandangan modern… Kau bisa menanyakan alasan pastinya nanti kalau
beliau sudah pulang dari Eropa.”
Davin mengernyitkan keningnya makin dalam. Entah
kenapa dia merasa bukanlah suatu kebetulan Sefrina muncul di kehidupan
mereka dan menjadi sahabat Keyna.
♠♠♠
Keyna melangkah di balkon sambil menghirup udara
segar yang berhembus dari luar, rasanya dingin, menyejukkan dan
menyenangkan. Rasanya begitu damai berdiri di sini. Dipegangnya kalung
pemberian dari almarhum papanya dan tersenyum. Sang papa pasti senang
melihatnya diurus di sini. Keyna tidak pernah menyalahkan papanya karena
hidup miskin. Keyna tidak menyalahkan papanya karena kehilangan bakat
di jemarinya yang membuatnya terpuruk menjadi seorang buruh bangunan.
Mereka memang miskin, tetapi mereka bahagia, hidup dengan penuh cinta di
rumah mereka yang kecil tetapi hangat. Tidak perlu takut akan niat lain
di balik kebaikan orang- orang, karena mereka tidak punya apapun untuk
diincar. Kehidupan di masa itu biarpun sulit dan berkekurangan, tetapi
terasa menyenangkan karena kehangatan yang mereka miliki.
Suara alunan biola membuat Keyna teralih dari
lamunannya, suara itu terdengar dekat dari sini, dari ruang keluarga.
Alunannnya begitu indah, memainkan musik yang menyayat hati, terbawa
oleh hembusan angin merasuk hingga ke jiwa. Keyna berdiri dengan ragu di
ruang keluarga, lalu melangkah masuk. Ada seorang lelaki sedang
memainkan biola di tengah ruangan, lelaki yang tampan dan sepertinya
seumuran
Sweet Enemy 25
dengan Davin. Siapa lelaki ini? Lelaki
itu menyelesaikan alunan lagunya dengan nada pedih yang semakin pelan,
menyisakan kesesakan bagi yang mendengarkan, karena terbawa oleh
kesedihan nadanya. Lalu berhenti, menghela napas, dan menatap Keyna,
seolah baru menyadari kehadiran Keyna di sana.
“Hai.” lelaki itu meletakkan biolanya dengan anggun
di meja, lalu tersenyum lembut, “Kau pasti Keyna, kenalkan aku Jason,”
dia mengulurkan tangannya.
Dengan gugup Keyna membalas uluran tangan itu.
“Aku sudah lama melihatmu, bahkan sejak kau datang
pertama kali ke mansion ini, aku salah satu sahabat Davin,” senyum
lembutnya tidak pernah hilang dari wajahnya, “Tetapi baru sekarang aku
berkesempatan berbicara langsung denganmu.”
“Di sini kau rupanya. Aku sudah curiga kau tak tahan
untuk memainkan biola dari koleksi papa,” suara Davin menyela di pintu,
lelaki itu melangkah masuk, dan kemudian berdiri tertegun, mengernyit
kepada Keyna dan Jason yang berdiri berhadap-hadapan.
“Kenapa kau ada di sini Keyna?”
Jason tersenyum kepada Davin, “Dia mengikuti alunan
permainan biolaku dan masuk ke sini, ah, aku harus pergi.” Jason melirik
ke arah jam tangannya, “Terima kasih sudah meminjamiku biola itu
Davin,” sebelum keluar, Jason mengedipkan matanya kepada Keyna.
Setelah pintu itu tertutup Davin menatap Keyna dengan
tajam, “Jangan berhubungan dengan Jason, jangan melakukan kontak
dengannya, pokoknya jangan sampai kau berinteraksi dengannya.”
Keyna menatap Davin dengan bingung, “Kenapa?”
“Karena dia benci perempuan.” Davin menatap Keyna
dengan serius, “Dia dipanggil sebagai penghancur hati perempuan,
semuanya. Tidak peduli tua atau muda, bersuami atau lajang, semua akan
dihanyutkan dalam pesonanya untuk kemudian dihancurkan. Dia menyimpan
kebencian yang mendalam kepada ibu kandungnya yang meninggalkannya, lalu
26 Sweet Enemy
melampiaskannya kepada semua perempuan. Jangan pernah dekati dia atau kau akan menjadi korbannya.”
Keyna menghela napas, sedikit merinding mendengar
penjelasan Davin. Kalau memang benar deskripsi Davin tentang Jason, dia
pasti akan menghindarinya. Tetapi entah kenapa ada perasaan aneh ketika
dia melihat Jason tadi, perasaan aneh yang akrab, seolah-olah dia telah mengenal Jason sebelumnya.
♠♠♠
“Keadaan makin buruk ya.” Sefrina duduk di sebelah Keyna di kelas sambil menatap ke sekeliling, beberapa orang tampak langsung berbisik-bisik melihat Sefrina mendekati Keyna. Keyna menoleh ke arah Sefrina dan tersenyum sedih,
“Maafkan aku.”
“Tidak perlu minta maaf.” Sefrina terkekeh, “Pendapat orang-orang
yang picik dan dangkal sama sekali tidak mempengaruhiku. Aku senang
dengan yang kulakukan, lagipula aku dulu sama sepertimu, tidak punya
teman.”
Keyna menoleh ke arah Sefrina dan menatap dengan
tertarik, “Benarkah?” Mana mungkin orang secantik Sefrina dan tampak
jelas dari keluarga berkelas pula bisa merasakan tidak punya teman?
“Aku dulu sering sakit-sakitan dan
tinggal kelas. Pada akhirnya aku harus diam di dalam rumah dan menjalani
perawatan.” Mata Sefrian menerawang jauh, “Dan kemudian teman-temanku hanyalah para dokter dan perawat dan hilir mudik.”
“Kau sakit apa?”
“Bukan sakit yang penting.” Sefrina memalingkan muka
dan menatap buku di tangannya, “Sekarang aku sudah sembuh, dan aku
masih tidak suka membicarakannya.” lalu perempuan itu menatap Keyna
dengan mata bulatnya yang begitu bening,
“Maafkan ya.”
Keyna langsung luluh dan tersenyum pengertian pada Sefrina, “Tidak apa-apa. Yang penting sekarang kau sudah sembuh.”
“Ya. Aku senang bisa berteman denganmu Keyna.” jawab Sefrina, setengah berbisik.
Sweet Enemy 27
“Cinta terpendam adalah cinta yang paling sulit dipadamkan”
2
“Kau sedang apa?” Davin tiba-tiba saja muncul di dapur dan mendapati Keyna sedang memanaskan sesuatu dan mengaduk-ngaduknya di panci, lelaki itu tampak tertarik dan melangkah memasuki dapur, mendekat ke arah kompor, kemudian mengernyit, “Apa itu?”
Keyna menoleh dan menatap Davin dengan malu, dia tidak menyangka akan dipergoki Davin di dapur selarut ini.
“Ini biji vanilla yang direbus bersama susu putih cair.” “Untuk minuman?”
“Ya.” Keyna mengalihkan pandangan ke panci, airnya
belum mendidih tetapi sudah tampak makin menghangat, Keyna harus
mengaduknya karena kalau sampai airnya mendidih dan tidak diaduk busanya
akan naik dan tumpah dari panci, “Aku biasa meminumnya kalau sedang
tidak bisa tidur.”
“Kau bisa meminta pelayan membuatkannya untukmu.”
“Tidak.” Keyna bergumam, “Ini sudah jam sebelas malam, mereka semua sudah beristirahat, aku tidak mau merepotkan.”
“Keyna.” suara Davin berubah tajam, khas
dikeluarkannya ketika dia merasa jengkel kepada Keyna, “Para pelayan di
mansion ini dibayar untuk melayani majikannya. Dan kau adalah anggota
keluarga ini, salah satu majikan mereka.”
“Ya… Aku tahu… Hanya saja aku tidak ingin mengganggu orang-orang yang sudah beristirahat malam.”
Davin menggeleng-gelengkan kepalanya
atas sikap keras kepala Keyna. Dia melangkah, duduk di kursi kayu di
depan meja kayu besar yang ada di dapur itu. Susu itu sudah mengeluarkan
aroma harum yang khas, aroma wangi vanilla dan gurihnya susu menguar,
memenuhi ruangan.
28 Sweet Enemy
“Kau bilang tadi kau tidak bisa tidur? Kenapa?”
Kenapa Davin tidak pergi saja dan membiarkan Keyna
memasak susu vanilla hangatnya dengan tenang? Keyna membatin dalam hati.
Tetapi kemudian menghela napas dan menjawab.
“Hmmm.” Davin menaruh tanganya di meja, “Karena banyak masalah di kampus?”
“Kenapa kau bilang begitu?” Susu di panci sudah
mendidih dan Keyna mematikan kompor. Ketika akan menuang ke mug, dia
menyadari bahwa isinya cukup banyak. “Mau?” tanyanya menawarkan ke
Davin.
“Mau. Kebetulan aku juga sedang susah tidur.” lelaki
itu menjawab sambil tersenyum. Senyum tulus yang sangat jarang muncul di
wajahnya yang angkuh itu. “Karena aku mendengar selain si Sefrina itu,
tidak ada yang mau berteman denganmu.”
“Itu tidak masalah, aku kuliah bukan untuk berteman,
tetapi menyelesaikan pendidikanku sehingga aku bisa segera mencari
pekerjaan.” Keyna menuang susu vanilla itu ke dua mug, menyaring isinya
supaya biji vanilla tidak ikut masuk ke dalam mug. Satu untuknya dan
satu untuk Davin. Dia lalu meletakkan mug itu di depan Davin. Lelaki itu
langsung meraihnya dan menghirup aromanya, belum bisa mencicipinya
karena masih panas sekali.
“Duduklah.” Davin menatap Keyna tak terbantahkan,
meskipun sebenarnya Keyna sangat ingin kembali ke kamarnya sendirian,
dia akhirnya duduk di kursi kayu itu, di depan Davin.
“Dari kata-katamu, sepertinya kau ingin segera mencari pekerjaan.”
“Ya. Supaya aku bisa hidup mandiri dan tidak merepotkan
Nyonya Jonathan lagi.” Keyna tersenyum tipis, “Aku
tahu kalau mengganti seluruh biaya yang dikeluarkan Nyonya Jonathan
kepadaku tidak mungkin, tetapi setidaknya aku ingin membalas budi,
dengan uangku sendiri.”
“Tetapi kau bagian dari keluarga ini, menurutku.” Davin menatap Keyna dan bertanya-tanya, apakah Keyna tidak tahu
Sweet Enemy 29
bahwa ayah Keyna-lah yang menyelamatkan
Davin di waktu kecil? Mengorbankan tangannya, mengorbankan keahliannya,
dan mengorbankan masa depannya? Kalau memang benar Keyna tidak tahu,
bagaimana kalau Keyna tahu nantinya? Akankah dia membenci Davin? Karena
kalau Robert, ayah Keyna itu tidak menyelamatkan Davin, dia mungkin akan
menjadi pemain biola yang sangat tersohor dan Keyna pasti hidup layak,
tidak seperti yang dialaminya. “Lagipula sepertinya mama tidak
mengharapkan pengembalian darimu, dia cukup puas kalau kau mencapai
nilai tertinggi, seperti biasanya.”
Keyna tertawa pelan. “Ya. Aku akan berusaha untuk
poin nilai tertinggi itu.” Keyna mengamati Davin. Lelaki ini sungguh
tampan, sekaligus terasa jauh, tak tersentuh, Keyna bahkan kadangkala
merasa begitu canggung kepada lelaki itu, meskipun mereka tinggal
serumah dan Davin melaksanakan janjinya untuk tidak mengganggu Keyna.
“Ayahku dulu sering membuatkanku minuman ini di malam
hari sepulang kerja. Aku akan meminumnya kemudian tertidur nyenyak
dengan santai.” Keyna menyesap minumannya dan tersenyum kepada Davin.
Lelaki itu entah kenapa membalas senyumannya, lalu ikut meniup minuman
di mugnya untuk kemudian mencicipinya.
“Enak.” suara Davin berubah serak, “Aku rasa aku akan tidur nyenyak juga malam ini.”
“Kau sedang apa?”
30 Sweet Enemy
“Aku mau mencampur oreo ini dengan susu.”
Mata Davin menatapnya ngeri, “Apa? Nanti akan jadi
bubur biskuit kental yang menjijikkan.” gumamnya, mengamankan susu
hangatnya seolah takut Keyna juga akan menuang oreo itu ke minumannya.
Keyna melirik Davin dengan tatapan mencela, “Biskuit
ini tidak akan hancur menjadi bubur, dia akan menjadi remahan keras
yang memberikan cita rasa khas. Kau belum mencobanya, ini enak. Aku
selalu minum oreo milkshake setiap pagi di cafe langgananku.”
“Di mana?” Davin langsung bertanya dan tertarik. Dia tidak pernah tahu bagaimana kegiatan Keyna sehari-hari, yang dia tahu Keyna selalu berangkat kuliah lalu pulang ke mansion, informasi ini membuatnya ingin tahu.
“Di Garden Cafe, sebuah cafe dengan nuansa hijau dan taman dengan dinding-dinding kaca yang indah.” mata Keyna berbinar, “Dan oreo milkshake yang paling enak di dunia.”
Davin terkekeh, “Sepertinya aku harus mencobanya kapan-kapan.” lelaki itu lalu melirik ragu ke arah Keyna yang sekarang memecah oreo itu menjadi serpihan-serpihan
dan menaburkannya ke dalam gelas susunya. Setelah semua oreo hancur dan
tertuang di dalam gelas susunya, Keyna mengambil sendok dan mengaduknya
sehingga titik-titik gelap muncul dari susu yang semula putih itu, menimbulkan warna keabuan.
“Kau benar-benar akan meminumnya?” Davin menatap Keyna dengan pandangan tak percaya.
Keyna tertawa, lalu meneguk susu oreo itu dengan
nikmatnya, kemudian menatap Davin mengejek, “Ini adalah minuman yang
sangat lezat.”
“Benarkah?” tanpa diduga, Davin mengambil gelas itu
dari tangan Keyna dan meneguknya. Sementara itu Keyna tertegun dengan
perbuatan Davin. Lelaki itu meneguk dari gelas yang sama dengannya,
sebuah bentuk keintiman yang tidak disangkanya.
Keyna masih tertegun ketika Davin meletakkan gelas di itu di depannya, tersenyum misterius.
“Kau benar, ternyata enak.”
Sweet Enemy 31
Keyna masih melirik gelas itu, susunya masih setengah…
Tapi ada bekas bibir Davin di sana. Apakah dia boleh meminum dari gelas itu? Kalau-kalau nanti mereka minum di tepi gelas yang sama… Bukankah sama saja mereka sudah berciuman secara tidak langsung?
Pipi Keyna memerah dengan pikiran itu, membuatnya
salah tingkah. Sementara Davin tampaknya tidak peduli, dia menatap Keyna
dan mengerutkan keningnya.
“Kenapa diam? Ada apa?”
Keyna langsung menggelengkan kepalanya, dan meraih gelas susu itu dalam genggamannya, “Eh tidak ada apa-apa.”
Davin mengedipkan sebelah matanya, “Kapan-kapan
ajak aku ke Garden Cafe itu, aku ingin tahu seperti apa minuman paling
lezat di dunia menurut versimu.” gumamnya menggoda, lalu berdiri dan
melangkah pergi meninggalkan Keyna di dapur.
♠♠♠
Davin memarkir mobilnya di pelataran kampus.
Kedatangannya di kampus Keyna ternyata memang mencolok. Beberapa orang
tampak berkerumun dan mulai menatapnya dengan tertarik. Beberapa
perempuan tampak tak malu-malu melemparkan tatapan mata
memuja. Davin sudah terbiasa menerima tatapan semacam itu, dari tatapan
kagum, tatapan iri, tatapan memuja dan banyak lain jenisnya. Dia sudah
belajar untuk tidak mempedulikannya. Dengan tenang dia melangkah melalui
pintu kaca besar di gedung kampus itu dan melangkah menuju hall
depannya. Kedatangannya rupanya sudah menyebar dengan cepat, karena
salah satu petinggi kampus tampak turun dari tangga dan menyambutnya.
Pengaruh mama Devin memang besar di kampus ini. Karena mama Devin adalah
pemilik kampus swasta paling megah di kota ini. Meskipun itu tak
menghentikan mereka membenci anak angkat mama. Batin Davin, mencibir
dalam hati.
“Tuan Davin, kenapa anda tidak mengabarkan kedatangan anda sebelumnya?” petinggi kampus itu menyambutnya dan menyalaminya.
Davin menyambut uluran tangan itu dan tersenyum, “Saya bukan dalam kunjungan resmi menemani mama saya.
32 Sweet Enemy
Saya hanya kebetulan lewat dan sekalian mampir untuk menjemput adik saya.”
“Adik anda?” petinggi kampus itu mengerutkan keningnya, “Maksud anda, Keyna?”
“Yah. Siapa lagi.” Davin melirik beberapa orang yang
tampak begitu tertarik, menguping percakapannya dengan sang petinggi
kampus ini. “Terima kasih atas sambutan anda, sekarang saya akan mencari
adik saya dulu.”
“Eh… Apakah anda ingin duduk dan masuk di ruang tamu atas dulu, tuan Davin?”
“Tidak. Mungkin lain kali.” Davin menganggukkan
kepalanya dan melangkah meninggalkan petinggi kampus itu. Dia menelusuri
koridor demi koridor berlantai marmer itu dengan tenang. Seluruh bagian
dari kampus ini sudah sangat dihafalnya, karena dulu dia juga
bersekolah di sini sebelum melanjutkan magisternya di England. Dia
melangkah menuju kelas Keyna, seharusnya, kalau Keyna belum pulang, dia
ada di sana. Davin rupanya tidak salah. Dia menemukan Keyna sedang duduk
di salah satu sudut kelas, sendirian dan membaca buku yang tampaknya
sangat menarik baginya karena dia seperti larut di dalamnya, tak peduli
dengan dunia luar. Rupanya perkuliahan sudah selesai dan sekarang para
mahasiswa sedang berdiskusi santai sebelum pulang. Davin melangkah
mendekat dan begitu orang-orang menyadari dia datang, suasana langsung berubah. Semua menatap ke arahnya, tetapi Davin tidak peduli.
“Keyna.” panggilnya lembut.
Keyna yang sedang menunduk mengangkat kepalanya,
menatap ke arah Davin, lalu matanya membelalak, kaget. “Kenapa kau di
sini?” suaranya setengah berbisik, setengah tercekik.
“Menjemputmu. Aku kebetulan lewat.”
Keyna menoleh ke arah sekeliling. Davin benar-benar membuktikan kata-katanya. Dengan kedatangannya ke sini, terang-terangan menjemput Keyna, dia benar-benar ingin menunjukkan bahwa Keyna adalah bagian dari keluarga Jonathan yang harus dihormati, Davin terang-terangan menunjukkan bahwa Keyna harus diperlakukan sama seperti
Sweet Enemy 33
ketika mereka semua menghormati keluarga Jonathan. Semua orang memandang ke arah mereka. Dan ketika Keyna menatap orang-orang
itu, semuanya mengalihkan pandangan. Tidak berani balas menatap. Well,
ternyata kehadiran Davin cukup mengintimidasi di sini. “Aku tidak perlu
kau melakukan ini semua.” Keyna berbisik lirih, yang hanya bisa didengar
oleh Davin saja.
Hal itu membuat Davin terkekeh, “Aku cuma datang menjemputmu Keyna, jangan berpikiran terlalu rumit. Ayo kemasi barang-barangmu, ikut aku.”
Ketika itulah Keyna menatap kedatangan Sefrina dari
pintu kelas. Tadi Sefrina bilang mau ke kamar kecil, dia mengajak Keyna
untuk mampir ke toko roti di dekat kampus sebelum pulang dan Keyna sudah
bilang iya. Jadi dia tidak mungkin mengikuti Davin pulang begitu saja,
“Sefrina.” Keyna memanggil Sefrina yang tampak ragu
melangkah ketika menyadari sosok Davin yang berdiri menghadap Keyna,
membelakangi Sefrina.
Davin yang menyadari nama Sefrina disebut langsung
menoleh, penuh ingin tahu. Kata mamanya, Sefrina adalah mantan
tunangannya. Dan sejauh yang diketahui Davin, kedatangan Sefrina kemari,
meninggalkan London, kota yang bisa dikatakan merupakan tempat dia
menghabiskan sebagian besar hidupnya masih misterius. Belum lagi
alasannya mendekati Keyna yang masih dipertanyakan. Yang berdiri di
depan Davin adalah seorang perempuan yang cantik. Dengan tubuh mungil
yang tampak rapuh dan rambut panjang menjuntai. Sefrina tampak seperti
peri yang sangat cantik. Aku mungkin harus memprotes mama karena
membatalkan pertunangan itu, Davin bergumam dalam hati, tetapi kemudian
menatap Keyna dan senyumnya semakin dalam, tetapi bagaimanapun juga
Keyna terasa lebih menarik, entah kenapa. Mungkin karena mereka berasal
dari latar belakang berbeda, sehingga Davin merasa akan terus menemukan hal-hal baru jika bersama Keyna. Davin lalu mengalihkan pandangannya kembali kepada Sefrina.
34 Sweet Enemy
“Hai, aku sering mendengar namamu dari Keyna.” Davin bersikap ramah, seolah-olah tak tahu kalau Sefrina adalah mantan tunangannya.
Sefrina mengamati wajah Davin lama, sebelum kemudian tersadar dan menjabat uluran tangan Davin, “Aku Sefrina.”
“Terima kasih sudah mau berteman akrab dengan adikku.
Keadaan sulit baginya di sini, dan aku senang dia bisa menemukan teman
yang bisa mendukungnya.”
Sefrina tertawa, “Aku cuma mengikuti kata hatiku, dan tidak peduli dengan pemikiran dangkal orang-orang. Keyna sungguh teman yang baik.”
Keyna yang masih duduk di kursi kelasnya mengamati kedua orang di depannya itu. Mereka tampak sangat cocok ketika berhadap-hadapan seperti itu. Tampan dan cantik, dan berkelas, dan sudah pasti sama-sama dari keluarga kaya. Kalau mereka berpasangan pasti akan menjadi pasangan yang membuat iri orang-orang yang memandangnya saking cocoknya.
“Keyna. Ayo kita pulang.”
“Eh…” Keyna tersadar dari lamunannya. “Tapi aku sudah berjanji kepada Sefrina untuk menemani ke toko roti…”
“Lain kali saja Keyna, kasihan Davin sudah susah-susah menjemputmu kemari.” Sefrina tersenyum manis, “Lagipula kita kan bertemu lagi besok, kita bisa kesana sepulang kuliah besok.”
“Oh. Oke. Maafkan aku Sefrina.” Keyna beranjak dari duduknya dan memasukkan buku-bukunya ke dalam tas. “Aku tidak sabar menanti besok.” Dia membiarkan Davin dengan gentle meraih tasnya dan membawakan tasnya.
“Aku juga tidak sabar.” Sefrina melambai, masih dalam senyum manisnya.
Keyna lalu melangkah mengikuti Davin. Meninggalkan Sefrina yang berdiri diam, mengamati mereka berdua sampai menghilang.
♠♠♠
Malam itu hujan turun dengan lebatnya. Tak terkira,
diiringi suara angin dan hujan. Sementara Keyna berbaring diranjangnya
gemetaran. Mencoba menutupi seluruh tubuhnya
Sweet Enemy 35
dari ujung kaki sampai dengan kepala dengan selimut.
Tetapi setiap suara guntur menggelegar dia terlonjak kaget lalu meringis
ketakutan. Tidak ada yang tahu selain ayahnya. Tetapi Keyna memang
takut dengan guntur. Dulu sewaktu kecil kalau mendengar suara guntur,
Keyna akan menangis meraung-raung. Dan ayahnya akan
memasukkannya ke dalam selimut bersamanya. Ketika Keyna beranjak dewasa
pun sama saja, dia akan mengetuk pintu kamar ayahnya dan minta izin
untuk bersembunyi di balik selimutnya sampai badai guntur di luar reda.
Ayahnya adalah satu-satunya tempat Keyna bergantung. Guntur berbunyi lagi, kali ini demikian kerasnya sampai membuat kaca-kaca
dan kusen jendela bergetar menimbulkan bunyi yang tak kalah kerasnya.
Keyna berusaha menahan ketakutannya, sambil menyusut air matanya. Ayah…
Ayahnya. Di saat seperti ini dia merasa amat sangat merindukan ayahnya,
dan berharap ayahnya masih hidup.
“Keyna?” Davin tidak menolak pelukan Keyna. Dia balas
memeluk perempuan kecil itu, berusaha menenangkan tubuh kecil yang
gemetaran tenggelam di pelukannya. Ketika petir menggelegar lagi dan
Keyna berjingkat kaget lalu makin erat memeluknya, Davin tahu, Keyna
takut pada suara petir. “Sttt…”
36 Sweet Enemy
dia berbisik lirih, berusaha menenangkan Keyna.
Perempuan ini memeluknya begitu erat sampai membuatnya susah bernafas,
dan Keyna pasti melakukannya tanpa sadar. Davin tersenyum, kalau Keyna
sadar, dia pasti tidak akan mau memeluknya seperti ini. Tiba-tiba
Davin teringat, lalu tersenyum penuh syukur, untunglah hujan deras
waktu itu, ketika dia menemukan Keyna setelah terusir dari mansion,
hujan deras waktu itu tidak dihiasi oleh petir yang menggelegar seperti
ini. Kalau tidak mungkin Keyna sudah melemparkan dirinya ke pelukan
siapapun yang dia temukan, Davin tersenyum kecut. “Sttttt… Tenanglah
sayang, jangan takut. Ada aku di sini. Lampu akan menyala sebentar lagi.
Ayo akan kutemani kau sampai tertidur.”
Seluruh tubuh Keyna bergetar ketika Davin
mengangkatnya seolah dia sangat ringan, lalu meletakkannya di ranjang,
Davin duduk di tepi ranjang dan menyelimuti Keyna.
“Tidurlah, aku akan ada di sini menemanimu.”
Keyna mengangguk, dan memejamkan matanya. Petir menyambar-nyambar
di luar dan suara guntur menggelegar, tetapi kehadiran Davin rupanya
membuat Keyna lebih tenang. Perempuan itu masih mencengkeram jemari
Davin seolah takut di tinggalkan. Dan kemudian lampu menyala kembali,
memenuhi kamar dengan nuansa kuning lampu tidur yang temaram. Hujan
mulai reda pada akhirnya, lama kemudian, meskipun aliran airnya masih
tercurah ke bumi.
Keyna tampaknya sudah di ambang tidurnya, dia menatap
Davin dengan mata setengah terpejam dan tersenyum. “Terima kasih,
Davin.” gumamnya pelan sebelum larut di dalam tidurnya. Davin hanya
menatap Keyna yang sudah terlelap itu. Dia lalu hendak melangkah
berdiri, tapi tangan mungil Keyna ternyata masih menggenggam tangannya
begitu erat. Lelaki itu lalu duduk lagi dan termenung di atas ranjang,
kembali menatap wajah Keyna dalam-dalam
Sweet Enemy 37
“Mimpi adalah manifestasi dari kenangan yang terlupakan di masa lalu.”
3
Tidurnya begitu lelap. Davin menggumam dalam hati.
Duduk di tepi ranjang dan mengamati Keyna. Dan dia nampak begitu polos,
seperti anak kecil. Lelaki itu lalu mengangkat alisnya dan mengalihkan
pandangannya ke bagian bawah tubuhnya dengan kesal.
Kalau memang baginya Keyna seperti anak kecil, kenapa dia bisa terangsang seperti ini?
Davin menatap Keyna lagi dan menggeram kesal. Kesal
pada dirinya sendiri. Terlalu berbahaya berada di sini. Dia takut lupa
diri dan menyerang Keyna dalam tidurnya. Lalu menyesalinya. Dengan hati-hati,
dilepaskannya pegangan jemari Keyna di jemarinya, dan berdiri dari
ranjang. Dia lalu membungkuk untuk menyelimuti Keyna. Wajah Keyna begitu
dekat dengannya, napasnya berembus ringan dan teratur. Dan Davin tidak
dapat menahan diri. Dikecupnya bibir Keyna lembut. Sebelum kemudian
melangkah pergi, meninggalkan kamar itu, meninggalkan Keyna yang masih
tertidur pulas.
♠♠♠
Pagi harinya Keyna terbangun dengan kepala pening.
Hujan sudah reda, tetapi masih menyisakan rintikannya yang membuat pagi
hari ini gelap dan berkabut.
Setidaknya sudah tidak ada guntur...
Keyna terduduk dan menyadari selimutnya melorot ke
pinggang. Dia meraih selimut itu dan menaikkannya lagi ke dadanya karena
hawa dingin langsung menyengatnya. Selimut itu tadinya terpasang rapi
di tubuhnya. Siapa yang telah menyelimutinya ketika tidur.Ingatan Keyna
berputar, dan kemudian pipinya langsung terasa panas ketika mengingat
kejadian kemarin malam, ketika dia menghambur ke dalam pelukan Davin
tanpa malu.
38 Sweet Enemy
Oh ya ampun! Dengan begitu
saja dia memeluk Davin Jonathan yang sangat angkuh dan terkenal galak
itu - meski sekarang Davin tidak pernah bersikap buruk padanya, tetap
saja image itu melekat pada pembawaannya - Dan anehnya, Davin tidak
menolaknya. Dia sangat ingat bahwa Davin membalas pelukannya,
menenangkannya, membawanya kembali ke ranjang dengan lembut dan
menemaninya sampai dia tertidur…
Kenapa Davin begitu baik kepadanya?
♠♠♠
“Kau takut dengan petir?” Sefrina menatap Keyna
sambil tersenyum geli, dia lalu menyesap cangkir cokelatnya berusaha
menyembunyikan tawanya, “Keyna, hanya anak kecil yang takut dengan
petir.”
“Yah, aku sebenarnya malu dengan ketakutan tidak
wajarku itu.” Keyna tersenyum sambil menatap perempuan cantik di
depannya. Oh astaga, Sefrina memang benar-benar cantik.
Kulitnya memang agak pucat, tetapi Sefrina pernah cerita bahwa dia
menderita sakit yang lama sehingga harus terus di dalam rumah.
“Sepertinya aku punya trauma masa lalu di waktu kecil.”
“Trauma apa?” Sefrina menyipitkan matanya dan
meletakkan cangkirnya di meja. Mereka berdua sedang duduk di Garden Cafe
pagi itu, kebetulan dosen memundurkan waktu kuliah agak siang karena
ada acara wisuda, jadi sambil menunggu jam kuliah, Keyna mengajak
Sefrina ke Garden Cafe yang biasa dia kunjungi setiap pagi… Sefrina
ternyata penggemar kopi, katanya kopi bisa membuatnya lebih segar
menghadapi hari.
“Entahlah…” Keyna berusaha mengingat-ingat, “Aku dulu sering bermimpi. Hujan badai, petir, dan teriakan-teriakan
keras… Aku bersembunyi di lemari ketakutan…” Keyna menarik napas karena
usahanya mengingat itu membuat kepalanya sakit, “Aku tidak tahu apakah
itu mimpi atau kenyataan. yang pasti aku selalu mengasosiasikan hujan
petir dengan rasa takut yang amat sangat.”
“Mungkin kau harus mencoba hipnotis untuk mengembalikan ingatanmu.”
Sweet Enemy 39
“Apa?”
Sefrina terkekeh, “Aku pernah melihatnya di film,
ada seseorang yang begitu takut akan darah, dia lupa kenapa, sesuatu
terjadi di masa kecilnya tetapi dia tidak bisa mengingatnya, seolah-olah
otaknya membentengi ingatan itu dan hanya menyisakan trauma. Dia datang
ke ahli hipnotis dan alam bawah sadarnya dibimbing untuk mengingat
semuanya. dan hasilnya mengejutkan.” Sefrina tersenyum misterius,
“Mungkin kau harus mencobanya.”
“Mencoba menonton film itu? Atau mencoba datang ke ahli hipnotis?”
Sefrina tertawa lagi, “Dasar. Tentu saja ke ahli
hipnotis, siapa tahu kau seperti tokoh di film itu, otakmu memblok
ingatanmu, dan kau punya hal mengejutkan yang kau lupakan.”
“Oh ya, mungkin aku harus mencobanya. Setidaknya aku
tidak harus menahan malu lagi kalau bertemu dengan Davin nanti.” tatapan
Keyna menerawang dan pipinya memanas lagi mengingat kejadian semalam.
“Kenapa harus menahan malu kepada Davin?”
“Karena semalam aku melemparkan diri ke dalam
pelukannya karena ketakutan.” Keyna mengusap pipinya, berusaha
menghilangkan rasa panas di sana. “Tetapi setidaknya Davin berlaku baik
padaku, dia menenangkanku dan menjagaku sampai aku tertidur. Mungkin itu
ya rasanya memiliki seorang kakak lelaki.”
Ekspresi wajah Sefrina tak terbaca. Tetapi kemudian dia tersenyum lembut.“Iya Keyna, beruntung sekali dirimu.”
Pipi Keyna memerah, dia berusaha memusatkan
pandangannya kepada oreo milkshake yang sangat menggiurkan di depannya,
mencoba menghilangkan bayangkan bahwa dia memeluk Davin erat-erat.
“Aku memang sangat beruntung, karena keluarga
Jonathan mau menanggungku dan memperlakukanku dengan baik.” Keyna menghela napas, “Karena itu aku akan berusaha sebaik-baiknya supaya tidak mengecewakan mereka.”
♠♠♠
40 Sweet Enemy
Keyna berjalan sendirian di trotoar, tadi Sefrina
sudah dijemput supir pribadinya dan mengajak Keyna menumpang mobilnya,
tetapi Keyna menolak karena sebelum pulang dia ingin mengunjungi toko
buku tua di sudut kota. Sekarang setelah berhasil membawa beberapa buku
hasil buruannya, dia ingin segera pulang karena tanpa disadarinya, waktu
sudah beranjak sore. Mama Davin, Nyonya Jonathan menyediakan supir dan
mobil untuk mengantar jemput Keyna, tetapi Keyna menolak fasilitas itu
dengan halus, selama ini Keyna selalu menggunakan bus untuk pulang dan
dilanjutkan dengan jalan kaki. Keyna ingin segera sampai ke halte bus,
dia tidak ingin ketinggalan bus, karena kalau sampai terlambat, dia
harus menunggu bus berikutnya dua jam lagi. Itu berarti dia harus
menunggu di halte sendirian sampai malam.
Apakah ini penculikan? Mobil itu mirip mobil mafia-mafia
di film. Kadang Keyna kesal dengan imaginasinya sendiri yang membuatnya
ketakutan. Lalu kaca mobil itu terbuka sebelum Keyna sempat panik lebih
jauh. Yang ada di balik kemudi adalah Jason. Lelaki yang memainkan
biola waktu itu. Keyna tak akan pernah lupa wajahnya. Langkahnya
langsung terhenti.
Jason ikut mematikan mobilnya dan tersenyum lembut, “Aku pikir aku tadi salah orang, ternyata kau benar-benar Keyna. Kenapa kau berjalan sendirian di sini Keyna?”
“Aku… Eh… Aku sedang menuju halte bus.”
“Menuju halte bus? Memangnya tidak ada mobil dan
supir yang menjemputmu?” Jason mengerutkan kening, tampak tidak suka
dengan ide Keyna berjalan sendirian dan pulang dengan naik bus.
Keyna tersenyum, “Bukan Jason, bukannya tidak ada,
mama Jonathan menyediakannya untukku, tetapi aku menolaknya… Kupikir
terlalu berlebihan kalau harus diantar jemput setiap hari.”
Sweet Enemy 41
Jason mengangkat alisnya, “Tidak terlalu berlebihan,
apalagi untuk seseorang yang sudah menjadi bagian dari keluarga
Jonathan. Sangat berbahaya berjalan sendirian, karena banyak orang
dengan pikiran negatif yang bisa saja memutuskan menculikmu demi uang.”
Jason mengangkat bahunya, “Yah, siapa tahu. Banyak
orang putus asa dan nekad di dunia ini.” lelaki itu membuka pintu
mobilnya, “Ayo, aku akan mengantarmu pulang.”
Sejenak Keyna berdiri ragu. Dia teringat akan kata-kata Davin kemarin kepadanya, kalau dia harus berhati-hati
dan jangan terlalu dekat kepada Jason, karena Jason adalah penghancur
hati perempuan dan membenci perempuan. Tetapi dilihat dari manapun, dia
pasti bukanlah tipe yang diincar oleh lelaki sekelas Jason, jadi tidak
mungkin dia dijadikan target oleh lelaki itu. Lagipula Jason tampak baik
dan tulus kepadanya, tidak apa-apa mungkin kalau dia ikut lelaki itu.
Setelah menghela nafas ragu untuk terakhir kalinya. Keyna melangkah masuk ke mobil Jason.
♠♠♠
“Kau duduk dengan begitu tegang. Tenanglah Keyna, aku
tidak akan memakanmu.” Jason akhirnya bergumam dengan geli setelah
beberapa lama mereka berdua dalam keheningan.
Keyna merasa begitu malu, apakah ketegangannya
sangat terbaca? Dia dipenuhi kekhawatiran akibat peringatan Davin
kemarin, padahal Jason sepertinya benar-benar berniat baik kepadanya.
“Maafkan aku,” gumam Keyna pelan, mengalihkan
pandangannya ke arah jendela luar. Langit malam sudah makin menggelap,
dan kemacetan di jalan raya membuatnya semakin terlambat pulang.
Ponselnya mati karena kehabisan baterai dan dia tidak bisa menghubungi
mansion. Tetapi sepertinya mansion juga tidak akan menunggunya pulang.
Nyonya Jonathan sedang berada di luar negeri dan Keyna yakin Davin
sedang sibuk
42 Sweet Enemy
dengan urusannya sendiri sehingga tidak memikirkan kepulangan Keyna.
“Aku mengerti kok. Suasana memang terasa canggung
karena kita belum begitu kenal,” Jason terkekeh, “Dan mungkin kau
mendengar tentang reputasi jelekku. Reputasiku memang jelek kepada
beberapa perempuan, tetapi sepertinya berlebihan kalau aku dikatakan
suka membuat patah hati perempuan. Aku menjalin hubungan dengan beberapa
perempuan dan tidak berhasil. Itu saja.” perkataan Jason itu seolah
menjawab semua pertanyaan yang ada di benak Keyna, meskipun Keyna
bertanya- tanya dalam hatinya, Jason sahabat Davin bukan? Kalau begitu
kenapa Davin memperingatkannya tentang Jason? Bukankah para sahabat
biasanya saling mendukung?
“Aku tidak mempertanyakan reputasimu.” Keyna bergumam
pelan, “Aku juga tidak takut kepadamu. Aku hanya cemas karena pulang
terlambat.”
“Pulang terlambat bersamaku.” Jason tertawa geli, “Mari kita lihat bagaimana reaksi Davin.”
Davin tidak akan peduli, gumam Keyna dalam hati. Lagipula kenapa Davin harus peduli?
♠♠♠
Sepertinya Davin memang peduli. Itu yang ada di benak
Keyna ketika melangkah turun dari mobil Jason dan menemukan Davin
bersandar di pilar teras mansion itu. Gaya tubuhnya tampak santai,
tetapi tidak bisa menipu. Tatapannya terasa membakar.
Lelaki itu marah. Batin Keyna dalam hati.
“Darimana saja kau Keyna?” suara Davin berdesis lirih. “Dan kenapa ponselmu mati?”
Keyna menatap Davin penuh rasa bersalah, lelaki itu
memperlakukannya seperti ayah memarahi anaknya yang masih kecil. Keyna
bukan anak kecil lagi bukan? Seharusnya Davin tidak memperlakukannya
seperti itu.
“Aku… Tadi pulang kuliah aku bersama Sefrina, lalu
aku mampir ke toko buku di sudut kota sampai lupa waktu… Aku… Aku
terlambat pulang jadi…”
Sweet Enemy 43
“Dan bagaimana kau bisa pulang bersama Jason?” Davin
mengangkat alisnya mengamati Jason yang menyusul dengan tanpa rasa
bersalah di belakang Keyna.
“Eh… Aku bertemu Jason di…”
“Sudahlah Davin. Keyna tidak harus diintimidasi
seperti itu. Tadi aku kebetulan berpapasan di jalan dengannya, jadi aku
menawarkan untuk mengantarnya pulang karena hari sudah malam. Itu saja.”
Tatapan Davin tampak tajam kepada Jason, “Di antara sejuta kesempatan setiap detiknya, dan kau kebetulan bertemu Keyna?”
Jason mengangkat bahunya, “Mau bagaimana lagi? memang begitu kejadiannya. Ya kan Keyna?”
Keyna menatap Davin dan Jason berganti-ganti dengan gugup, lalu menganggukkan kepalanya. “Ya… Memang begitu kejadiannya.”
Davin menghela napas kesal, “Lain kali kalau kau pulang terlambat, telepon aku. Mengerti?”
Keyna sebenarnya ingin membantah. Davin tampak begitu
arogan dan memaksakan kehendaknya, dan Keyna tidak suka diperlakukan
seperti itu. Tetapi kemudian dia mengurungkan niatnya. Lelaki di
depannya ini tampak begitu marah, entah kenapa. Seakan-akan sudah siap meledak kalau dipancing. Keyna pikir lebih baik dia diam dan membiarkan Davin mereda dengan sendirinya.
“Mengerti, Keyna?”
“Mengerti Davin.” jawab Keyna datar kemudian setengah
terpaksa. Davin tentu saja mengetahui nada terpaksa itu, tetapi dia
tidak mempedulikannya. Lelaki itu melemparkan tatapan memperingatkan
kepada Jason yang hanya tersenyum datar dan melangkah pergi keruangan
santai tempat biasanya dia duduk kalau sedang datang ke rumah ini.
Setelah Jason menghilang, Davin menatap Keyna memperingatkan.“Bukankah aku sudah memperingatkanmu supaya menjauhi Jason?”
“Aku tidak pernah berusaha mendekati Jason, kami bertemu dan dia mengantarku pulang. Kenapa kau membesar-
44 Sweet Enemy
besarkan masalah ini Davin?” gumam Keyna agak keras,
lalu menatap Davin marah, “Ah. Sudahlah.” Keyna membalikkan tubuhnya
dan meninggalkan Davin yang tercenung sambil menatap punggung Keyna.
Davin sendiri tidak bisa menjawab pertanyaan Keyna. Kenapa melihat Jason mengantarkan Keyna pulang terasa sangat mengganggunya?
Sambil menghela napas panjang, dia melangkah ke ruangan santai menyusul Jason.
♠♠♠
“Jangan dia Jason.” Davin membanting tubuhnya di sofa
dan menyesap minuman di gelas kristal bening yang dipegangnya, dia
tampak begitu frustrasi.
Jason yang sedari tadi duduk sambil membaca buku di sofa seberangnya mengangkat kepalanya. “Apa?”
“Jangan. Jangan Keyna.”
Jason terkekeh dan meletakkan buku di tangannya, lalu
menyandarkan tubuhnya di sofa, “Apa yang membuatmu berpikir kalau aku
sedang mengincarnya?”
“Tatapanmu. Kau tidak melepaskannya dari pandanganmu.”
Jason mengusap rambutnya pelan dan menatap Davin penuh spekulasi, “Lalu kenapa kau melarangku?”
“Karena,” Davin menghela nafasnya frustrasi. “Karena aku sudah berjanji akan menjaganya. Dia adalah satu-satunya gadis yang tak akan kubiarkan untuk kau hancurkan.”
“Kalau aku tidak mempedulikan peringatanmu?” nada
suara Jason tampak tenang dan tidak terpengaruh oleh tatapan Davin yang
menajam, seolah ingin membunuhnya.
“Maka kau akan berhadapan denganku.”
Jason tertawa dan menggeleng-gelengkan
kepalanya. “Kenapa kau ini Davin, sebelumnya kau tidak peduli dengan
sepak terjangku dengan siapapun. Dan tentang Keyna, dulu kau membencinya
dan ingin mengusirnya. Lalu tiba-tiba saja kau membawanya kembali ke rumah ini dan bertingkah seperti malaikat penjaganya.”
Sweet Enemy 45
“Sebenarnya itu bukan urusanmu.”
“Ah ya.” Jason tersenyum santai, “Itu memang bukan
urusanku… Tetapi setidaknya bisa menjadi pertimbanganku untuk tidak
mengincar Keyna.”
“Dia bukan tipemu.”
“Aku tidak punya tipe khusus. Kau sudah berteman denganku sejak lama, kau pasti tahu kalau aku tidak pilih-pilih.”
Davin mengacak rambutnya kesal, “Kau sahabatku. Dan
aku tidak suka harus bertentangan denganmu. Tetapi Keyna adalah
pengecualian. Kau tidak boleh mengganggunya, kau dengar itu? Dan kalau
kau bertanya-tanya kenapa, itu adalah karena aku punya hutang yang sangat besar kepadanya.”
“Hutang?” Jason mengerutkan keningnya, ekspresinya
tidak lagi bercanda. “Bagaimana mungkin seorang Davin Jonathan mempunya
hutang kepada gadis biasa seperti Keyna?”
“Bukan hutang uang. Aku berhutang nyawa kepada Keyna, ah bukan… Kepada ayah Keyna.”
“Apa maksudmu?”
“Kau seorang pemain biola profesional, mungkin kau
pernah mendengar namanya, Robert Samuel? Itu nama panggungnya dulu kalau
tidak salah.”
Jason mengetuk-ngetukkan jemarinya, tampak berfikir. “Ah, ya… Aku ingat… Robert Samuel adalah pemain biola yang sangat hebat dulu. Guru-guru
musik kami menyebutnya jenius. Terakhir dia menerima tawaran yang
sangat menarik di Austria. Tetapi entah kenapa ternyata dia batal
mengambil tawaran itu lalu menghilang begitu saja. Sejak itu dia tak
pernah muncul seolah-olah ditelan bumi.” Jason terkekeh, “Guru biolaku adalah salah satu penggemarnya, dia selalu mengulang-ngulang
kisah tentang Robert Samuel yang jenius dan betapa sayangnya karena dia
menghilang. Sebuah kehilangan besar di dunia musik klasik, katanya.”
“Dia menghilang karena dia tidak bisa bermain biola lagi.”
“Apa? Kenapa kabar itu tidak pernah terdengar?” Jason menatap Davin tajam, “Dan darimana kau tahu?”
46 Sweet Enemy
“Karena aku yang menyebabkan dia tidak bisa bermain
biola lagi. Lelaki itu menyelamatkanku dari penculikan waktu aku masih
kecil, dan melukai tangannya. Luka itu mengenai saraf pentingnya dan dia
tidak bisa bermain biola lagi.” Davin mengatupkan kedua jemarinya di
bawah dagu, “Dan dia mempunyai seorang puteri.”
Jason mengamati ekspresi Davin lalu wajahnya memucat ketika menemukan kebenaran di depannya.
“Keyna…? Apakah maksudmu, putri dari Robert Samuel adalah Keyna?”
“Ya.” Davin mendesah, “Orangtuaku berusaha mencari-
cari Robert, dan mereka menemukannya memiliki seorang putri, hidup dalam
kemiskinan. Putri dari Robert Samuel adalah
Keyna.” Davin menatap Jason letih, “Sekarang kau tahu kenapa aku harus menjaga Keyna.”
Jason menatap Davin dalam-dalam, “Dan apakah Keyna tahu kisah ini?”
“Tidak.” Davin mengangkat bahu. “Aku tidak ingin dia tahu. Mama sudah ingin memberitahu Keyna, tetapi aku melarangnya.”
“Kenapa?”
Karena dia pasti akan langsung membenciku. Itulah
yang dipikirkan Davin pertama kali. Tetapi dia menatap Jason dengan
pandangan tanpa ekspresi.
“Karena aku ingin menjaga supaya hubungan kami tetap
seperti ini. Aku akan menjaganya dengan sepantasnya. Kau tahu, bisa saja
begitu Keyna mengetahui bahwa kami mempunyai hutang budi kepadanya. Dia
akan meminta lebih dan memanfaatkan kekayaan kami. Yah, aku tidak
menuduh Keyna mata duitan. Tetapi hati orang siapa yang tahu?” Davin
merasa mulutnya pahit mengucapkan kebohongan dan penghinaan kepada
Keyna. Tetapi di tahannya perasaannya. Jason tidak boleh tahu kalau
Davin sangat takut dibenci oleh Keyna.
Jason menghela napas, lalu menyandarkan tubuhnya ke
sofa. “Well, tidak kupungkiri, kisahmu ini sangat mengejutkan.” dia
memasang ekspresi kosongnya yang biasa. “Jangan khawatir
Sweet Enemy 47
kawan, kisahmu ini sudah pasti membuatku mengurungkan niat untuk merayu Keyna. Kau tidak usah khawatir.”
♠♠♠
Mimpi itu datang lagi. Keyna tahu kalau dia sedang bermimpi. Teriakan-teriakan
keras, pertengkaran dan adu mulut panas terdengar di luar kamar,
diselingi dengan hujan badai dan kilatan petir lengkap dengan suara
guntur yang memekakkan telinga. Membuat Keyna merasa sangat ketakutan,
dia masih kecil di mimpi itu, mungkin empat tahun, duduk di lantai
sambil menutupi telinganya, memejamkan matanya. Mencoba tidak
mendengarkan teriakan-teriakan itu.
Siapa yang berteriak-teriak itu? Kenapa? dimana ayahnya?
Lalu sebuah tangan meraihnya, lembut. Keyna kecil
tersentak dan berseru ketakutan. “Sttt… Jangan takut ini aku.” Keyna
kecil mengenali aroma itu, aroma menenangkan yang sangat akrab. Dan
suara itu juga terdengar akrab. “Mereka akan berhenti bertengkar nanti.
Sini biar kupeluk dirimu dan kunyanyikan lagu untukmu.”
Yang memeluknya adalah seorang anak lelaki. Lebih tua
darinya. Tidak dikenalnya tetapi terasa akrab. Akrab tetapi dia tidak
dapat mengingatnya. Kenapa dia tidak dapat mengingatnya?
Anak lelaki itu bernyanyi, suaranya terdengar lembut.
Dia bernyanyi untuk mengalihkan perhatian Keyna dari suara petir yang
menggelegar di luar, mengalihkan Keyna dari suara teriakan-teriakan pertengkaran di luar.
Lambat laun Keyna hanya mendengarkan suara nyanyian
anak lelaki kecil itu. Tidak ada lagi suara guntur, tidak ada lagi suara
teriakan pertengkaran. Kamar itu terasa begitu damai…
Hanya ada Keyna dan anak lelaki kecil itu…
Keyna terbangun kemudian, dengan tubuh basah kuyup dan napas terengah-engah.
Mimpi itu sudah lama tidak datang. Dan sekarang datang lagi
menghantuinya. Mimpi yang sama, kamar yang sama, anak lelaki yang sama…
Kenapa?
48 Sweet Enemy
“Tidak ada yang lebih berbahaya daripada seorang musuh yang berpura-pura manis di depanmu”
4
“Pulang sendirian lagi?”
Keyna menoleh mendengar sapaan yang akrab itu. Dia
mendapati Jason sedang bersandar pada mobil hitam legamnya, tersenyum
menatapnya. Senyumnya lebar dan ramah, sama sekali tidak tampak kalau
dia adalah penghancur wanita seperti yang dikatakan oleh Davin.
Kalaupun dia memang seorang penghancur wanita, sepertinya sah-sah
saja, Keyna membatin, mengamati ketampanan Jason yang halus. Lelaki itu
bisa dibilang sangat tampan sampai mendekati cantik. Matanya sendu tapi
bening, seolah menarik siapapun yang tergoda untuk tenggelam
bersamanya.
“Iya.” Keyna menjawab dan mengerutkan keningnya, apa yang dilakukan Jason sore-sore begini di depan kampusnya?
“Kau harus membiarkan supir pribadimu menjemput, sudah kubilang, berbahaya kalau seorang perempuan berjalan- jalan sendirian malam-malam, apalagi kampusmu terkenal sebagai kampus anak-anak kaya. Siapa tahu ada yang mengawasi dan mencari kesempatan, lalu melihatmu sedang jalan sendirian? Kau akan diculik.”
Jason mengulangi lagi peringatannya, sama seperti
kemarin ketika berpapasan dengan Keyna di jalan. Lelaki itu begitu
serius dengan kata-katanya sehingga Keyna merasa takut. Tetapi perkataan lelaki itu memang ada benarnya.
“Kau sendiri apa yang kau lakukan di sini?”
Jason mengangkat bahu dan tertawa, “Mungkin aku sedang mengawasi kampus ini, mencari kesempatan kalau-kalau
Sweet Enemy 49
ada anak orang kaya berjalan sendirian yang bisa kuculik.” lelaki itu membuka pintu mobilnya, “Mau masuk?”
Sejenak Keyna ragu. Tetapi Jason tampak begitu tulus.
Dan dia kan sahabat Davin, meskipun Davin sudah memperingatkannya
tentang kebencian Jason kepada perempuan. Keyna yakin dia bukan termasuk
salah satu tipe yang Jason incar untuk dibuat patah hati.
♠♠♠
“Davin bercerita kalau kau selalu mendapatkan nilai-nilai tinggi di sekolah, begitulah cara Mama Davin menemukanmu, dengan penyaringan anak-anak cemerlang untuk mendapatkan beasiswa.” Jason memulai percakapan, sambil menyetir mobilnya dengan tenang.
Keyna menganggukkan kepalanya, “Ya, waktu itu
perwakilan yayasan Nyonya Jonathan menemuiku dan menawarkan beasiswa,
waktunya tepat sekali karena kondisi keuangan kami sedang sulit.” Keyna
menatap Jason sambil tersenyum, “Ayahku seorang tukang bangunan, dan
meskipun dia mengupayakan segala cara untuk menyekolahkanku, membiayai
kuliahku akan terlalu berat untuknya.”
Jason menoleh sebentar dan menatap Keyna dengan tatapannya yang bening.
“Lalu ayahmu meninggal ya? Aku turut berduka Keyna.”
Suara itu benar-benar tulus sehingga Keyna melemparkan senyum lembut kepada Jason.
“Ya, ayah mengalami kecelakaan di tempatnya bekerja.
Setelah ayah meninggal, Nyonya Jonathan menawariku beasiswa sepenuhnya
dan aku boleh tinggal di rumahnya, jadi di sinilah aku sekarang.”
“Kau tidak pernah curiga kenapa Nyonya Jonathan
begitu baik kepadamu? Banyak anak lain yang juga cemerlang dan hidup
dalam kemiskinan. Tetapi kenapa kau? Kenapa kau yang dipilih?” tatapan
Jason yang memandang jauh ke depan terlihat kelam dan misterius.
Keyna mengangkat bahunya, “Yah… Mungkin karena aku
ada di saat yang tepat dan tempat yang tepat. Kebetulan seperti itu akan
selalu ada kan?”
50 Sweet Enemy
Jason tersenyum muram, “Tidak ada yang namanya
kebetulan, Keyna. Semua hal terjadi pasti ada alasannya.” Dia lalu
menghentikan mobilnya. Mereka ternyata sudah sampai di ujung jalan dekat
mansion keluarga Jonathan.
“Maaf. Aku menurunkanmu di sini.” Jason tersenyum
meminta maaf, “Davin melarangku mendekatimu. Yah. Kau pasti sudah
diperingatkan tentang reputasiku.” senyumnya berubah serius, “Tetapi
selama kau masih tidak mau menggunakan supir pribadimu itu, aku akan
menjemputmu setiap hari sepulang kuliah.”
“Aku tidak perlu dijemput setiap hari.” Keyna menoleh kaget mendengar kata-kata Jason, “Aku baik-baik saja.”
“Tidak. Aku sudah memutuskan. Kau terlalu polos dan
menganggap semua orang di dunia ini baik hati. Kau akan mudah ditipu dan
dimanfaatkan orang. Harus ada seseorang yang menjagamu.”
“Aku bisa menjaga diriku sendiri.” sela Keyna keras
kepala, “Terima kasih sudah mengantarku,” dengan sopan Keyna melangkah
pergi dan berjalan menuju mansion.
Setelah beberapa langkah, dia merasa ingin tahu. Dengan sembunyi-sembuyi
dia menoleh dan mendapati mobil Jason masih terparkir di sana,
mengawasinya. Dan mobil itu baru pergi setelah Keyna memasuki gerbang
rumah dengan aman.
♠♠♠
“Dia bilang dia akan menjemputku setiap hari.” Keyna
setengah berbisik saat berbicara di ponselnya, Sefrina tadi meneleponnya
dan mengatakan bahwa besok pagi dia belum bisa masuk karena sakit.
Mereka bercerita-cerita tentang hari itu, dan Keyna pun teringat akan Jason.
“Aneh…” Sefrina tampak tercenung di seberang sana, “Kenapa dia repot-repot melakukan itu? Kau harus hati-hati Keyna, jangan-jangan dia mengincarmu sebagai korban berikutnya.”
Sweet Enemy 51
sendirian karena aku bisa diculik, dia tampak serius dengan perkataannya.”
“Tapi dia ada benarnya juga Keyna. Bahaya kalau kau
selalu pulang sendirian. Kita tidak tahu siapa orang jahat yang
mengincar di luar sana. Kami anak-anak orang kaya selalu
diawasi setiap saat dengan ketat oleh kedua orangtua kami, supir pribadi
kami dibekali kemampuan bela diri juga, untuk menghindari insiden itu,
karena dari pengalaman, banyak sekali kejadian penculikan itu.” Sefrina
tampak berpikir di seberang sana. “Demi keselamatanmu juga Keyna… Kalau
kau mau aman dan terhindar dari penculikan, sekaligus mengindari Jason,
gunakan fasilitas supir pribadi yang diberikan oleh keluarga
Jonathan.”
Keyna termenung mendengar nasehat Sefrina. Mungkin memang ada benarnya juga…
♠♠♠
Dia tadi mengawasi dengan kesal ketika lelaki itu
ternyata menunggui Keyna pulang. Dia sudah menyiapkan pisau di
tangannya, dengan beberapa pegawainya yang kekar dan ahli. Rencananya
untuk menculik Keyna sudah hampir berhasil. Karena dari pengamatannya,
Keyna selalu pulang dari kampus sendirian, tanpa ada supir pribadi yang
menjemputnya. Perempuan bodoh! Dia seperti mengumpankan dirinya kepada
para penjahat. Lalu lelaki pengganggu itu muncul dan menjemput Keyna.
Dan rencana penculikannya hancur berantakan. Lelaki itu sepertinya akan
terus mengganggu. Dia harus mencari cara lain…
♠♠♠
Pagi itu Keyna mampir di Garden Cafe seperti biasa
dengan segelas besar oreo milkshake di tangannya, ketika dia
menghirupnya, Albert sudah ada di depan counter bar itu dan menyapanya.
“Sepertinya suasana makin membaik ya.” gumamnya dalam senyum, “Kulihat kau sudah memiliki seorang teman.”
Pasti Sefrina yang dimaksud oleh Albert. “Namanya
Sefrina, dan dia anak orang kaya, tetapi dia baik kepadaku berbeda dengan yang lainnya.”
52 Sweet Enemy
“Jadi tidak semua orang kaya berpikiran sempit bukan?” Albert tertawa, “Setidaknya sekarang hari-harimu menyenangkan.”
“Iya… Sangat menyenangkan memiliki teman di kampus,
selama ini aku selalu sendirian sehingga setiap detiknya terasa lama,
tetapi aku tetap harus berjuang menyelesaikannya dengan nilai yang baik
supaya bisa membalas budi kepada keluarga
Jonathan.”
“Ternyata menjadi anak angkat keluarga kaya cukup berat ya?” gumam Albert dengan ironis.
Keyna tersenyum menyetujui, “Sangat berat. Dulu aku
hidup dengan sederhana, tidak memikirkan apakah kita akan punya musuh
atau tidak, kami tidak sempat memikirkan hal semacam itu karena pikiran
kami sudah tersita tentang kecemasan memikirkan apa yang akan kami makan
esok hari.” Keyna mengangkat bahu, “Sedangkan orang kaya, mereka semua
sibuk memikirkan cara melindungi diri dari musuh-musuhnya, kemudian saling mencurigai dan berpikir siapa yang menjadi musuh terselubung.”
Albert tertawa. “Seperti halnya sahabat, musuh itu ada di mana-mana
Keyna, tidak peduli kita orang kaya ataupun orang miskin. Seperti
minumanmu. Lihat, dia berwarna putih bersih, bayangkan itu adalah dirimu
dan sahabat-sahabatmu, satu pikiran, sama-sama
berwarna putih. Tetapi lalu ada butiran- butiran remah oreo itu,
berwarna hitam dan banyak, menodai warna putihnya hingga menjadi abu-abu, bayangkan itu adalah musuh-musuhmu,
selalu ada di sekitarmu, mengincarmu, tidak menyukaimu, mempunyai
rencana terselubung.” Albert mengedipkan sebelah matanya, “Yang perlu
kau lakukan adalah melalui mereka semua, kau tidak akan bisa
mengalahkannya karena mereka terlalu banyak, kau hanya bisa melaluinya,
selaras bersamanya, dan kemudian kau bisa membuat musuh- musuhmu itu
menghilang dengan sendirinya, kalah oleh dominasi rasa susu yang manis
dan segar, sehingga kemudian hanya menjadi pelengkap yang manis.”
Keyna tertawa mendengar filosofi Albert, “Jadi pada intinya aku harus bisa membuat musuh-musuhku menjadi manis?”
Sweet Enemy 53
Albert tergelak, “Ya. Tetapi sebelumnya kau harus
bisa menemukan mana yang bisa diubah menjadi manis, mana yang memang
pahit dan tak bisa diperbaiki, dan mana yang berpura- pura menjadi
manis, yang terakhir itulah yang paling berbahaya.”
“Berbahaya?”
“Ya. Tidak ada yang lebih berbahaya selain seorang musuh yang berpura-pura manis di depanmu.”
♠♠♠
“Bagaimana harimu?” Davin mengetuk pintu kamar Keyna
dan mendapati Keyna sedang belajar di mejanya. Dengan langkah elegan,
lelaki itu duduk di pinggir ranjang Keyna. Davin masih memakai jas dan
dasinya sudah dilonggarkan. Lelaki itu tampak lelah.
“Baru pulang kerja?” Keyna meletakkan buku pelajarannya dan mengernyit, Davin tampak pucat. “Kau tidak apa-apa Davin?”
“Sepertinya aku sedikit flu. Aku batuk-batuk dari tadi dan tenggorokanku sakit.” lelaki itu berdeham, “Tapi aku sudah minum obat flu, sebentar lagi juga sembuh.”
“Oh.” Keyna melirik Davin dengan cemas, “Sepertinya kau harus ke dokter.”
“Tidak, aku tidak apa-apa.” tiba-tiba lelaki itu membaringkan tubuhnya di ranjang Keyna.
Keyna menoleh kaget, hampir berdiri dari duduknya. “Davin???”
“Please. Jangan berteriak.” lelaki itu mengernyit,
membuat Keyna tertegun, padahal dia sama sekali tidak berteriak, Davin
berbaring dan menutup matanya dengan sebelah lengannya, “Kepalaku pusing
seperti berdentam- dentam, biarkan aku berbaring sebentar di sini.”
Keyna terdiam, merasa kasihan kepada Davin, sepertinya lelaki itu benar-benar
sakit. Ya sudah, biarlah. Lagipula Keyna masih belum ingin tidur, dia
harus belajar sampai larut malam untuk persiapan ujian minggu depan.
54 Sweet Enemy
Waktu berlalu, dan Keyna larut dalam kegiatan
belajarnya. Diiringi suara dengkuran halus Davin yang sepertinya jatuh
lelap ke dalam tidurnya, mungkin karena pengaruh obat flunya.
Keyna menguap dan melirik jam di dinding, sudah jam
dua pagi, dan dia mengantuk. Dengan bingung diliriknya Davin yang masih
pulas di atas ranjangnya.
Lalu dia harus bagaimana?
Dengan bingung Keyna memutar kursinya dan menghadap
ke arah ranjang. Davin sedang tidur pulas. Dan ketika tidur lelaki itu
tampak sangat tampan. Gurat-gurat sinis di wajahnya tidak
tampak dan lelaki itu kelihatan begitu polos seperti bayi, bibirnya
sedikit terbuka dan napasnya teratur.
Keyna larut dalam kenikmatan memandangi maha karya Tuhan di depannya. Tuhan pasti sedang tersenyum ketika menciptakan sosok ini.
Mata itu terbuka. Seketika itu juga langsung menatap tajam ke arah Keyna. Membuat Keyna berjingkat dari duduknya karena kaget.
Lelaki itu tampaknya tipikal orang yang langsung sadar ketika bangun, dia mengerutkan keningnya menatap Keyna.
“Kenapa kau menatapku?”
Keyna merasa pipinya memerah, “Aku tidak menatapmu.”
dipalingkannya wajahnya, tidak mampu menahankan tatapan tajam Davin
kepadanya.
Lelaki itu beranjak duduk di ranjang, memandangi sekeliling dan menatap Keyna lagi.
“Kenapa aku tidur di kamarmu?” gumamnya menuduh.
Keyna menaikkan alisnya jengkel. “Kau yang datang kesini ketika aku sedang belajar lalu tiba-tiba tidur di ranjangku.
Coba tanya dirimu sendiri.”
“Oh.” Davin tampak mencoba mengingat-ingat, “Maaf.”
Lelaki itu tanpak sakit, Keyna menatapnya dengan cemas,
“Kau tidak apa-apa Davin? Bagaimana pusing dan flumu?”
“Aku masih pusing.” lelaki itu tampak terhuyung, “Aku akan kembali ke kamarku.”
Sweet Enemy 55
Pintu tertutup di depan Keyna, meninggalkan Keyna yang menatap cemas.
♠♠♠
Davin terserang flu keesokan harinya. Suara batuknya
terdengar ke seluruh penjuru rumah saking kerasnya. Batuknya terdengar
kering dan itu pasti menyakitkan. Keyna memutuskan untuk tidak masuk
kuliah untuk menunggui Davin, Nyonya Jonathan sedang ada di luar negeri.
“Pergilah.” Davin terbatuk-batuk dan
mengusirnya, dokter sudah memeriksanya dan memberikan obat. Dan sekarang
Keyna sedang mencoba membantu Davin meminum obatnya. Tetapi lelaki itu
dengan kasar menolak bantuannya.
“Pergilah, kenapa kau tidak masuk kuliah?”
“Aku harus menungguimu, aku tidak mungkin meninggalkanmu sendirian dengan kondisi seperti ini.”
“Aku sudah biasa seperti ini.” tatapan Davin tampak
sedih, “Sakit sendirian dan hanya ditemani pelayan sementara kedua orang
tuaku pergi entah kemana.”
Keyna menatap Davin dan menyadari kepedihan di mata
lelaki itu. Kasihan lelaki ini, dia hidup bergelimang harta, tetapi
kehilangan kasih sayang orangtuanya. Kini Keyna mengerti apa yang
menyebabkan Davin selalu bersikap sinis dan penuh kebencian.
“Sekarang berbeda, kau mempunyai seorang adik, dan adikmu akan merawatmu.” Keyna menyerahkan pil-pil obat dari dokter ke arah Davin bersama dengan segelas air putih, “Ini minumlah obatmu.”
Davin menatap Keyna, tampak tertegun dengan perkataan
Keyna tadi, sejenak dia ingin membantah, lalu dia menghela napas dan
menerima obat itu dan meminumnya, ditatapnya Keyna dengan kesal
setelahnya.
“Sudah kuminum. Puas?” “Puas. Sekarang tidur.”
Lelaki itu menggerutu, tetapi tidak membantah. Mungkin tubuhnya sudah terlalu sakit. Dia masuk ke dalam selimutnya,
56 Sweet Enemy
Keyna menghela napas panjang. Semoga obat itu bisa
meredakan sakit Davin. Lelaki itu tampak begitu tersiksa ketika batuk,
meskipun demikian tatapan sinis dan kejamnya tidak hilang, Keyna
tersenyum, dasar Davin…
Suara bel dipintu mengalihkan perhatian Keyna, tampak pelayan membuka pintu dan terdengar percakapan-percakapan di sana.
Keyna beranjak dengan hati-hati, merapikan selimut Davin lalu melangkah keluar ruangan. Dia menengok ke lobby mansion di lantai bawah.
Jason ada di sana. Lelaki itu mendongak dan menatapnya dengan tatapan mata yang bening,
“Aku dengar kau tidak masuk kuliah. Tadi aku
menjemputmu di kampus.” Jason bergumam pelan sambil menaiki tangga,
“Maaf aku cemas, jadi aku datang kemari.”
Keyna menganggukkan kepalanya, “Untunglah kau datang Jason. Aku tidak bisa masuk karena aku merawat Davin.”
Jason mengerutkan keningnya, “Davin sakit? Sakit apa?”
“Sepertinya dia sedang flu dan batuk… Dia sedang tidur di
atas.”
“Dokter sudah memeriksanya?”
“Sudah, dan aku juga sudah memberinya obat.”
Lelaki itu menganggukkan kepalanya, “Jangan cemas Keyna, aku akan menginap di sini, untuk menemani kalian.”
Keyna menghembuskan nafasnya lega. Setidaknya kalau ada lelaki dewasa lain di rumah ini, dia bisa tenang kalau nanti Davin kenapa-napa. Jason adalah sahabat Davin dia pasti akan menjaganya.
Sweet Enemy 57
“Pelukan, adalah hadiah dari Tuhan bagi manusia yang mampu menyayangi sesamanya.”
5
“Tak kusangka seorang Davin Jonathan bisa sakit juga.”
Jason tersenyum sambil melipat lengannya, dia menatap
Davin dan tersenyum lucu, “Kupikir kau bukan manusia. Ternyata kau
manusia biasa.”
“Kau datang kesini hanya untuk mengejekku?” Davin menatap tajam, terbatuk-batuk sebentar.
Jason terkekeh dan mengangsurkan segelas air kepada
Davin untuk meredakan batuknya, “Wah, aku datang untuk menjagamu,
kebetulan tadi siang aku mampir dan begitu masuk, Keyna datang dengan
cemas mengatakan kalau kau sakit.”
“Keyna mencemaskanku?” Davin bergumam, membayangkan
Keyna. Tatapan lembut Davin itu tidak lepas dari pengamatan Jason yang
tajam.
“Yah siapapun juga akan cemas kalau mendengar suara batukmu yang keras dan kering itu.”
“Aku tertular salah satu staffku mungkin.” Davin mengerang, “Sial, mungkin aku lelah dan daya tahanku turun.”
“Yang penting kau minum obatmu. Sakitmu akan sembuh kalau kau banyak istirahat.”
♠♠♠
“Aku memasak sup.” Keyna mengintip di pintu, sambil membawa nampan.
Davin melirik Keyna dan mendengus. “Aku tidak mau sup-mu, rasanya pasti tidak enak.”
Keyna berdiri mematung sambil membawa nampan dengan
bingung. Lelaki ini memang sangat ketus, tetapi ketika dia sakit, sikap
ketusnya berubah menjadi menjengkelkan,
58 Sweet Enemy
Keyna menghela napas panjang, dia harus sabar menghadapi Davin, lelaki ini sedang sakit.
Keyna memasak sup jagung, sosis dan ayam. Kuah
kaldunya menguarkan aroma harus ke seluruh penjuru ruangan, membuat
Davin merasakan perutnya keroncongan, tetapi dia memalingkan mukanya, berpura-pura bersikap dingin.
Jason yang melihat pemandangan itu tersenyum geli,
dia berdiri dari kursinya dan menghampiri Keyna, mengambil nampan itu
darinya.
“Tidak apa-apa Keyna, aroma supmu sangat harum, aku jadi lapar.”
Keyna menatap Jason dengan menyesal, “Eh… Tapi aku
hanya membuat satu mangkuk.” Dia membuat sup itu khusus untuk Davin. Dia
tidak berpikiran kalau Jason juga ingin karena di ruang makan, koki
telah menyiapkan makan malam untuk Jason. Oh astaga dia sungguh tidak
sopan kepada Jason…
Jason terkekeh melihat penyesalan di mata Keyna, dia meletakkan nampan itu di meja, “Tidak apa-apa.
Toh Davin tidak menginginkannya, jadi aku pasti boleh mencicipinya.
Benar kan Davin?” Jason melirik ke arah Davin yang tetap diam.
Dengan gaya ala pencicip makanan, Jason menghirup
aroma sup itu, “Hmm harum sekali, rasanya pasti seenak aromanya,”
diraihnya sendok hendak mencicipi.
“Jangan!” Davin berseru tiba-tiba, membuat gerakan Jason terhenti.
“Ada apa Davin?” Jason terlihat geli, Keyna bisa melihat itu di matanya.
“Aku harus minum obat, jadi kupikir aku akan memakan sup itu.”
Kali ini Jason benar-benar tampak menahan tawa, “Kau mau disuapi siapa? Aku atau Keyna?”
Davin memandang Jason dan Keyna berganti-ganti dengan muram, lalu mendengus, “Tidak, aku bisa makan sendiri.”
Keyna berusaha menyembunyikan senyum gelinya ketika bertanya, “Apakah kau ingin dibuatkan susu vanila hangat
Sweet Enemy 59
Davin? Itu akan membuat badanmu lebih enak. Aku bisa mencampurkan remahan oreo di dalamnya seperti dulu.”
“Susu dengan remahan oreo?” Jason menyela, tampak tertarik, “Bagaimana bisa?”
“Rasanya enak, aku sering minum setiap pagi di cafe
langgananku, milkshake oreo... Kemudian aku mencobanya di rumah dengan
susu hangat dan vanila, ternyata enak.” jawab Keyna bersemangat.
Jason tersenyum lembut melihat betapa bersemangatnya
Keyna ketika menceritakan minuman favoritnya, “Mungkin kapan-kapan aku harus mencobanya, di mana cafe itu?”
“Namanya Garden Cafe, aku bisa mengantarmu kalau…”
Davin yang dari tadi hanya diam, menatap bergantian antara Keyna dan Jason yang bercakap-cakap dan seolah melupakan kehadirannya di ruangan ini akhirnya memutuskan untuk menyela.
“Kurasa aku mau susu vanila dan oreo itu Keyna.”
“Aku juga mau satu.” Jason bergumam cepat, tidak mempedulikan Davin yang langsung melemparinya dengan tatapan tajam.
“Aku akan membuatkannya.” jawab Keyna senang. Kalau
begitu aku keluar dulu, nanti akan kubawa minumannya ke sini kalau sudah
jadi.” Keyna tersenyum dan mundur ke pintu.
“Terima kasih Keyna.” gumam Jason pelan. Ketika Keyna
melirik Jason, lelaki itu mengedipkan matanya dan tersenyum. Membuat
Keyna membalas senyumannya dengan senyuman lebar.
♠♠♠
Malam itu hujan turun dengan begitu derasnya. Dan petir menyambar-nyambar. Sambaran petir diikuti suara gemuruh membuat jendela kaca bergetar dengan begitu kerasnya.
Davin terbangun mendengar suara berisik itu, dan
langsung teringat kepada Keyna, dia ingat betapa takutnya Keyna terhadap
petir, betapa tubuhnya gemetaran seakan menanggung rasa sakit yang amat
sangat.
60 Sweet Enemy
Dengan panik, Davin mencoba bangun, tetapi kepalanya
pening, membuatnya jatuh lagi ke atas ranjang. Dipanggilnya Jason yang
tampaknya tertidur di sofa dengan suara keras, Jason mengenakan earphone
di telinganya untuk mendengarkan musik, sehingga suara keras itu tidak
langsung membuatnya bangun.
“Jason! Jason Bangun!” Davin akhirnya berteriak
dengan lebih keras, lengannya menggapai dan berhasil menyentuh Jason,
mengguncangnya keras.
Jason menggeliat, setengah terjaga mendengar panggilan Davin, dia melepaskan earphone-nya
dan mengerutkan kening bingung, tetapi kemudian langsung terjaga ketika
petir menyambar lagi, menimbulkan suara yang luar biasa kerasnya.
Lelaki itu langsung tegak berdiri.
“Jason! Keyna! Keyna takut akan suara petir…”
“Aku tahu.” Jason setengah melompat dan berlari keluar dari kamar Davin.
♠♠♠
Petir datang lagi menyambar-nyambar,
menimbulkan bayangan cahaya yang menakutkan di kamar. Keyna bersembunyi
di pojok, bersandar di kaki ranjang, kakinya dilipat di atas karpet dan
tangannya menutupi kedua telinganya. Seluruh tubuhnya gemetar ketakutan.
Keringat dingin membasahi tubuhnya, membuatnya ingin pingsan.
Lalu suara petir menyambar lagi. Dan lagi. Dan lagi
Keyna memekik ketakutan setiap petir itu berbunyi.
Dia mulai menangis. Oh ya ampun. Apa yang harus dia lakukan? Petir ini
sepertinya tidak akan berhenti menyambar dalam waktu yang lama, karena
hujan masih turun dengan derasnya. Kaki Keyna terlalu lemah untuk
berdiri, dan dia tidak bisa mengharapkan Davin datang kepadanya,
memeluknya seperti malam itu. Petir menyambar lagi. membuat Keyna
menjerit kencang.
Pada saat itulah pintu terhempas dengan kasar, Jason berdiri di sana, terengah-engah karena setengah berlari. Dan mereka berdua bertatapan.
♠♠♠
Sweet Enemy 61
Kaki Keyna terlalu lemas untuk berdiri menghampiri
Jason, dia tetap menutup kedua telinganya ketika petir itu menyambar
lagi dan lagi, menimbulkan suara keras yang memekakkan telinganya.
Jason melangkah pelan, dan berjongkok lembut di sebelah Keyna.
“Hei… Jangan takut, ada aku di sini.”
Seluruh tubuh Keyna gemetaran dan berkeringat dingin,
Keyna menangis dan Jason mengusap air matanya dengan lembut. Ketika
petir menyambar lagi, Keyna memekik dan menenggelamkan wajahnya di dada
Jason. Lelaki itu langsung memeluknya erat, mengusap punggungnya,
mencoba menenangkannya.
Jason mengecup puncak kepala Keyna lembut, lalu
melepas earphone yang masih tergantung di lehernya. Dipakaikannya
earphone itu ke kedua telinga Keyna.
Suara musik yang familiar mengalun di telinganya.
Nadanya… Ini nada yang dinyanyikan anak kecil itu di mimpinya… Ini… Ini
adalah rekaman permainan biola Jason. Keyna merasakan aroma yang
familiar itu melingkupinya. Dia mendongak dan menatap Jason dengan
bingung.
Jason tersenyum kepada Keyna. Lalu memeluk Keyna erat-erat.
“Sekarang petir tidak akan menakutimu lagi,” dipeluknya Keyna dan dibuainya dalam pelukannya sampai Keyna tertidur lelap
♠♠♠
Ketika bangun keesokan harinya, Keyna sendirian. Dia
tertidur di karpet, tetapi selimut menyelubungi tubuhnya dan membuatnya
hangat.Di telinganya masih mengalun earphone yang mengalunkan lagu itu
dari pemutar musik warna hitam yang tergeletak di lantai. Keyna
tercenung. Lagu ini. Dia tidak mungkin salah, ini adalah lagu yang
selalu muncul di dalam mimpi-mimpinya.
Apakah Jason anak lelaki kecil di mimpinya itu? Tetapi kenapa? Bagaimana bisa?
62 Sweet Enemy
Seorang anak adalah kumpulan butiran kasih sayang, dia hanya bisa membenci ketika dia tidak punya pilihan lain.”
6
Keyna menatap earphone di tangannya dengan ragu.
Diputarnya ipod mini itu, pemutar musiknya masih memainkan lagu yang
sama, permainan biola yang pastinya dimainkan oleh Jason, ini adalah
lagu yang dinyanyikan anak kecil itu dalam mimpi-mimpi yang sering sekali muncul akhir-akhir ini. Apakah ini ada hubungannya ataukah hanya kebetulan semata?
Keyna beranjak dari lantai dan melangkah duduk ke atas ranjang, dilipatnya selimutnya dan diletakkannya di dekatnya.
Semalam sangat mirip dengan mimpinya… Petir yang
sama… Pelukan yang sama… Tetapi bagaimanapun Keyna mencoba, dia tidak
bisa mengingat siapa anak laki-laki itu dan kenapa dia memimpikan kejadian itu.
Keyna melangkah ke kamar mandi, dan mandi. Dia
melirik ke arah jam dinding. Ini waktunya Davin sarapan, dia harus ke
dapur mengambil makanan untuk Davin…dan semoga dia bisa berbicara dengan
Jason, menanyakan kebingungannya, semoga Jason punya jawaban untuknya…
♠♠♠
Keyna membawa nampan berisi mangkuk sup daging dan
telur serta kentang panggang. Lalu mengetuk pintu kamar Davin sambil
berusaha menyeimbangkan mangkuk itu di tangannya.
Davin sendiri yang membukakan pintu kamarnya, lelaki
itu tampak pucat, tetapi kondisinya sudah membaik. Davin mengangkat
alisnya melihat Keyna, lalu meraih nampan makanan itu dari tangan Keyna.
Sweet Enemy 63
“Biarkan aku saja yang membawanya.” lelaki itu masih
memakai piyama, dia melangkah masuk ke kamarnya dan meletakkan nampan
itu di meja.
Keyna mengikuti masuk, lalu berdiri canggung di tengah ruangan kamar. Tidak ada orang lain di kamar itu, hanya ada Davin.
“Kemana Jason?”
“Sudah pulang.” Davin duduk di kursi, “Duduklah Keyna, kau sudah makan?”
“Aku sudah makan di bawah sana.” Keyna berusaha
mengatasi kekecewaannya karena Jason sudah pulang, padahal tadi dia
sangat berharap bisa mendapatkan keterangan dari Jason. Sekarang dia
bahkan tidak bisa menghubungi Jason karena dia tidak punya nomor
kontaknya. Yang bisa dia lakukan adalah menunggu Jason menemuinya.
“Bagaimana kondisimu?” Keyna bertanya kepada Davin yang mulai mencicipi supnya.
“Lapar.” Davin mengernyit sambil menatap supnya, “Tetapi tidak bisa menikmati makanan, aku tidak bisa mencium aroma apapun.”
Keyna tertawa, lalu duduk di kursi di depan Davin.
“Tetapi kondisimu sudah jauh lebih baik. Kau sudah
bisa berdiri, kemarin jangankan berdiri, bangun dari ranjang saja
sepertinya kau kesakitan.”
Davin tersenyum, “Yah… Aku harus mengucapkan terima kasih kepadamu Keyna.”
Davin agak tercekat, “Maafkan aku, sikapku buruk kalau sedang sakit.”
“Kalau sedang sakit?” Keyna mengangkat alisnya menahan geli, membuat Davin menatapnya dengan kesal.
“Oke sifatku memang buruk, sepanjang waktu. Mau apa lagi? Begitulah aku.”
“Aku tidak protes kok,” Keyna tersenyum.
64 Sweet Enemy
“Benarkah?” Davin membalas senyum Keyna ketika
perempuan itu mengangguk, “Keyna, malam kemarin ada petir. Aku tahu kau
ketakutan. Aku ingin menolong tetapi tidak bisa bangun dari tempat
tidur. Aku meminta bantuan Jason, apakah
Jason menolongmu?”
“Ya.” Keyna tersenyum. “Dia memasangkan ini
ditelingaku.” Keyna menunjukkan earphone dan pemutar musik itu kepada
Davin, semula dia ingin mengembalikannya kepada Jason, tetapi karena
Jason tidak ada, dia memutuskan untuk menyimpannya dulu sampai nanti dia
bisa bertemu Jason lagi.
“Jason tidak kembali ke kamar sampai lama.” pandangan Davin berubah menyelidik, “Apakah dia memelukmu dan tidur di kamarmu?”
Pipi Keyna memerah menerima tatapan menyelidik
Davin, “Dia memelukku.” Keyna mengangkat bahunya, “Lalu aku tidak ingat apa-apa lagi, musik di sini memenuhi telingaku, aku tidak mendengar apa-apa lagi, bahkan suara petir sekalipun, dan sepertinya aku langsung jatuh tertidur.”
Davin menarik napas panjang. Menahan dorongan cemburu membayangkan adegan Jason yang memeluk Keyna.
“Kenapa kau begitu takut petir Keyna?”
“Aku tidak tahu.” Keyna tersenyum malu. “Begitu
mendengar pertir seakan semua mimpi burukku berkumpul jadi satu, aku
mulai gemetaran dan tubuhku kaku tidak bisa bergerak lagi.”
“Mungkin ada trauma di masa kecilmu?”
“Aku tidak ingat.” Keyna mendesah frustrasi,
“Seandainya saja aku bisa mengingatnya, mungkin bisa membantuku
menyembuhkan ketakutanku.”
♠♠♠
Keyna takut petir. Jason membatin sambil mengelus
biolanya dalam kegelapan kamarnya. Sepertinya kenangan malam itu telah
membawa trauma buruk bagi Keyna, malam perpisahan itu.
Mereka ada di rumah. Ibunya sedang berteriak-teriak kepada ayah mereka yang telah menghancurkan semua rencana masa depan mereka. Ayahnya telah kehilangan kesempatan
Sweet Enemy 65
menjadi orang terkenal dengan menyelamatkan anak
orang kaya dari penculikan. Saraf utama di tangan ayahnya luka permanen,
sehingga dia tidak bisa bermain biola lagi.
Jason yang waktu itu masih kecil, mendengarkan percakapan kedua orangtuanya yang penuh pertengkaran dan maki-makian
kasar… Well, sebenarnya yang mendominasi makian kasar adalah ibunya.
Ibunya menghina ayahnya, mengatakan tidak mau hidup miskin selamanya
bersama ayahnya, dia sudah muak dan lelah, dibebani oleh dua orang anak,
dan hidup serba pas-pasan. Kesempatan karier ayahnya di
luar negeri terlanjur membuatnya senang membayangkan bahwa mereka akan
kaya. Tetapi ternyata kesempatan itu hancur begitu saja.
“Aku akan meninggalkanmu. Aku lelah hidup miskin
bersamamu!” begitulah teriakan ibunya waktu itu. Kemudian hujan turun
dengan derasnya, diiringi suara guntur yang menakutkan. Jason teringat
akan adiknya yang tertidur di kamar. Ditinggalkannya kedua orang tuanya
yang masih sibuk berperang mulut, masuk ke kamar mencari adiknya.
Saat itulah dia melihat adiknya sedang duduk
gemetaran di lantai, menutup kedua telinganya dan menangis. Suara guntur
dan petir telah bercampur dengan jeritan pertengkaran kedua orang tua
mereka, membuatnya berpadu menjadi melodi yang mengerikan. Adiknya
ketakutan…
Jason langsung memeluknya, membisikkan kata-kata menghibur dan membujuknya agar tidak menangis lagi. Jason sangat mencintai adiknya. Hanya Keyna satu-satunya
harta yang dimilikinya. Tetapi bujukannya tidak berhasil, Keyna tetap
menangis. Dan kemudian Jason menyanyikan lagu itu, sebuah lagu kanak-kanak
yang diajarkan oleh pengasuh mereka. Dan selalu Jason nyanyikan untuk
Keyna sebelum Keyna tidur. Keyna selalu mengantuk kalau Jason
menyanyikan lagu itu.
Dan rupanya lagu itu berhasil, Keyna mulai mengantuk
di dalam pelukannya. Tetapi kemudian pintu itu terbuka dan seluruh mimpi
buruk itu terjadi. Ibunya masuk dan merenggut tangan Jason, hendak
membawanya pergi.
Keyna terbangun dan menangis lagi. Dia memegang tangan Jason erat-erat, berteriak-teriak memanggil-manggil
66 Sweet Enemy
kakaknya, memohon supaya tidak dipisahkan. Tetapi
sayang ibu dengan kasar merenggut pegangan Keyna dan menghempaskan adik
kecilnya itu ke lantai, dengan kasar mengatakan bahwa Keyna harus ikut
ayahnya, dan Jason ikut dia. Ibunya lalu setengah menyeret Jason pergi,
tidak mempedulikan permohonan Jason yang menangis tidak mau pergi. Tidak
mempedulikan teriakan-teriakan Keyna kecil di lantai yang mernegek-rengek ingin bersama kakaknya. Mereka dipisahkan dengan begitu kejam, di bawah hujan dan suara petir yang menggelegar.
Tidak heran kalau Keyna takut dengan suara petir.
Jason mengernyitkan dahi dengan suara pedih. Hujan yang berpadu dengan
petir, penuh dengan kenangan buruk bagi mereka berdua.
Sejak perpisahan itu, Jason tidak pernah mendengar
kabar tentang Keyna dan ayahnya. Mereka telah pindah ke luar kota.
Sementara itu, ibunya ternyata memilih membawa Jason bukan untuk
merawatnya. Jason punya bakat biola sejak kecil, dan sang ibu melihatnya
sebagai aset berharga. Ibunya melakukan tindakan keji. Menjualnya
kepada keluarga kaya, yang mengetahui bakat bermain biola Jason, dan
bersedia memberikan uang pengganti kepada ibunya karena mereka tidak
bisa mempunyai anak kandung sendiri. Ibunya menerima uang dalam jumlah
yang banyak. Lalu pergi entah kemana, yang pasti sang ibu tidak pernah
muncul lagi.
Keluarga angkat Jason memperlakukannya dengan baik.
Mereka berasal dari kalangan pemusik handal, dan mereka sangat
menyayangi Jason. Apalagi mereka tidak punya anak kandung sendiri.
Tetapi Jason tidak pernah memaafkan tindakan ibunya yang begitu keji,
memisahkannya dari adik dan ayahnya, untuk kemudian menjualnya hanya
demi kekayaan dan segepok uang.
Kebenciannya kepada ibunyalah yang menyebabkan dia
begitu benci kepada perempuan. Dia selalu mempermainkan perempuan,
terutama yang silau akan hartanya. Kemudian menghancurkannya begitu
saja. Dia akan sangat puas ketika para perempuan itu menangis di
kakinya, memintanya untuk tidak meninggalkan mereka.
Sweet Enemy 67
Pertama kali dia melihat Keyna dia tahu. Tetapi dia
ragu. Namanya sama. Tetapi mereka sudah lama sekali tidak bertemu. Jason
bahkan hanya bisa mengingat samar-samar wajah adiknya
karena waktu itu dia sendiri masih kecil. Tetapi kemudian Davin
menceritakan hutang budinya kepada Ayah Keyna, kepada ayahnya. Membuat
Jason mengetahui semuanya.
Keyna adalah adik kandungnya. Dan Davin adalah anak
itu, anak lelaki kaya yang diselamatkan oleh ayahnya, yang bertanggung
jawab terhadap hancurnya keluarga mereka.
♠♠♠
“Aku senang akhirnya kau masuk, aku merindukanmu.”
Sefrina tersenyum girang ketika melihat Keyna datang.
Keyna tersenyum, “Davin sudah baikan, jadi aku bisa kuliah lagi.”
“Syukurlah.” Sefrina menatap Keyna, “Kau pasti kerepotan merawatnya sendirian.”
“Tidak juga.” Keyna tertawa. “Banyak pelayan yang membantuku, dan ada Jason juga.”
“Jason datang?” Sefrina menatap Keyna penuh arti, “Tampaknya dia sedang berusaha mendekatimu Keyna, kau harus berhati-hati. Jangan-jangan dia sedang mengincarmu sebagai korban berikutnya.”
“Tidak mungkin, aku bukan selera Jason.” Keyna tertawa lagi, “Setahuku deretan mantan kekasih Jason semuanya cantik- cantik.”
“Kau juga cantik Keyna, hanya saja kau tidak
menyadarinya.” Sefrina tersenyum lembut, “Menurutmu apakah Jason akan
menjemputmu lagi sore ini? Dia bilang dia akan terus menjemputmu sampai
kau mau menggunakan jasa sopir pribadi bukan?”
“Aku rasa Jason tidak perlu repot-repot.” Keyna menghela napas, “Aku sudah bilang kepada Davin, seperti usulanmu waktu itu, aku menggunakan jasa supir pribadi.”
Sefrina tertegun, lalu mengangguk-anggukkan kepala setuju, ditepuknya pundak Keyna sambil memuji, “Keputusan bagus. Setidaknya keamananmu terjamin Keyna.”
68 Sweet Enemy
“Yah, meskipun aku ragu apakah ada orang yang mau menculikku.”
Sefrina tertawa, “Kau akan terkejut Keyna, mungkin
banyak orang yang ingin menculikmu, kau adalah orang yang paling dekat
dengan keluarga Jonathan.”
“Tetapi aku bukan bagian dari mereka.”
“Tetapi orang-orang jahat itu mungkin berpikir kalau mereka menahanmu, keluarga Jonathan akan menolongku.”
Sefrina mengangguk-anggukkan kepalanya, “Dan menurutku, kalau ada yang menculikmu Davin-lah yang pertama kali akan berusaha menyelamatkanmu. Dia tampaknya sangat menyayangimu, kau beruntung Keyna.”
Pipi Keyna memerah mendengar kata-kata
Sefrina, “Jangan mengarang. Davin tidak mungkin menyayangiku. Dia hanya
merasa bersalah karena telah memperlakukanku buruk dulu.”
Sefrina tertawa, “Tetapi pipimu memerah,” gumamnya
menggoda. “Tidak… Pipiku tidak merah.” Keyna membantah, “Ayo masuk, kita
sudah terlambat ke kelas.” Merekapun berjalan melalui lorong menuju
kelas perkuliahan.
♠♠♠
Sepertinya rencananya harus dimodifikasi.
Dia mengamati sore itu. Ketika Keyna sepulang kuliah keluar dari
gerbang dan memasuki mobil pribadi yang menjemputnya. Keyna memutuskan
memakai mobil dan supir pribadi untuk menjemputnya, itu berarti dia
tidak akan bisa melakukan usaha penculikannya dari tempat kuliah Keyna.
Dia harus bisa memancing Keyna supaya bisa berada di tempat yang rentan,
dan dia bisa dengan leluasa menculik gadis itu…
Sweet Enemy 69
“Kemarahan yang tersimpan jauh di dalam dirimu, bisa menjadikanmu gila suatu
saat nanti”
7
Jason sangat tampan. Dengan tubuhnya yang ramping,
matanya yang selalu tampak sendu, menyimpan kesedihan tersendiri.
Membuat para perempuan selalu ingin mengasihinya. Sayangnya para
perempuan itu tidak tahu kebencian Jason kepada perempuan, dan pada
akhirnya para perempuan itulah yang menjadi korbannya.
Hari ini Jason sedang mengunjungi mansion Davin membawakan buah-buahan
untuk menengok si sakit. Sayangnya yang dicarinya tidak ada, dari
pelayannya dia tahu bahwa Davin sudah masuk kerja. Membuat Jason
menunggu hampir selama dua jam.
Akhirnya Davin pulang dari kantor, dan sepertinya kondisi kesehatannya belum pulih benar.
Jason memandang ke arah Davin yang masih terbatuk- batuk dan mengangkat alisnya melihat wajah Davin yang masih pucat.
“Seharusnya kau tidak masuk kerja dulu,” gumamnya.
Davin cemberut, “Aku bosan di rumah. Tidak ada yang bisa kulakukan.”
“Kau bisa tidur dan beristirahat.” Jason terkekeh, “Itu yang biasanya dilakukan oleh orang sakit.”
Davin menghela napas panjang, lalu membanting
tubuhnya dan berbaring si sofa besar di depan Jason. Lalu dia menoleh
dan menatap Jason dengan tajam.
“Malam itu… Saat hujan petir waktu itu.”
“Ya?” Jason tampak tidak peduli, dia menghirup teh chammomile yang tadi diseduhkan oleh pelayan Davin.
70 Sweet Enemy
“Aku memintamu untuk melihat Keyna karena dia takut
petir.”
“Ya. Dia memang ketakutan dengan petir.” Jason membolak-balik majalah yang ada di depannya dengan tidak peduli.
“Lalu apa yang kau lakukan pada Keyna? Kau tidak kembali ke kamar malam itu.”
Jason mengangkat matanya dari majalahnya, mengawasi
Davin lalu tersenyum, “Cemburu, Davin?”
Muka Davin sedikit merona. Tetapi bibirnya menipis
kesal. “Kata Keyna kau memasangkan earphone di telinganya, lalu dia
tidak ingat apa-apa lagi.”
“Kau sangat perhatian padanya.” Jason memilih tidak menjawab pertanyaan Davin, membuat Davin makin kesal.
“Dia sudah seperti keluargaku.”
“Tetapi dia bukan adikmu.” suara Jason menajam,
tetapi dia kemudian menguasai diri dan senyumnya muncul kembali, “Jangan
cemas Davin, aku tidak melakukan sesuatu yang salah kepadanya. Dia
memakai earphoneku dan aku menungguinya sampai tidur. Aku
menyelimutinya, dan kemudian karena aku mengantuk aku tidur di kamar
tamu.”
Davin mengawasi Jason tak percaya. “Benarkah?”
“Kau bisa bertanya kepada pelayan yang membereskan
kamar tamumu.” Jason tersenyum dan menatap Davin, “Kalau aku tidak
mengenalmu, aku akan menduga bahwa kau sedang cemburu.”
“Aku tidak cemburu.” Davin menyela keras kepala, “Aku
hanya cemas kau berubah pikiran dan mengincarnya. Kau tahu aku punya
hutang budi yang besar kepada Keyna dan karena itu aku bertekad
menjaganya…” Davin mengernyit, “Para perempuan itu, mereka yang menjadi
korbanmu… Mereka patah hati dan hancur… Aku tidak ingin Keyna berakhir
seperti itu.”
Ekspresi Jason mengeras mengingat para perempuan yang
disakitinya. Berbeda dengan Davin, tidak ada penyesalan di dalam
hatinya ketika mengingat mereka. Mereka semua
Sweet Enemy 71
mendekatinya karena Jason adalah anak keluarga kaya,
dengan kemampuan main biola yang luar biasa. Mereka semua sama seperti
ibunya, yang menjualnya demi kekayaan. Jason senang menghancurkan mereka
semua. Membuat mereka patah hati dan tak berharga lagi…
“Kau tidak akan melakukannya kepada Keyna kan?”
Pertanyaan Davin membuat Jason tersentak dari
lamunannya, dia segera mengembalikan ekspresinya dan menjawab, “Tidak
Davin. Kau boleh tenang. Keyna bukan tipeku.”
Davin menyipitkan matanya, “Karena kalau kau melakukan sesuatu yang melukainya, kau harus berhadapan denganku.”
Perasaan cemburu tiba-tiba merayapi hati
Jason. Dialah, sebagai kakak kandung Keyna yang berhak mengatakan itu
semua, bukan Davin. Davin telah merenggut keluarganya bertahun lalu,
kini, setelah Jason berhasil menemukan Keyna, akankah Davin juga
merenggut Keyna darinya?
♠♠♠
“Tadi Jason kemari.” Davin bergumam ketika Keyna bergabung dengannya di ruang makan untuk makan malam bersama.
“Oh ya?” Keyna langsung teringat pada earphone Jason
yang masih dibawanya. Dia berniat mengembalikannya. Seharian ini dia
mendengarkan lagu di pemutar musik Jason, berusaha mengenang. Tetapi
Keyna tidak berhasil mengingat apa-apa. “Earphone Jason masih ada padaku, aku belum mengembalikannya.”
Davin mengangkat alisnya, “Kenapa kau membawa- bawanya kemana-mana? Sini berikan kepadaku, biarkan aku yang mengembalikannya kepada Jason.”
“Tidak.” Keyna menggeleng keras kepala, “Aku ingin mengembalikannya sendiri dan berterima kasih karena bantuannya malam itu.”
Davin melirik Keyna dengan curiga, “Jangan-jangan kau hanya ingin bertemu Jason ya? Apakah kau punya perasaan lebih
72 Sweet Enemy
kepadanya? Aku sudah memperingatkanmu bukan akan reputasi Jason?”
“Davin.” Keyna berseru agak marah, pipinya merona,
“Aku tidak punya maksud apapun, aku hanya ingin mengembalikan earphone
ini kepadanya.” Dan aku ingin menanyakan langsung tentang lagu itu. Lagu
kenangan yang selalu ada di mimpinya, Keyna bergumam dalam hatinya,
mungkin saja Jason tahu sesuatu bukan?
Davin mengamati ekspresi Keyna yang penuh rahasia, lalu memutuskan dengan arogan.
“Mulai sekarang kalau kau mau bertemu dengan Jason, kau harus bersamaku.”
“Apa?” Keyna membelalak tak percaya dengan kata-kata Davin barusan.
“Kau harus bersamaku. Aku akan menjagamu dari Jason.”
Pipi Keyna merah padam, “Aku tidak perlu dijaga, Davin. Lagipula sudah kukatakan bahwa aku bukan tipe Jason.”
“Terserah, aku tetap akan menjagamu.” Davin melipat kedua tangannya dan mengangkat alisnya, menantang Keyna untuk membantah.
“Kau… Kau…” Keyna ingin marah atas sikap arogan Davin, tetapi tidak ada kata-kata yang keluar dari bibirnya. “Terserah padamu,” semburnya kemudian dan membalikkan diri hendak meninggalkan Davin.
Tetapi tangan Davin menyambarnya, menahan kepergiannya, membuat langkah Keyna terhenti.
“Maafkan aku. Aku hanya mengkhawatirkanmu.” suaranya lembut meski ekspresi Davin tetap dingin.
Keyna mengamati Davin dan tiba-tiba
merasa jantungnya berdegup kencang. Davin memang tampan, tetapi dari
jarak dekat lelaki itu luar biasa tampannya. Siapapun yang melihatnya
sedekat ini pasti akan meleleh… Seperti halnya Keyna.
“Aku mengerti.” Keyna bergumam cepat-cepat
supaya Davin melepaskan pegangannya. Dan Davin memang melepaskan
pegangannya, sehingga Keyna bisa menggumamkan alasan yang tidak jelas
dan kemudian melarikan diri.
Sweet Enemy 73
♠♠♠
“Mau pergi bersamaku?”
Keyna menoleh, hari ini hari minggu dan Davin tampak tampan mengenakan sweater abu-abu dan celana jeans warna hitam. Lelaki itu tampak lebih sehat dari beberapa hari kemarin.
“Kemana?”
“Kemana saja. Memangnya orang biasa seperti kalian akan kemana kalau hari minggu begini?”
Keyna mengernyit mendengar istilah yang dipakai
Davin. Orang biasa seperti dia? Oh astaga, lelaki ini memang terbiasa
hidup berkelimpahan kekayaan sehingga tidak tahu gaya hidup orang biasa.
“Kalau aku tidak pernah kemana-mana di hari minggu. Dulu aku menghabiskan hari mingguku untuk memasak di rumah.” Keyna tersenyum dan mengingat, “Tapi orang-orang…
Yang kau bilang orang biasa itu, mereka kebanyakan bersenang- senang di taman hiburan atau taman bermain di hari minggu.”
“Taman bermain?” Davin mengernyitkan keningnya,
“Tempat yang ada kicir angin dan roller coasternya?”
“Yup dan permen kapas yang sangat besar dan berwarna
pink. Dengan membayar tiket masuk, kita bisa puas memainkan semua
permainan di sana seharian.” mata Keyna berkilat, “Dulu ayahku menabung
gajinya berbulan-bulan, dan ketika aku naik kelas dengan nilai bagus, kami pergi ke taman hiburan bersama.
Waktu itu aku masih kecil.”
“Dan berapa kali kemudian kau kesana lagi?” mata Davin tampak sedih, mengamati Keyna.
Keyna tersenyum lucu. “Tidak pernah. Ayah tidak
pernah punya uang lagi. Uang tabungannya dipakai untuk mencukupi
kebutuhan kami yang makin bertambah… Tetapi tidak apa-apa setidaknya aku pernah ke taman hiburan.”
Davin tersenyum, “Kau lebih beruntung dariku, aku tidak pernah ke taman hiburan.”
“Apa?” Keyna membelalakkan matanya, “Tidak mungkin.”
74 Sweet Enemy
“Tidak ada yang sempat membawaku ke sana.” mata
Davin tampak sedih, “Mama dan papa selalu sibuk ke kantor dan keluar
negeri. Aku terbiasa sendirian bersama para pelayan, ingat? Lagipula
taman hiburan terlalu ramai, dan papa sangat ketat dalam hal keamanan.”
“Karena takut kau diculik?”
Davin mengangguk. Sejak kejadian percobaan
penculikannya dulu, papanya sangat ketat menjaganya, dia tidak boleh
pergi ke tempat umum sendirian, semuanya diawasi. Hanya ketika dia
beranjak dewasalah papanya mulai bersikap longgar dan memberinya
kebebasan. Percobaan penculikan itu…
“Aku pernah hampir diculik waktu kecil.” “Benarkah?” mata Keyna membelalak.
“Benar. Tetapi ada seseorang yang menyelamatkanku.
Sampai sekarang aku masih berhutang budi kepadanya.” Davin masih belum
punya nyali untuk menceritakan kisah Robert kepada Keyna, dia masih
belum siap menerima reaksi Keyna. Bagaimana perasaan Keyna ketika tahu
bahwa ayahnya, Robert kehilangan kariernya karena dia, dan kemudian
berakhir menjadi buruh bangunan yang miskin? Keyna seharusnya berhak
mendapatkan hidup yang lebih baik. Tetapi dia tidak mendapatkannya,
semua karena Davin.
“Dan kau pasti bersahabat dengan orang yang
menyelamatkanmu itu.” Keyna tersenyum, “Mengerikan membayangkan pernah
mengalami penculikan.”
“Sesungguhnya aku tidak ingat, aku masih kecil waktu itu.” Davin mengangkat bahu, “Dan penyelamatku, yah, dia sudah meninggal.”
“Oh.” Keyna menutup mulutnya kaget, “Aku minta maaf Davin.”
Aku yang seharusnya minta maaf. Davin membatin, ditatapnya Keyna dan tersenyum.
“Jadi? Ayo ganti pakaianmu.”
“Ganti pakaianku?” Keyna mengerutkan alisnya bingung.
“Kita ke taman hiburan sekarang.”
♠♠♠
Sweet Enemy 75
“Keyna.” suara Sefrina terdengar ketika Keyna sedang
berganti pakaian dan langsung mengangkat ponselnya begitu melihat nama
Sefrina tertera di sana.
“Ada apa Sefrina?”
“Aku ingin mengajakmu ke Cafe cokelat yang kemarin
kuceritakan.” Sefrina kemarin telah menceritakan tentang Cafe baru yang
menjual berbagai jenis cokelat dalam berbagai hidangan, ada kue,
cupcakes, minuman, dan berbagai bentuk cokelat yang cantik, “Aku bosan
di hari libur sendirian. Kita jalan yuk, kalau kau mau aku akan
menjemputmu.”
Keyna termenung bingung, “Aku sangat ingin Sefrina… Tapi aku tidak bisa.”
“Kenapa?” terdengar suara bingung Sefrina di seberang
sana.
“Aku… Eh… Davin mengajakku keluar.” “Davin mengajakmu keluar?”
“Iya… Dia mengajakku ke taman hiburan hari ini.”
“Dia mengajakmu ke taman hiburan?” Sefrina tampak membeo perkataannya, membuat Keyna tertawa.
“Hei kau menirukan kata-kataku Sefrina.” Keyna masih tertawa, “Dan kau tahu tidak, Davin tidak pernah ke taman hiburan sebelumnya.”
“Benarkah?” Sefrina menyahut, “Tapi kalau diingat, aku juga belum pernah ke taman hiburan.”
“Apakah kau mau ikut? Aku bisa bilang pada Davin, kita bisa bertemu di sana.”
“Tidak.” Sefrina menjawab pelan. “Sepertinya aku
tidak akan kuat menghadapi taman hiburan, mereka terlalu ramai dan penuh
orang.”
“Oh…”
“Mungkin lain kali saja yah kita jalan ke cafe cokelat itu…
Semoga kau bersenang-senang Keyna di taman hiburan itu.”
Keyna menghela napas merasa tidak enak, “Maafkan aku
Sefrina… Kau ingin aku membatalkan ke taman hiburan itu? Aku bisa bilang
pada Davin kalau aku ada janji denganmu.”
76 Sweet Enemy
“Tidak… Jangan.” Sefrina mencegah di seberang sana,
“Lagipula tiba-tiba aku merasa tidak enak badan… Pergilah Keyna… Kita bisa ke cafe cokelat besok pagi.”
“Oke… Sefrina, kau istirahat ya?”
“Iya Keyna. Selamat bersenang-senang.” Sefrina tertawa, kemudian menutup telepon.
♠♠♠
Keyna mematut dirinya di cermin dan untuk pertama
kalinya dia menyesali koleksi bajunya yang sedikit. Dulu Keyna tidak
pernah peduli pada penampilannya, apalagi pakaiannya. Baju baginya
hanyalah sesuatu yang sepantasnya menutupi tubuhnya.
Tetapi mengingat penampilan Davin tadi. Lelaki itu tampak luar biasa tampan dengan sweater abu-abu,
jeans hitam, tubuh tinggi rampingnya, rambut yang begitu modis, dan
wajahnya yang sangat tampan. Keyna takut Davin merasa malu terlihat
berjalan bersamanya.
Akhirnya dia mengambil celana jeans hitam dan t-shirt sederhana warna hijau, mengikat rambutnya ke belakang seperti kucir kuda. Lalu Keyna menatap dirinya di cermin dengan masam.
Penampilannya seperti anak remaja umur belasan tahun.
“Keyna?” suara Davin mengetuk di pintu, “Kau lama sekali. Apakah kau sudah siap?”
Keyna bergegas ke pintu dan membukanya, Davin berdiri
di sana, mengamati penampilan Keyna dari atas ke bawah lalu terkekeh
geli, “Aku seperti membawa anak SD jalan-jalan ke taman hiburan.”
Keyna menatap Davin dengan pandangan mencela,
“Ejeklah semaumu, memang begini penampilanku.”
“Hei, aku tidak memprotesmu lho… Lagipula sangat
cocok ke taman hiburan dengan anak SD.” Davin makin tergelak. Membuat
Keyna meliriknya marah dan berjalan berderap mendahuluinya.
Ketika pintu terbuka, mereka berhadapan dengan Jason dan Erland yang sedang berdiri di pintu, hendak masuk.
Sweet Enemy 77
“Kenapa kalian kemari?” Davin mengerutkan keningnya.
Jason tersenyum tampak tidak terpengaruh dengan sikap
ketus Davin, “Aku mengantar Erland, kemarin dia sedang di London, dan
sekarang dia ingin menengokmu.”
“Kata Jason kau sakit parah kemarin.” Erland mengangkat alisnya menatap Davin, “Tampaknya kau sembuh dengan cepat.”
“Well aku sudah sembuh, jadi kalian tidak perlu repot- repot menengokku. Pulanglah,” gumam Davin ketus.
Jason tertawa, sudah biasa dengan sikap ketus Davin,
“Kami kan baru datang, tega-teganya kau mengusir kami.” mata Jason terhenti di Keyna yang ada di belakang Davin, “Hai Keyna.”
“Hai.” Keyna tersenyum malu-malu, teringat pelukan
Jason waktu itu, “Aku masih membawa earphonemu.”
Keyna amat sangat ingin bertanya tentang lagu itu. Tetapi waktunya
sepertinya tidak tepat.
“Ambil saja, itu untukmu. Jadi kalau ada badai petir
lagi, kau tinggal memasangnya di telingamu dan menikmati musiknya.”
Jason tersenyum lembut pada Keyna.
Sementara itu Erland mengalihkan perhatiannya kepada
Davin, dan mengamatinya, “Melihat penampilan kalian, sepertinya kalian
mau pergi ya?”
“Bukan urusanmu.” jawab Davin ketus, dan langsung mendapatkan sikutan pelan dari Keyna di rusuknya.
“Kami akan ke taman hiburan.” jawab Keyna sambil tersenyum.
“Oh bagus, kau mengatakan kepada mereka, dan mereka
sekarang pasti akan ikut.” Davin melirik Keyna mencela lalu menatap
Jason dan Erland bergantian, “Katakan kalian punya kesibukan lain.”
“Aku tidak punya kesibukan.” Erland mengangkat bahunya tanpa rasa bersalah, “Bagaimana dengan kau, Jason?”
Jason tersenyum, sengaja membuat Davin kesal. “Aku juga tidak punya kesibukan, dan taman hiburan terasa menyenangkan.”
Keyna tertawa melihat tingkah ketiga sahabat ini. Apalagi ketika Davin menggerutu dan marah-marah, tetapi tetap
78 Sweet Enemy
membiarkan kedua sahabatnya naik ke mobilnya, mengikuti mereka ke taman hiburan.
♠♠♠
Ke Taman Hiburan!!
Nafas Sefrina terengah-engah, dadanya terasa panas terbakar.
Dengan keras Sefrina lalu menjerit, dan berteriak-teriak sekeras-kerasnya.
Teriakannya memenuhi lorong rumah, membuat merinding seluruh penghuni rumah yang mendengarnya.
♠♠♠
Sweet Enemy 79
“Bukankah menyedihkan? Dia ada dalam jangkauan tanganmu, tetapi kau tidak bisa merengkuhnya?”
8
Berjalan bersama tiga lelaki tampan ternyata sedikit mengintimidasi…
Keyna melirik ketiga lelaki yang berjalan beriringan
bersamanya, sibuk bercanda. Mereka melewatkan tatapan kagum para
perempuan yang berpapasan dengan mereka di taman hiburan itu. Dan
beberapa perempuan itu, setelah menatap ketiga laki-laki tampan itu, lalu melemparkan tatapan 'siapa sih perempuan itu?' kepada Keyna. Keyna memutar bola matanya. Hanya dia satu-satunya yang tampak tidak pas di gerombolan ini.
“Aku mau naik itu.” Davin menunjuk ke sebuah wahana permainan yang tampak mengerikan. Sebuah tiang tinggi dengan kursi-kursi di ujung-ujung kicir angin, dimana kursi itu hanya dipakukan di satu titik.
Keyna langsung merinding. Mereka akan diputar ke segala arah kalau naik wahana itu.
“Aku tidak mau.” memikirkannya saja sudah membuat Keyna mual karena takut.
Davin tertawa dan melirik Keyna dengan tatapan mencemooh, “Pengecut.”
“Aku bukan pengecut, aku punya akal sehat.” Keyna
membelalakkan mata, “Silahkan naiki wahana itu dan buat dirimu muntah
sesudahnya.”
Jason tertawa mendengar jawaban Keyna untuk Davin,
membuat Davin langsung memelototinya. Lelaki itu menatap Keyna, seolah
akan membantah, tetapi kemudian memutuskan menyerah.
80 Sweet Enemy
“Oke kalau begitu, kita naik wahana yang membosankan
saja. Mungkin kau bisa mencoba komedi putar di sana itu, sepertinya
cocok dengan penampilanmu yang seperti anak SD.”
Keyna menatap Davin dengan pandangan mencela, lalu
memelengoskan muka dan berjalan menjauhi Davin. Jason buru- buru
mengikuti Keyna, mengajaknya bicara tentang sesuatu sementara Davin
mengamati mereka, lalu mau tak mau berjalan mengikuti Keyna dan Jason di
belakangnya.
Erland mendekat ketika mereka berjalan mengikuti Keyna. “Kenapa denganmu sobat?” Erland setengah berbisik.
Davin mengernyitkan keningnya, “Kenapa apa? Apa maksudmu?”
“Kau. Sikapmu aneh.”
“Aneh? Aku biasa saja.” Davin mengedikkan bahunya bingung.
Erland terkekeh, “Sikapmu kepada Keyna. Aku belum pernah melihatmu bersikap begitu kepada perempuan lain. Seolah-olah kau sedang…kebingungan.”
“Aku? Kebingungan menghadapi Keyna? Itu tidak mungkin Erland. Memangnya apa yang dilakukan Keyna sampai bisa membuatku bingung?”
“Itu yang harus kau tanyakan pada dirimu sendiri.
Ayolah Davin, aku temanmu sejak kecil. Kau seperti buku yang terbuka di
depanku. Sikapmu itu sangat kontradiktif, kau seolah-olah ingin menarik Keyna mendekat tetapi sekaligus ingin mendorongnya jauh-jauh. Dan hal itu membuatmu tampak defensif di depan Keyna. Mungkin kau harus tentukan, sebenarnya apa yang kau rasakan untuk Keyna?”
Davin membeku. Menatap bagian belakang tubuh Keyna
yang sedang berjalan di depannya. Lalu menghela napas. Bahkan dia
sendiri bingung dengan perasaannya. Bagaimana mungkin dia bisa menjawab
pertanyaan Erland?
♠♠♠
Sweet Enemy 81
“Sepertinya Davin berperan sebagai kakak yang baik
untukmu.” Jason tersenyum lembut ketika mereka duduk di cafe di tengah
taman hiburan itu. Mereka sudah naik roller coaster, mencoba wahana
kereta gantung, dan juga rumah hantu. Sekarang mereka sedang makan
siang. Cafe itu menyediakan makanan-makanan sederhanya untuk pengisi perut.
Keyna melirik Davin yang sedang berada di luar cafe
bersama Erland, lelaki itu tadi melihat Keyna memandang terpesona kepada
pedagang permen kapas berwarna pink yang lewat. Dan meskipun bersungut-sungut serta mengejek Keyna yang kekanak-kanakan, Davin akhirnya keluar dan membelikannya untuk Keyna.
Keyna tersenyum dan menatap Jason, “Dia berusaha bersikap sangat baik untukku.” Keyna teringat betapa Davin sudah benar-benar merubah sikapnya kepadanya, dan itu membuat hatinya hangat.
Jason menatap Keyna dengan tatapan menyelidik,
“Apakah kau pernah ingin punya kakak lelaki sebelumnya?”
“Tentu saja. Selama ini aku hanya hidup berdua dengan
ayahku, kadang aku ingin tinggal di keluarga besar.” Keyna menatap
Jason, berpikir bahwa ini adalah saat yang tepat untuk bertanya mengenai
lagu itu, “Jason… Aku ingin bertanya.”
“Tentang apa?”
“Tentang lagu yang ada di pemutar musik milikmu yang
kau berikan padaku di malam berhujan petir itu…” Keyna merasakan
jantungnya berdegup, “Aku… Aku pernah merasa mendengarnya dalam
mimpiku.”
“Mimpi?” Jason nampak tertarik.
“Ya… Aku sering bermimpi… Mungkin itu ingatan
samar…atau entahlah… Aku masih sangat kecil waktu itu dan aku mungkin
menyimpan kenangan itu dalam-dalam karena terlalu menakutkan.” Keyna menatap Jason dengan bingung, “Aku bahkan tidak tahu itu mimpi atau kenyataan.”
“Mimpi tentang apa?”
“Tentang hujan badai dan petir… Aku menangis
ketakutan, lalu ada seorang anak lelaki datang… Dia… Dia menyanyikan
lagu yang sama dengan yang ada di pemutar
82 Sweet Enemy
musikmu…” Keyna menelan ludah, “Dan baru kusadari kalau mungkin saja mimpi itu adalah kenangan tentang kejadian nyata.”
“Lagu di pemutar musikku adalah lagu klasik lama, Keyna, aku mencoba memainkannya dengan versi biola… Judulnya Lullaby…”
Keyna menatap ragu, “Anak lelaki kecil di mimpiku juga menyanyikan lagu itu…”
“Itu semacam lagu pengantar tidur.” tatapan Jason
tampak aneh. “Apakah kau sama sekali tidak ingat tentang anak lelaki
kecil itu? Sama sekali?”
“Aku punya ingatan samar.” Keyna mengangkat bahunya sedih, “Bahkan seperti kubilang tadi… Aku tidak yakin apakah itu benar-benar ingatan samar, atau hanya mimpi…”
Jason tampak akan mengatakan sesuatu, tetapi kemudian mengurungkan niatnya karena Davin dan Erland datang mendekat.
Davin menyerahkan permen kapas yang sangat besar dan
berwarna pink itu kepada Keyna, “Aku tahu kau menginginkannya.” Davin
bergumam kaku.
Keyna menerimanya dengan senang, ditatapnya Davin penuh rasa terima kasih, “Terima kasih Davin, aku senang sekali.”
Davin hanya menggumam tak jelas, lalu duduk di sebelah
Keyna.
“Permainan apa lagi yang akan kita mainkan?” Dia melirik jam tangannya. “Kita masih punya banyak waktu.”
Keyna menoleh ke sekeliling, lalu menunjuk permainan berperahu melewati wahana air terjun yang berkelak-kelok,
“Sepertinya itu menyenangkan.”
“Tapi kita akan basah.” kening Davin sedikit berkerut, tetapi kemudian lelaki itu tersenyum, “Tapi sepertinya itu layak dicoba.”
♠♠♠
“Mereka terus mengiringinya, kita harus menunggu sampai dia terpisah dari ketiga laki-laki itu.”
Sweet Enemy 83
Anak buahnya melapor kepadanya. Membuatnya mengkerutkan dahi. “Keyna bersama Davin, Jason dan Erland?”
“Ya.”
Dia mengerutkan dahinya. Jason… Terutama Jason.
Lelaki itu sepertinya punya insting bahwa Keyna dalam bahaya. Dia telah
sangat mengganggu rencananya dari kemarin, dengan menjemput dan menjaga
Keyna ketika pulang kampus. Mungkin kalau ingin penculikannya terhadap
Keyna berhasil, dia harus menyingkirkan Jason duluan.
“Ikuti terus. Tunggu sampai semua lengah dan Keyna terpisah dari mereka.”
“Baik,” anak buahnya membungkukkan tubuh dan melangkah pergi.
♠♠♠
Mereka benar-benar basah akibat permainan itu. Air muncrat dimana-mana membasahi pakaian dan rambut mereka, tetapi permainan itu benar-benar menyenangkan hingga mereka tertawa-tawa ketika turun dari perahu.
“Aku harus ke kamar mandi.” Keyna menoleh ke arah
kamar mandi tak jauh dari situ. Ada area khusus untuk kamar ganti dan
kamar mandi perempuan. “Di situ.”
Davin masih berusaha mengusap rambutnya yang basah, begitupun Jason dan Erland yang sibuk menghenta-hentakkan sepatu mereka yang basah.
Dan Keyna pun berjalan ke arah kamar mandi itu.
Kamar mandi itu sepi. Mungkin karena sudah menjelang sore dan orang-orang sibuk bermain. Keyna berdiri di depan kaca besar dan mencuci tangannya di atas wastafel.
Seorang perempuan berpakaian rapi ada di sebelahnya.
Keyna mengernyit, pakaiannya terlalu rapi untuk bermain ke taman
hiburan… Tetapi Keyna menggelengkan kepalanya dan mengusir pemikirannya.
Setiap orang punya selera sendiri- sendiri, mungkin perempuan ini
merasa nyaman berpakaian seperti itu.
84 Sweet Enemy
“Nona?”
Sapaan perempuan berpakaian rapi itu membuat Keyna mengernyit, dia menolehkan kepalanya.
“Ya?”
Perempuan itu tersenyum, “Maaf ya.”
Lalu sebuah jarum suntik di tusukkan di tubuhnya. Keyna masih sempat terperangah dan terkejut, sebelum kemudian matanya berkunang-kunang dan kesadarannya hilang.
♠♠♠
Perempuan berpakaian rapi itu menarik kursi roda
lipat yang sudah disiapkan di kamar mandi. Lalu meletakkan tubuh mungil
Keyna yang tak sadarkan diri di sana. Dipakaikannya kacamata hitam
besar, dan kain untuk menutup kepalanya, serta selimut untuk menutupi
tubuhnya. Dia mendorong kursi roda itu keluar, ke arah keramaian. Tidak
ada yang curiga. Dia melirik ke arah tiga lelaki yang bersama Keyna
tadi. Ketiga lelaki itu sedang bercakap-cakap dan membelakanginya.
Dengan cepat dia mendorong kursi roda itu dan membawa
Keyna menjauh. Begitu berada di tempat aman dan tidak terjangkau, dia
mengangkat ponselnya dan menelepon.
“Ya?” suara di seberang sana menyahut cepat.
“Aku sudah mendapatkannya.”
“Bagus.” ada senyum di suara itu. “Bawa ke tempat yang sudah ditentukan.”
♠♠♠
Ketika mereka lama menunggu dan Keyna tak kunjung
keluar, Davin mulai curiga. Dia melirik Jason dengan gelisah. Melempar
tatapannya ke arah kamar mandi perempuan itu.
Jason sendiri mulai menyadari ada yang tidak beres.
Tatapannya menajam. “Kita sudah menunggu terlalu lama,” gumamnya.
“Mungkin Keyna sedang sakit perut atau apa?” Erland berusaha menenangkan teman-temannya.
Sweet Enemy 85
Tapi Davin menghela napas tak sabar, dia mengambil ponsel dan menelepon nomor Keyna. Wajahnya memucat.
“Ponselnya tidak aktif.”
Dengan gerakan cepat dia melangkah ke arah kamar mandi perempuan itu. Tidak dipedulikannya seruan-seruan para perempuan yang sedang ada di sana.
“Maafkan saya.” Davin menatap panik ke sekeliling ruangan. “Adakah yang melihat adik saya di sini?”
Tetapi Keyna tidak ada. Pintu kamar mandi itu
terbuka. Kosong. Dan hanya ada dua orang perempuan tak dikenal di depan
wastafel, menatapnya mencela karena berani-beraninya melongok ke kamar mandi khusus perempuan.
Davin bergegas keluar, menghampiri Jason dan Erland,
jantungnya berdebar kencang, “Keyna tidak ada di kamar mandi itu. Dia
tidak ada di mana-mana!”
♠♠♠
Tubuh Keyna yang tak sadarkan diri dibaringkan di atas ranjang.
Dia mengamati Keyna, lalu menoleh ke arah anak buahnya. “Kapan dia akan sadar?”
“Mungkin sekitar satu atau dua jam lagi.”
Dia tersenyum, “Bagus. Kau tunggui dia di sini.
Begitu dia sadar, hubungi aku. Aku ingin ada di sini ketika dia membuka
matanya.”
86 Sweet Enemy
“Darah lebih kental daripada air....benarkah?”
9
“Bagaimana mungkin kita bisa kehilangannya? dia ada
di depan kita?” Davin mengacak rambutnya dengan frustrasi. Polisi sudah
dihubungi dan mereka sudah memberikan keterangan. Davin juga sudah
mengerahkan seluruh pegawainya untuk membantu pencarian. Mereka sudah
melakukan pelacakan kepada semua teman Keyna dan tidak ada titik terang.
Lagipula Keyna tidak punya teman, dia hanya dekat sengan Sefrina dan
saat ini Sefrina masih belum bisa dihubungi.
Semua sudah dilakukan, tetapi Keyna benar-benar tidak terlacak. Dia seperti lenyap di telan bumi tanpa sengaja.
Bagaimana kalau ada yang melukai Keyna? Davin tiba-
tiba merasakan ketakutan yang sangat dalam dari hatinya. Tidak! Dia
tidak bisa kehilangan Keyna… Entah kenapa di saat seperti ini, Davin
baru menyadari bahwa dia… Dia mungkin memiliki perasaan lebih kepada
Keyna.
Dan sekarang dia tidak tahu nasib Keyna seperti apa
dan dimana. Apa yang dilakukan penculik itu terhadapnya? Apakah mereka
menginginkan uang? Kalau memang menginginkan uang, Davin pasti akan
memberikannya, berapapun itu, demi Keyna.
Dengan cemas dia menatap ke arah pesawat telepon.
Polisi tampak lalu lalang di mansion itu, menunggu. Ya mereka menunggu
telepon yang meminta tebusan. Biasanya kasus-kasus seperti
ini akan disusul dengan telepon yang meminta tebusan. Tetapi mereka
sudah menunggu beberapa jam. Dan telepon itu tak kunjung tiba.
Davin meringis, menahan nyeri yang tiba-tiba menyerang kepalanya. Seluruh pikiran buruk berkecamuk di benaknya. Bagaimana… Bagaimana kalau ternyata para penculik itu tidak
Sweet Enemy 87
meminta uang tebusan? Bagaimana kalau yang diinginkan oleh penculik itu hanyalah mencelakai Keyna?
Davin tersentak ketika ada yang menepuk bahunya, dia
menoleh dan mendapati Jason disana, lelaki itu tampak pucat pasi dan
frustrasi seperti dirinya. Kenapa Jason juga tampak begitu cemas?
Apakah… Apakah Jason juga mempunyai perasaan lebih kepada Keyna?
“Sefrina sudah bisa dihubungi.”
“Halo?” suara Sefrina tampak menyahut di seberang sana.
“Sefrina ini Jason. Apakah mungkin Keyna datang padamu atau menghubungimu?”
Suara Sefrina tampak bingung, “Tidak. Kami tidak bertemu hari ini. Bukankah Keyna sedang pergi ke taman hiburan bersama Davin?”
“Dia hilang Sefrina, sepertinya dia diculik.”
“Apa?” Sefrina tampak terperanjat, “Bagaimana
mungkin? Kenapa itu bisa terjadi?” Sefrina hampir berteriak, “Tadi pagi
aku baru saja bercakap-cakap dengannya di telepon!”
“Dia diculik di kamar mandi, kami lengah dan
sepertinya penculik itu menyergapnya di kamar mandi.” Jason menjelaskan
dengan gelisah, “Saat ini kami semua sedang berkumpul di rumah Davin,
bersama para polisi, kami menantikan kalau-kalau ada telepon meminta tebusan.”
“Oh astaga. Aku akan bergegas kesana.” Sefrina berseru dengan nada panik, lalu menutup teleponnya.
♠♠♠
Sefrina datang dengan segera. Perempuan itu tampak
panik. Davin yang pertama kali melihatnya dan mengedikkan bahunya kepada
Jason.
“Kenapa dia ada di sini?”
Jason melirik dari jendela ke arah Sefrina yang baru
turun dari mobil dan melangkah menaiki tangga mansion, “Tadi aku
meneleponnya untuk mengetahui dimana Keyna berada… Dia
88 Sweet Enemy
tidak tahu dan mencemaskan kondisi Keyna, jadi dia ke sini untuk ikut menunggu perkembangan dari kepolisian.”
Davin menatap Sefrina yang baru memasuki ruangan. Hujan rintik-rintik di luar dan membuat rambutnya yang berkilauan basah oleh air bagaikan berlian-berlian yang menghiasinya. Sefrina tampak cantik, dan dia juga baik kepada Keyna.
Sebelumnya Davin sempat berprasangka buruk kepada
Sefrina, mengira perempuan itu mempunyai rahasia terselubung dengan
mendekati Keyna apalagi mengingat sejarah masa lalu dia dan Sefrina dan
segala hal tentang pembatalan perjodohan itu. Tetapi semakin lama
Sefrina tampak semakin akrab dengan Keyna dan mereka tampak baik-baik
saja. Hingga Davin berkesimpulan bahwa mungkin Sefrina bahkan tidak
tahu bahwa dia sempat dijodohkan dengan Davin dan kemudian dibatalkan
oleh papa Davin. Mungkin Sefrina memang benar- benar tulus berteman
dengan Keyna.
Sefrina mendekati Davin, tampak panik. “Bagaimana? Apakah sudah ada kabar?”
Davin menggelengkan kepalanya, lalu mempersilahkan
Sefrina duduk, “Belum ada kabar… Kami semua menunggu kalau-kalau ada telepon dari penculik itu meminta uang tebusan.” Davin tersenyum pada Sefrina, “Terima kasih sudah datang, Sefrina.”
Sefrina tersenyum lembut kepada Davin, “Keyna adalah sahabatku, aku sangat mencemaskannya.”
Suasana kemudian penuh kegelisahan. Polisi sudah
menelusuri kepada para saksi mata di taman hiburan. Tetapi penculik ini
sepertinya profesional dan berhasil untuk tidak meninggalkan jejak
apapun. Tidak ada sidik jari, tidak ada saksi mata, semuanya nihil.
Davin sudah menelepon mamanya yang sedang berada di
luar negeri, dan sang mama mengatakan akan segera pulang. Keyna adalah
anggota keluarga, dan keluarga Jonathan akan berusaha sebaik mungkin
demi Keyna.
Sweet Enemy 89
Dada Davin terasa sesak dan pedih. Rasanya waktu
seperti berjalan begitu lambat dan menyiksanya. Hanya duduk di sini
menanti dan tak berdaya rasanya sungguh-sungguh menyakitkan. Keyna mungkin saja sudah terluka di luar sana.
Kenapa penculik itu tidak menelepon?
Davin mengacak rambutnya frustrasi, menutup wajahnya dengan kedua tangannya.
Saat itulah ada tangan lembut yang meremas pundaknya,
membuat Davin menoleh. Sefrina sudah pindah ke sofa di sebelahnya,
meremas pundaknya lembut dengan senyum penuh dukungan.
“Aku tahu kita semua cemas. Tetapi kita harus kuat dan percaya bahwa Keyna akan baik-baik saja. Jangan memikirkan hal-hal yang buruk dulu yah… Kita berdoa sambil menunggu.” bisiknya penuh pengertian.
Davin tersenyum muram dan menganggukkan kepalanya.
“Terima kasih Sefrina…”
♠♠♠
Jason memilih menyendiri di sudut yang lain. Dia luar
biasa panik, tetapi berhasil menyembunyikannya di balik sikap tenang
dan topeng datarnya.
Keyna, adiknya dia baru menemukannya dan sekarang
penculik kurang ajar itu malahan merenggut Keyna dari sisinya. Jason
bersumpah, kalau dia bisa menemukan penculik itu dia akan menghajarnya habis-habisan.
Tetapi dimana? Jason mengernyitkan dahinya.
Sebenarnya dia sudah mempunyai firasat. Ketika dulu dia diam- diam
mengamati Keyna, dia selalu melihat ada mobil yang mengawasi dari
kejauhan, semula dia berpikir bahwa itu adalah pengawal dari keluarga
Jonathan yang mengawasi diam-diam. Tetapi lama kelamaan dia
curiga. Karena itulah waktu itu dia selalu mengawal Keyna sepulang dari
kuliah dan menjaganya. Sayangnya ketika dia berusaha mengawasi dan
melacak mobil misterius itu, dia kehilangan jejak. Lalu Keyna sudah
diantar jemput oleh supir pribadi keluarga Jonathan sehingga Jason
lengah.
Dan dia kehilangan Keyna…
90 Sweet Enemy
Jason menghela napas panjang, dia tidak bisa berdiam
diri terus di sini. Dia bisa gila. Dia harus melakukan sesuatu. Paling
tidak dia tidak hanya duduk seperti orang bodoh dan menyerah kepada
nasib.
♠♠♠
Sefrina tersenyum dalam hatinya sambil mengamati
Davin yang ada di dekatnya. Dia bisa memasuki mansion keluarga Jonathan,
dan Davin telah menerimanya dengan baik. Dulu dia selalu merasakan
kecurigaan Davin kepadanya, tetapi sepertinya sekarang kecurigaan itu
sudah pudar, dan Sefrina akan lebih leluasa tanpa pengawasan dari Davin.
Sefrina menahan seringai mengerikan yang muncul di mulutnya. Sekarang
rencananya akan berjalan mulus…
Tetapi dia dulu harus mengatasi masalah ini.
Hilangnya Keyna harus diselesaikan dulu. Kalau tidak semuanya akan
hancur dan rencananya yang disusunnya rapi akan berantakan…
♠♠♠
Keyna membuka matanya. Kepalanya terasa pusing dan
berat, dan matanya terasa silau ketika langsung menatap cahaya lampu
yang menerpa matanya, di atas ranjang.
Dia ada dimana…?
Keyna berusaha menormalkan pandangannya yang remang-remang,
dan juga berusaha mengumpulkan kembali ingatannya. Kepalanya terasa
berat sehingga pada awalnya dia agak kesulitan tetapi kemudian samar-samar dia menemukan gambaran itu di kepalanya.
Taman hiburan… Kamar mandi… Perempuan dengan baju yang terlalu rapi… Lalu… Oh astaga!
Keyna terperanjat dan langsung duduk. Dia berada di
kamar yang tidak dikenalinya… Dimana dia? Matanya berputar dan langsung
bertatapan dengan mata perempuan itu, yang duduk di kursi tak jauh dari
ranjang. Perempuan itu masih memakai pakaian rapi yang sama, Keyna baru
sadar kalau pakaiannya mirip jas laki-laki, perempuan itu berdandan seperti pengawal pribadi atau bodyguard.
Sweet Enemy 91
“Well… Akhirnya kau bangun juga.” seringai yang tidak menyenangkan muncul di bibir perempuan itu. “Saatnya untuk reuni.”
Lalu tanpa berkata-kata perempuan itu melangkah berdiri meninggalkan Keyna. Ketika dia datang lagi, dia tidak sendrian tetapi bersama seseorang.
Keyna menatap orang itu dengan tatapan bingung dan ketakutan. Menyadari bahwa dia disekap di sebuah ruangan asing oleh orang-orang yang tak dikenalnya. Menyadari bahwa dia mengalami apa yang dibicarakan semuanya, dia diculik!
Orang yang masuk bersama perempuan berbaju pengawal itu menatap Keyna dan tersenyum manis, mengamati Keyna dari atas ke bawah.
“Hallo Keyna.” bisiknya lembut, “Sudah lama aku menunggu pertemuan ini.”
♠♠♠
Jason akhirnya berdiri dengan kesal dari kursi itu,
dia sudah tidak tahan lagi. Dia harus berbuat sesuatu atau detik demi
detik itu akan menghancurkan kewarasannya dan membuatnya menjadi benar-benar gila.
Ketika dia berjalan dengan langkah cepat ke pintu, Davin sudah berdiri di belakangnya, menahan langkahnya, “Mau kemana Jason?”
Davin sudah merasakan hal yang aneh dari tingkah laku
Jason, lelaki itu tampak kalut luar biasa, seakan hilangnya Keyna
sangat memperngaruhinya, tetapi kenapa? Bukankah Jason dan Keyna tidak
dekat?
Kecurigaan Davin muncul lagi, curiga bahwa Jason jangan-jangan menyimpan perasaan lebih kepada Keyna.
“Mau kemana?” Davin menyipitkan matanya, mengamati Jason dengan seksama.
Jason tampak gelisah, “Aku butuh berjalan-jalan sebentar.”
Davin masih mengamati Jason dengan dingin. “Kalau aku yang mencemaskan Keyna itu wajar, karena dia sudah bagaikan
92 Sweet Enemy
anggota keluarga kami. Tetapi kau? Kau tampak begitu kalut Jason. Apakah kau…menyimpan perasaan lebih kepada Keyna?”
“Seharusnya kita tidak perlu membahas itu," Jason mendesis. Membuat Davin semakin yakin, rasa cemburu merayapinya. Berani-beraninya
Jason menyimpan perasaan kepada Keyna? Setelah Davin memperingatkan
Jason agar menjauhinya? Jason adalah penghancur hati perempuan, dan
Davin tidak mau Keyna menjadi korbannya.
“Kalau aku berhasil menemui Keyna nanti, aku tidak akan mengizinkan kau mendekatinya lagi.”
Detik itu juga sebuah tinju melayang ke rahang Davin,
tidak terduga hingga Davin tersentak mundur beberapa langkah. Dia
menatap Jason dengan marah, hendak menyerang, tetapi Sefrina berlari
dengan panik dan memegangi Davin, mencegah Davin balas memukul.
“Sudah kalian hentikan! Aku tahu kalian panik dan
bingung tetapi kalian harus bisa menjaga emosi kalian!” Sefrina
berteriak, memegangi Davin kuat-kuat.
Davin bisa saja menyingkirkan Sefrina dan menyerang
Jason, tetapi kemudian dia mengurungkan niatnya. Dia memang marah Jason
memukulnya tanpa sebab, tetapi Sefrina benar, dia harus tenang karena
saat ini mereka harus memprioritaskan Keyna.
“Aku tidak tahu kenapa kau memukulku.” Davin bergumam
dingin. “Tetapi bagiku itu adalah pernyataan darimu. Mulai sekarang kau
keluar dari kehidupan aku dan Keyna. Kita tidak berteman lagi.”
Jason malah terkekeh, membuat Davin mengernyitkan
keningnya, “Menjauh dari Keyna katamu? Siapa kamu sehingga berhak
membuat keputusan itu? Kau bukan kakaknya.” nafas Jason sedikit terengah
ketika mengungkapkan kebenaran itu. “Aku kakak Keyna. Kakak kandungnya.
Dulu gara-gara kau keluarga kami tercerai berai. Dan
sekarang hampir terjadi lagi… Aku bersumpah, Davin. Kalau Keyna kembali,
kau yang keluar dari kehidupan kami.”
Davin terperangah, terkejut atas info yang sama sekali tidak disangkanya itu. Dia menatap Jason dengan terkejut,
Sweet Enemy 93
berusaha mencari kebenaran di mata itu, dan menemukan sinar tegas di sana.
Davin baru akan bersuara ketika langkah-langkah panik mendekatinya, dia menoleh dan mendapati polisi yang menunggu di telepon mendatanginya,
“Tuan Davin! Penculik nona Keyna menelepon, dia ingin berbicara langsung dengan anda!”
♠♠♠
Perempuan cantik itu menutup telepon dan tersenyum
dengan licik kepada pengawal perempuannya. Dia memang benar. Keyna akan
menjadi ladang yang subur untuk menghasilkan panen kekayaan baginya.
Dia minta dua milyar, dan Tuan Muda sombong di
seberang sana langsung menyetujuinya tanpa membantah. Mungkin Keyna
memang mempunyai bakat menarik lelaki-lelaki kaya, sehingga
Davin yang terkenal sangat sombong itu begitu panik dan seakan bersedia
melakukan apa saja agar Keyna dikembalikan. Hal itu mengingatkan
dirinya pada masa-masa jayanya dulu, di waktu mudanya dimana semua lelaki kaya bertekuk lutur dikakinya, bersedia memberikan segalanya untuknya.
Dua milyar mungkin tidak berarti bagi keluarga
Jonathan yang kaya raya itu… Pikiran tamaknya mengembara. Mungkin dia
bisa menahan Keyna sementara, demi untuk mendapatkan penawaran yang
lebih tinggi.
Senyumnya makin melebar ketika menatap Keyna yang
sekarang sebelah lengannya diborgol di ranjang. Anak ini benar- benar
akan menjadi ladang emasnya. Dia akan amat sangat kaya dan mendapatkan
harta yang banyak.
Selama ini dia melupakan anak ini, anak kurus yang
dibawa pergi suaminya ketika mereka berpisah. Dia menjalani kehidupan di
luar negeri, berfoya-foya dengan kekayaannya hasil menjual Jason dan melewatkan hidupnya dengan bersenang-senang, mengeruk harta dari lelaki-lelaki kaya yang berlomba-lomba
untuk menjadi kekasihnya. Tetapi lama kelamaan, gaya hidupnya membuat
bisnis yang dibangunnya di sana bangkrut usianya semakin menua sehingga
tidak mampu
94 Sweet Enemy
lagi menarik hati lelaki, dan dia terpaksa kembali ke negara ini dalam kondisi pailit.
Lalu secara tidak sengaja dia menemukan halaman
artikel tentang Keyna, yang langsung dikenalinya. Keyna sudah begitu
beruntung sudah menjadi bagian dari keluarga Jonathan yang sangat kaya.
Apalagi dari pengawasannya hubungan Keyna dengan keluarga Jonathan,
terutama dengan Davin, anak tunggal keluarga Jonathan, sangat baik.
Otaknya langsung berpikir cepat. Keyna bisa membantunya mendapatkan
kekayaan kembali. Dia menjalankan rencananya dengan hati-hati, meski pada awalnya sempat terhalang oleh Jason, anak lelakinya yang ternyata diam- diam menjaga Keyna.
Jason menjadi alternatif keduanya setelah Keyna,
kalau dia tidak berhasil dengan Keyna dia sudah berniat menghubungi
Jason dan meminta uang, toh Jason diadopsi keluarga kaya dan bisa hidup
mapan juga berkat jasa-jasanya. Jason seharusnya rela memberinya uang untuk membalas budi.
Dan ternyata rencananya berhasil. Davin akan memberinya uang. Uang yang banyak, cukup untuk berfoya-foya sebelum dia meminta lagi dan lagi.
Well… Tidak percuma dia dulu melahirkan Keyna ternyata…
♠♠♠
Sweet Enemy 95
“Orang yang menyimpan rencana jahat selalu bersembunyi di kegelapan, mengamatimu dalam diam.”
10
Keyna menatap perempuan itu yang sedang berdiri
sambil tersenyum aneh kepadanya. Perempuan itu sangat cantik, tentu
saja, meskipun sudah setengah baya. Pakaiannya berwarna merah mencolok
dan dandanannya lumayan berani dengan warna-warna tak kalah terang.
Saat ini pengawal perempuan itu sudah memborgol
tangannya di ranjang hingga Keyna tidak bisa bergerak. Dia hanya diam
tak berdaya di bawah tatapan perempuan itu.
“Kau tumbuh menjadi perempuan mungil yang cantik,
Keyna.” perempuan itu tersenyum manis sambil mengawasi seluruh
penampilan Keyna.
Sementara itu Keyna mengernyitkan matanya, kenapa perempuan itu mengetahui namanya? Dan dari kata-katanya yang mengatakan bahwa Keyna tumbuh menjadi perempuan yang cantik… Seolah-olah dia tahu tentang masa kecil Keyna.
Tetapi siapa dia? Keyna bahkan tidak punya ingatan
sama sekali tentang perempuan ini. Kalau benar perempuan ini mengenal
Keyna di masa kecilnya, mungkin saja memang Keyna tidak ingat. Keyna
melupakan semua kenangan tentang masa kecilnya, entah kenapa. Ayahnya
juga tidak pernah menanyakan tentang itu, seolah ada tembok pembatas
yang menutup antara Keyna kecil dengan Keyna yang sekarang, ingatan
pertamanya di masa kecilnya adalah ketika ayahnya membawanya ke rumah
mereka yang sederhana. Sejak saat itu, di dunia ini hanya ada Keyna dan
ayahnya. Ayahnya bilang mereka hanya tinggal berdua karena ibunya telah
meninggal.
96 Sweet Enemy
“Apakah kau mengenalku di masa kecilku?” Keyna menatap perempuan itu dengan berani, “Kata-katamu seolah tahu bagaimana aku di waktu kecil.”
Perempuan itu agak terkejut ketika mendengar
pertanyaan Keyna, dia lalu mengamati Keyna dengan seksama, “Well… Kau
tidak ingat masa kecilmu ya? Kau tidak ingat aku?” perempuan itu menggeleng-gelengkan kepalanya, “Sungguh suatu kebetulan yang menguntungkan.”
Apa maksud perempuan ini? Keyna mengerutkan keningnya
bingung. Tetapi rupanya perempuan itu tidak ingin membantu menjelaskan
kebingungannya, dia malah berdiri, masih dengan senyum manisnya.
“Mungkin lebih baik kalau kau tidak ingat siapa aku,
aku jadi lebih leluasa,” dikedipkannya sebelah matanya, “Sementara kau
bisa memanggilku Sophia sampai kau ingat.”
Lalu Sophia pergi, meninggalkan Keyna di kamar itu terkurung dan terborgol, tak bisa kemana-mana.
♠♠♠
Setelah menerima telepon dari orang yang meminta
tebusan itu, Davin menatap Jason yang duduk di depannya dengan tajam,
polisi sedang berkumpul di sisi yang lain mencoba melacak telepon itu
dan juga suara peneleponnya, sementara Sefrina tadi meminta izin untuk
ke kamar mandi. Sementara itu Erland ada di bandara untuk menjemput mama
Davin yang sebentar lagi mendarat.
“Apa maksud kata-katamu tadi?”
Jason hanya melirik ke arah Davin, lalu memalingkan mukanya, “Bukan apa-apa.”
“Kau bilang kalau Keyna adalah adikmu.”
Mata Jason menatap dengan tajam, “Dia memang adikku.”
“Bagaimana bisa?” Davin memajukan tubuhnya, “Kau berasal dari keluarga kaya, dan Keyna…”
“Aku adalah anak angkat.” Jason menjelaskan dengan
dingin. “Keyna adalah adik kandungku. Ya, kalau kau bertanya, Robert
adalah ayahku, dari dialah aku menuruni bakat bermain biola. Kami dulu
satu keluarga yang utuh, ayahku, ibuku, aku dan
Sweet Enemy 97
Keyna.” tatapan Jason berubah penuh kebencian.
“Sampai kemudian ayah menyelamatkan seorang anak kecil dan kariernya
hancur… Dia tidak bisa bermain biola lagi, dan semua rencana masa depan
keluarga kami musnah… Ibuku meninggalkan ayahku dan membawaku pergi,
memisahkan aku dari Keyna yang dibawa oleh ayahku.”
“Apa?” wajah Davin memucat mendengar penjelasan Jason, matanya masih bersinar tidak percaya, “Oh… Astaga…”
“Kau terkejut Davin?” Jason tersenyum sinis, “Apalagi
aku. Sejak awal aku sudah curiga Keyna adalah adikku, dan aku mencari
tahu. Semuanya jelas ketika kau menjelaskan bahwa kau berhutang budi
kepada Keyna karena ayah kami menyelamatkanmu.” Jason menyipitkan
matanya, “Secara tidak langsung, kaulah yang memecahkan keluarga kami
menjadi tercerai berai.”
Davin meremas rambutnya dengan frustrasi, informasi ini sama sekali tidak disangka-sangkanya. Bagaikan hantaman yang mengejutkan.
“Dan aku bersumpah, Davin. Kau tidak akan bisa membuat kami terpisah lagi. Keyna adalah adikku, dan sudah saatnya aku mengklaim hak-ku
sebagai kakaknya. Akulah yang berhak melindungi dan menjaganya, bukan
kau. Dan kalau Keyna kembali nanti, aku akan menjauhkan Keyna darimu.”
Davin masih tidak mampu berkata-kata.
Tetapi bayangan Jason akan menjauhkan Keyna darinya membuat jantungnya
terasa diremas. Tidak! Dia tidak akan mau dijauhkan dari Keyna. Tetapi…
Bagaimana kalau Keyna yang pada akhirnya menjauhinya? Bagaimana kalau
sama seperti Jason sekarang, setelah mengetahui bahwa dialah yang
menyebabkan mimpi dan karier Robert hancur hingga meninggal dalam
kemiskinan, Keyna akan membencinya dan menyalahkannya?
Davin belum sempat bersuara ketika polisi mendatanginya untuk memberikan informasi.
“Kami sudah mencoba melacak telepon itu, tetapi belum
berhasil karena penculik menggunakan telepon sekali pakai, yang
sekarang sudah tidak aktif lagi… Sementara itu dari analisis suara,
penculik mengubah suaranya, tetapi kami bisa pastikan bahwa suara itu
adalah suara seorang perempuan.”
98 Sweet Enemy
Davin dan Jason sama-sama tertegun. Perempuan?
♠♠♠
Sefrina berjalan pelan-pelan menelusuri
lorong di lantai dua. Semua orang tampaknya sibuk di lantai bawah,
sehingga lantai dua mansion ini tampak lengang. Dia membuka handel pintu
dan mengintip, dari tadi dia belum menemukan kamar yang dicarinya.
Di pintu ketiga inilah dia menemukan kamar yang
dicarinya, seringainya melebar dan setelah menoleh ke kanan dan ke kiri,
memastikan bahwa tidak ada yang melihatnya, Sefrina melangkah masuk dan
menutup pintu di belakangnya dengan hati-hati.
Di pandangnya seluruh area kamar itu dengan haus, lalu dia mengeluarkan kamera untuk memotret setiap sudutnya, siapa tahu pada malam-malam sepinya dia ingin melihat-lihat gambar kamar-kamar ini dan membayangkan pemiliknya.
Matanya mengarah ke arah lemari pakaian, dengan bersemangat dibukanya lemari pakaian itu, baju-baju
tertumpuk rapi di sana. Sefrina menyentuhkan jemarinya ke seluruh
pakaian itu, kemudian matanya melirik jaket yang tersampir di kursi.
Diraihnya jaket itu dan dipeluknya, dihirupnya aroma itu dengan sepenuh
kenikmatannya.
Lalu dia duduk di kursi itu dan menemukan parfum sang
pemilik kamar. Dengan penuh gairah, diambilnya parfum itu dan
dioleskannya ke leher, dan di antara buah dadanya.
Sekarang aroma mereka akan sama. Sefrina mencatat nama parfum itu dalam hati, berjanji akan membelinya nanti.
Setelah itu dia melangkah keluar dari kamar dengan
seringai puas, karena telah berhasil memasuki area paling pribadi orang
yang sangat sangat diinginkannya…
♠♠♠
Charles datang beberapa saat kemudian menemui Sophia.
Charles adalah pemuda dengan usia 15 tahun di bawah Sophia, dia bekerja
sebagai bartender di klub tempat Sophia sering datang dan mereka
akhirnya menjadi sepasang kekasih yang sangat cocok dalam memuaskan
gairah masing-masing. Charles
Sweet Enemy 99
jugalah yang memberinya ide untuk menculik Keyna dan kemudian mereka akan membagi hasilnya bersama.
“Kau bisa pergi Felish.” Sophia mengayunkan tangannya
menyuruh pengawal perempuannya pergi. Dia mendapatkan Felish dari
rekomendasi Charles juga, meskipun perempuan, Felish sangat ahli bela
diri dan sangat mahir melakukan pekerjaan kotor lainnya seperti
penculikan itu misalnya. Felish bersedia bekerjasama kalau dia dibayar
gajinya senilai 20% dari hasil penculikan itu, dan tentu saja Sophia
menyetujuinya, karena kalau dikurangi 20% pun, hasil penculikan itu
masih cukup banyak kalau dibagi antara dia dan Charles.
Setelah Felish pergi, Sophia menyilangkan kakinya
dnegan menggoda, membuat Charles meliriknya dengan bergairah, yah
meskipun jauh lebih tua, tubuh Sophia masih menggiurkan bagi setiap laki-laki yang melihatnya.
“Jadi kau sudah meminta uang seperti yang kita
bicarakan kemarin?” mata Charles masih melirik ke arah paha Sophia,
membuat Sophia tersenyum puas.
“Aku memintanya dan mereka menyetujuinya tanpa protes, kita akan mendapatkan uang itu lusa.”
Charles terkekeh, “Jadi benar kalau Davin Jonathan sangat tergila-gila
kepada anakmu ya?” matanya mengedip genit, “Tidak heran. Kau ibunya,
juga selalu bisa membuat para lelaki tergila- gila, mungkin bakat itu
menurun darimu.”
Sophia tertawa genit, “Mungkin juga. Tetapi aku jelas
lebih cantik dari anak itu.” Sophia menyulut rokoknya dan duduk dengan
santai, “Semua berjalan lancar, dan kita akan kaya sebentar lagi.”
“Ya…” Charles memajukan tubuhnya, “Tidakkah terpikir olehmu kalau kau bisa mendapatkan uang lebih?” matanya bersinar licik.
“Uang lebih?” Sophia tampak tertarik, apapun yang
berhubungan dengan uang dan kekayaan selalu menarik baginya, “Bagaimana
caranya?”
“Jason,” gumam Charles penuh arti, “Katamu dia
sekarang jadi anak kaya dan pewaris tunggal… Tentu saja dia menginginkan
adiknya kembali bukan?”
100 Sweet Enemy
Sophia mengerutkan keningnya, “Jason memang selalu
ada bersama Keyna, itu dari pengintaianku… Tetapi sepertinya mereka
tidak menyadari kalau mereka adalah kakak beradik.”
“Kau bisa meneleponnya diam-diam, atau
aku yang akan melakukannya supaya dia tidak curiga bahwa kaulah dalang
di balik semua ini.” Charles menatap dengan membujuk, “Aku akan
memberikan informasi kepadanya bahwa Keyna adalah adiknya, dan
melarangnya memberitahu Davin kalau aku menelepon, kemudian aku akan
meminta sejumlah besar uang darinya untuk informasi keberadaan Keyna,
tentu saja aku akan mengatur agar dia mengetahuinya sama dengan Davin,
jadi dengan begitu kita mendapatkan pemasukan ganda dari dua lelaki
ini.” Charles terkekeh, “Ideku cukup bagus bukan?”
Sophia mengernyitkan keningnya dan tercenung, dihisapnya rokoknya dalam-dalam,
lalui dia membunuh rokok itu di asbak, dahinya mengernyit tidak setuju.
“Tidak Charles, aku tidak akan melakukannya, itu sama saja bunuh diri,
Jason akan menyadari bahwa dalangnya adalah aku dan rencana kita akan
gagal.”
Charles menghela napas panjang dan mengangkat bahu,
“Oke, aku tidak akan melakukannya kalau kau tidak setuju, sayang, aku
cuma usul kok.”
Sophie menatap Charles mesra, “Terimaxkasih sayang, lagipula uang tebusan kita sudah cukup banyak untuk kita bersenang-senang,” matanya berubah sensual, “Kita bisa menyewa tempat pribadi dan bercinta seharian di sana.”
Charles balas tersenyum dengan sensual, tetapi benaknya berkecamuk. Tidak. Uang itu tidak cukup,
Charles masih harus membaginya dengan Sophia dan si pengawal itu. Dia
harus mendapatkan uang lebih itu. Dan jikalau Sophia tidak mau
bekerjasama dengannya, dia akan bertindak sendiri, dia akan menghubungi
Jason dan meminta uang sebanyak mungkin, meskipun itu harus mengorbankan
Sophia…
♠♠♠
“Kalian harus makan.” Sefrina memarahi Davin dan
Jason yang menolak untuk makan, padahal koki mansion telah menyiapkan
sejumlah makanan besar untuk menjamu mereka dan team polisi yang masih
bertugas di rumah itu, menanti
Sweet Enemy 101
telepon selanjutnya. “Dalam kondisi seperti ini
kalian harus kuat, kalau kalian tidak makan, kalian akan lemah dan
mungkin jatuh sakit.”
Jason tetap tak bergeming, hanya melemparkan tatapan
dingin kepada Sefrina tetapi Davin tersenyum dan menatap Sefrin dengan
berterima kasih.
“Terima kasih Sefrina, aku akan makan nanti.”
Sefrina menganggukkan kepalanya dengan manis, “Kau
tidak keberatan kan kalau kau menginap di sini? Aku ingin mengetahui
perkembangan kabar tentang Keyna secepat mungkin.”
Davin menganggukkan kepalanya, “Tentu saja tidak,
Sefrina, kau tinggal bilang kepada kepala pelayan dan mereka akan
menyiapkan kamarmu.”
“Aku tidak mau merepotkan…” suara Sefrina tampak ragu, “Bolehkah aku tidur di kamar Keyna saja?”
Jason langsung menegakkan tubuh dan menatap Sefrina curiga, tetapi tidak berkata apa-apa. Sementara itu Davin menatap Sefrina sambil mengerutkan alisnya, “Kenapa kau memilih tidur di kamar Keyna?”
Mata Sefrina tampak sedih, “Aku merindukan Keyna, dan
aku mencemaskannya, mungkin dengan berada di kamarnya aku bisa lebih
tenang, dan berdoa untuknya.”
Davin masih menatap Sefrina bingung, tetapi kemudian
dia menemukan ketulusan di mata perempuan itu, dia mengangkat bahunya,
“Terserah kamu Sefrina, yang penting kau merasa nyaman.”
“Terima kasih Davin.” mata Sefrina melebar dan
berbinar, hal itu tak luput dari perhatian Jason yang menatap curiga.
Tetapi pikirannya terlalu kalut sehingga dia kemudian hanya memalingkan
matanya ke arah lain dan menunggu.
♠♠♠
Penculik itu menelepon beberapa jam setelahnya,
menginformasikan cara pemberian uang itu. Uang itu harus tunai, dengan
nomor seri acak dan dimasukkan ke dalam ransel warna hitam bermerk
khusus, merk yang sangat terkenal di kalangan anak muda akhir-akhir ini.
102 Sweet Enemy
Davin sendiri yang harus membawa ransel berisi uang
itu, dan meletakkannya di sudut taman kota, dekat area olahraga, di
sebuah tong sampah yang ada di sana.
Penyerahan uang itu lusa, tepat pukul sembilan pagi,
dan tidak boleh ada polisi. Kalau penculik tahu ada polisi, maka Keyna
akan dibunuh.
Davin menyetujui semua itu, sehingga ketika polisi hendak mengiringinya untuk menyergap penculik itu, Davin menolak.
“Uang ini tidak masalah bagiku, yang penting Keyna kembali.”
“Tapi bagaimana kalau anda menyerahkan uang itu,
ternyata penculik mengubah pikirannya dan tidak melepaskan nona Keyna?
Sampai sekarang kita juga tidak tahu kondisi nona Keyna. Apakah dia
masih hidup, apakah kondisinya baik… Setidaknya izinkan saya memasang
pelacak di ransel itu.”
Davin mengerutkan keningnya, bayangan Keyna dilukai
atau bahkan meninggal membuatnya ketakutan, “Lakukan apapun yang menurut
anda perlu, tetapi berjanjilah anda tidak akan membahayakan keadaan
Keyna.”
♠♠♠
Gadis itu sedang tertidur pulas, Charles mengintip
dari pintu yang rupanya lupa dikunci, tadi pelayan mengirimkan makanan
ke kamar ini, dan yang pasti lupa menguncinya, karena kuncinya masih
tergantung di luar pintu, menggoda Charles untuk membukanya. Lagipula
pintu ini tidak perlu dikunci, kata Sophia toh Keyna sudah di borgol di
ranjang sehingga kemungkinannya melarikan diri kecil… Hari sudah
menjelang malam dan ruangan ini sedikit temaram, tetapi mata Charles
masih bisa melihat kecantikan di wajah Keyna yang sedang tertidur
kelelahan karena seharian ini mencoba melepaskan diri dari borgol dan berteriak-teriak minta dilepaskan, tetapi sia-sia.
Dengan hati-hati dia melangkah masuk dan
makin dekat di sisi ranjang. Wow… Keyna memang cantik, dan masih ranum
dan tubuhnya sangat muda dan segar.
Sweet Enemy 103
Pikiran mesum langsung melintas di otaknya. Dia
sangat ingin mencicipi tubuh ranum ini sebelum dikembalikan, rasanya
pasti nikmat…
Dengan penuh nafsu Charles duduk dipinggir ranjang, tangannya mengelus betis Keyna.
Keyna yang sedang tertidur langsung terjaga dan
waspada. Matanya membelalak ketakutan ketika melihat lelaki yang tidak
dikenalnya sedang duduk di tepi ranjangnya dan menyeringai mesum, dan
jemari lelaki itu menggerayangi betisnya.
“Apa yang kau lakukan???” Keyna berteriak panik, membuat lelaki itu ikut panik, dia berusaha membekap mulut Keyna tetapi Keyna meronta-ronta dan mencoba berteriak sekeras mungkin, membuat lelaki itu kewalahan.
“Ada apa ini?” Sophia muncul di depan pintu menatap
curiga ke arah Charles dan Keyna, dia memakai jubh tidurnya dan
tampaknya terbangun dari tidurnya.
Charles tersenyum kepada Sophia, “Aku hanya ingin melihatnya Sophia… Dan perempuan bodoh ini meronta-ronta entah kenapa…”
“Kau menggerayangi kakiku!!!” Keyna berteriak keras membuat Sophia menatap Charles yang pucat dengan tatapan menuduh.
“Keluar dari kamar ini Charles!” serunya marah, dan langsung dituruti Charles yang segera keluar dari kamar itu.
Setelah itu Sophia berkacak pinggang dan menatap
Keyna dengan cemburu, “Kau memang lebih muda dariku. tapi kau tidak
lebih cantik dariku, akulah yang paling cantik, jadi jangan seperti
perempuan murahan yang menggoda kekasihku, mengerti?” Sophia berteriak
marah sebelum melangkah keluar dan membanting pintu itu dengan suara
berdebum.
Ketika mengunci pintu itu dari luar, dia menatap Charles yang menunggu di sana dengan tatapan bersalah.
“Kuharap kau tidak marah sayang, aku hanya ingin menggodanya,” jemari Charles terulur dan menelusuri pipi Sophia dengan lembut.
104 Sweet Enemy
Sophia langsung mengibaskan tangan Charles dengan
marah, “Kau keterlaluan Charles, menggoda anak itu hanya karena dia
lebih muda,” matanya menyala-nyala. “Kalau kau tidak bisa
menjaga tanganmu, aku akan mengeluarkanmu dari rencana ini, aku akan
menendangmu dan kau akan pergi tanpa sepeser uangpun!”
Lalu dengan langkah berderap, Sophia pergi dan
meninggalkan Charles yang termenung dan menatap sampai sosok Sophia
hilang di belokan lorong.
♠♠♠
Tidak mendapatkan sepeserpun? Charles menyeringai jahat, melirik ke arah kamar Keyna yang sekarang terkunci rapat. Sophia sangat bodoh berani-beraninya mengancamnya. Dia semakin berbulat tekad untuk mengambil jalannya sendiri.
Charles lebih cerdik dan licik daripada Sophia. Dia akan mengorbankan Sophia dan yang pasti dia akan mendapatkan banyak uang.
♠♠♠
Tengah malam ketika ponsel Jason berbunyi. Dia dan Davin yang rupanya tertidur di ruang tamu tergeragap bersamaan.
Nomor itu tidak dikenal, Jason mengernyit sementara Davin memperhatikannya dengan tegang. Jason lalu mengangkatnya.
“Halo Jason,” suara di sana terdengar licik dan menyebalkan, suara seorang laki-laki, “Kau mungkin kaget kalau mendapatkan informasi ini, tetapi Keyna adalah adik kandungmu.”
“Siapa ini?” Jason langsung menyambar marah, membuat Davin memperhatikannya dengan seksama.
Suara di seberang sana terkekeh, “Kau tidak perlu
tahu tentang aku… Kalau kau ingin menyelamatkan adikmu, aku punya
informasi yang berguna untukmu, tetapi tentu saja kau harus membayarnya
di muka.”
“Apa maksudmu?”
Sweet Enemy 105
“Aku minta uang.” suara diseberang sana masih penuh
senyuman, “Dan akan kuberitahukan dimana lokasi adikmu diculik. Aku akan
mengubungimu lagi nanti.”
Lalu telepon itu ditutup. Jason termangu, tetapi Davin menyadarkannya dengan pertanyaannya.
“Siapa?”
Jason mengernyit. “Penelepon misterius, dia berkata akan memberitahukan posisi Keyna asal aku memberinya uang.”
Davin langsung menegakkan tubuhnya. “Apa?”
“Ya…” Jason tercenung, “Dan anehnya dia memberiku
info bahwa Keyna adalah adikku… Tidak pernah ada orang yang tahu tentang
hubungan kami ini, orangtua kami tidak punya saudara, bahkan tidak ada
yang bisa melacak keberadaanku setelah aku diambil sebagai anak angkat,
namaku pun berubah… Tidak ada yang bisa melacakku sebagai kakak Keyna,
kecuali…” Jason teringat kata-kata polisi tadi bahwa
penculik yang menelepon itu adalah perempuan. Dia terkenang akan
ketamakan ibunya terhadap uang. Matanya menajam menatap Davin sungguh-
sungguh, “Kurasa Davin… Penculikan ini ada hubungannya dengan…ibuku.”
106 Sweet Enemy
“Jatuh cinta adalah ketika kau mengharapkan keberadaannya, di saat dia tiada.”
11
Nyonya Jonathan datang menjelang pagi, dan mereka
berkumpul bersama di ruang keluarga dengan tegang. Sefrina tampaknya
belum bangun, lagipula ini masih jam empat pagi.
“Ibumu?” tatapan nyonya Jonathan melembut kepada
Jason, selama ini dia hanya tahu Jason adalah anak
rekan bisnisnya, dia tidak pernah tahu bahwa Jason adalah anak angkat,
dan kejutan terbesarnya adalah bahwa Jason adalah kakak kandung Keyna.
“Sebelumnya aku ingin minta maaf kepadamu Jason… Sedikit banyak semua
hal yang terjadi ini, yang membuat kau terpisah dengan keluargamu adalah
karena
Robert ayahmu menyelamatkan Davin dari usaha penculikan.”
Jason memalingkan muka, tampak murung.
“Kalau boleh saya tidak ingin membahas hal itu
sekarang,” gumamnya tenang, “Tentang ibu kandung saya. Dia adalah
perempuan yang tamak, sangat menyukai uang dan akan melakukan segalanya
demi mendapatkan uang. Saya pikir dia pasti mendapat kabar bahwa Keyna
diangkat sebagai anak dari keluarga Jonathan. Sehingga dia pikir dia
bisa mengambil keuntungan darinya. Saya yakin bahwa dialah dalang dari
penculikan ini.”
Para polisi sudah bertugas berdasarkan informasi
Jason ini untuk melacak keberadaan ibu kandung Jason, sehingga mansion
keluarga Jonathan tampak lengang. Hanya ada beberapa polisi yang
berjaga, menanti kalau-kalau lelaki misterius yang barusan menelepon Jason memutuskan untuk menelepon lagi.
Sweet Enemy 107
“Apakah ibumu sama sekali tidak pernah mencoba menemuimu?” tanya Nyonya Jonathan hati-hati.
Jason tersenyum samar, “Menghubungi? Dia menjual saya demi uang, yang dia pakai untuk bersenang-senang
di luar negeri. Waktu itu saya masih kecil dan tidak berdaya, tetapi
setidaknya saya bersyukur karena keluarga angkat saya sangat baik.”
suara Jason hilang, ada kesedihan yang pekat di matanya.
Sementara itu Davin menatap Jason dan menyadari.
Karena itulah Jason sangat membenci perempuan. Lelaki itu selalu
bersikap lembut dan tenang, tetapi dia selalu menghancurkan hati
perempuan manapun yang dipacarinya, semuanya pada awalnya selalu dibuai
dengan kebaikan dan kelembutannya sehingga akhirnya tergila-gila, lalu kemudian Jason menghancurkannya hingga hati para perempuan itu patah berkeping-keping.
Davin bisa memahami perasaan Jason, memiliki ibu kandung sekejam itu
memang menyakitkan, Davin tidak bisa membayangkan kalau dialah yang
dijual oleh ibunya sendiri.
Dan ternyata Jason adalah kakak kandung Keyna,
seperti yang dikatakannya tadi. Informasi itu sudah diterimanya sejak
tadi tetapi baru bisa dicernanya sekarang. Diliriknya Jason, dan
menyadari ada kemiripan yang tak kentara diantara Jason dan Keyna, tiba-tiba hati Davin terasa sakit. Selama ini dia yang memposisikan diri sebagai kakak Keyna dan menikmatinya. Sekarang seolah-olah posisi itu direnggut oleh orang yang benar-benar berhak dan dia kemudian dilempar begitu saja.
Rasa mencengkeram yang menyesakkan dada ini…
Apakah dia cemburu?
♠♠♠
Petugas polisi kembali dengan membawa kabar gembira,
mereka telah berhasil melacak sebuah rumah yang disewa atas nama Sophia,
ibu kandung Jason. Mereka sudah mengirimkan tim pengintai untuk
mengawasi aktivitas rumah itu. Rumah itu adalah rumah sederhana yang
terletak di ujung jalan, jauh dari tetangga, saat ini kondisi rumah itu
sepi, dan sepertinya tidak ada kegiatan yang mencurigakan. Orang-orang nampaknya berada di dalam rumah. Dari hasil pengintaian, seorang lelaki tampak keluar masuk di pintu untuk merokok. Dan Sophia
108 Sweet Enemy
dipastikan ada di dalam rumah itu, dia terlihat dari
jendela sedang menikmati sarapan yang sedang dihidangkan oleh
pegawainya. Sepertinya hanya ada tiga orang di dalam rumah itu.
Jason mengernyitkan kening ketika mendengar semua
informasi itu, “Anda harus menyergap ke dalam rumah itu, saya yakin
Keyna ada di sana.”
Petugas polisi itu menatap Jason dengan pandangan
ragu, dia tentu saja tidak mau menyerbu dengan gegabah dan pada akhirnya
menyerang orang yang tidak bersalah, “Bagaimana anda bisa yakin?”
tanyanya.
Jason tersenyum sinis ketika membayangkan ibunya,
“Ibuku bukanlah orang yang mau tinggal di sebuah
rumah sederhana, dengan hanya satu dua pelayan.” meskipun lama tidak
bertemu ibunya, Jason cukup yakin watak lama ibunya tidak akan berubah,
sebenarnya dia merencanakan pembalasan, dia pernah mengirim detektif
swasta untuk melacak ibunya. Dan detektif itu melaporkan bahwa ibunya
terdampar di Las Vegas, hidup berfoya-foya meskipun hampir
bangkrut. Setelah itu Jason kehilangan jejak ibunya. Ternyata ibunya
sudah ada di negara ini. “Kalau dia tinggal di rumah sederhana seperti
itu, hanya ada satu kemungkinan, dia sedang bangkrut dan kalau dia
bangkrut dia akan memikirkan segala cara untuk mendapatkan uang, Keyna
adalah jalan termudah baginya.” dengan tak sabar Jason bangkit dari
kursinya, “Aku akan mengunjungi rumah itu kalau kalian tidak segera
melakukannya.”
“Aku ikut.” Davin segera berdiri dari kursinya. Cemburu?
Petugas polisi itu menatap kedua lelaki di depannya berganti-ganti lalu menghela napas, “Saya akan mengatur strategi dulu dengan team kami untuk berjaga-jaga.
Kalau memang nona Keyna diculik dan disekap di sana, ada kemungkinan
kalau penculik itu bersenjata. Dan anda berdua boleh ikut ke sana kalau
anda berdua berjanji akan tinggal di dalam mobil demi keselamatan
kalian.”
♠♠♠
“Kau harus makan. Kalau kau mati kami tidak akan mendapatkan uang.” Felish meletakkan mangkok makanan itu
Sweet Enemy 109
dengan kasar di meja dekat ranjang, lalu melirik tangan Keynayang tidak diborgol, “Makanlah.”
Keyna memajukan dagunya keras kepala, “Tidak.” Dia
tidak mau menerima makanan dari para penjahat ini, siapa yang tahu kalau
makanannya mungkin sudah diracun atau yang lain? Kemarin saja dia
dibius untuk dibawa kemari, siapa yang tahu apa yang akan dilakukan
perempuan itu kepadanya? Lagipula Keyna harus tetap waspada, dia
merinding memikirkan lelaki berwajah mesum yang meraba-raba kakinya kemarin.
Felish menatap Keyna dengan marah, “Huh, dasar kau
menyusahkan!” dengan marah dia membanting pintu kamar itu dan
meninggalkan Keyna sendirian di dalam.
Tak lama kemudian Keyna mendengar suara gaduh yang membuatnya bingung, suara itu seperti barang beradu dan juga teriakan-teriakan yang bercampur aduk. Jantung Keyna berdegup kencang.
Ada apa di luar?
Lalu kenop pintunya diputar. Keyna memandang pintu
itu dengan waspada, melirik ketakutan ke arah pergelangan tangannya yang
diborgol. Dia tidak akan bisa melarikan diri ke mana-mana…
Lalu pintu terbuka dan seorang lelaki berpakaian polisi masuk, membuat Keyna lega luar biasa.
“Nona Keyna?”
Keyna langsung mengangguk dengan bersemangat, hampir
saja dia berdiri dan hendak menubruk polisi itu saking leganya, tetapi
kemudian mengaduh ketika pergelangan tanggannya tertahan oleh borgolnya.
Polisi itu mengerutkan keningnya ketika melihat
tangan Keyna diborgol, dia lalu membungkuk di sana dan mencoba membuka
borgol itu dengan sebuah kawat kecil yang tersimpan di sakunya.
“Keadaan sudah terkendali, para penculik sudah
berhasil diringkus, anda sudah aman.” Polisi itu sudah berhasil
melepaskan borgol Keyna, “Anda bisa berjalan sendiri?”
Keyna mengangguk, lalu dengan sempoyongan, dibantu oleh polisi itu mereka berjalan menuju ke bagian depan rumah.
110 Sweet Enemy
Bagian depan itu sudah ramai, dengan beberapa mobil
polisi di sana. Lelaki berwajah mesum itu, Felish dan Charles sudah
ditangkap dan diletakkan di belakang mobil polisi. Sementara perempuan
cantik bernama Sophia itu masih berdiri diborgol di dekat mobil polisi,
sedang dimintai keterangan. Keyna menatap mereka semua dengan ketakutan,
tetapi para penculik itu tampaknya sudah tidak bisa melukainya lagi.
“Keyna!”
Itu suara Davin yang memanggilnya, Keyna menoleh dan
mendapati Davin dengan tergesa keluar dari mobil, dengan disusul oleh
Jason di belakangnya.
“Davin!” Keyna lega luar biasa, setelah disekap dan ketakutan, melihat orang yang dikenalnya terasa sangat menyenangkan.
Davin setengah berlari menghampirinya, dan setelah
didekatnya lelaki itu berdiri ragu, menatap seluruh diri Keyna seolah
ingin menyerapnya.
“Kau tidak apa-apa?”
Keyna menganggukkan kepalanya, dan sedetik kemudian,
bahkan sebelum Keyna menyadarinya, dia sudah dipeluk erat- erat oleh
Davin. Aroma maskulin parfum Davin memenuhinya, dadanya yang hangat
melingkupinya, sejenak Keyna membeku dipeluk seerat itu oleh Davin.
“Oh astaga aku mencemaskanmu,” Davin bergumam lirih, lalu sejenak dia menjauhkan Keyna dari tubuhnya, “Kau tidak apa-apa kan? Kau benar-benar tidak apa-apa?”
Keyna menyelipkan rambutnya ke balik telinganya, masih merasa bingung akan pelukan dan kelembutan Davin, “Aku tidak apa-apa…”
“Tanganmu.” Jason yang tiba-tiba saja
sudah ada di sebelah Davin dan Keyna bergumam, tatapan matanya menajam
menatap tangan Keyna, dia meraih pergelangan tangan Keyna dan
menelitinya, “Pergelangan tanganmu merah dan luka.”
Davin ikut melihat ke arah pergelangan tangan Keyna dan matanya bersinar marah, “Apa yang mereka lakukan kepadamu, Keyna?”
Sweet Enemy 111
“Mereka memborgolku di ranjang.” Keyna meringis, “Laki-laki yang disana itu sempat meraba-raba kakiku, tetapi selebihnya mereka tidak berbuat apa-apa kepadaku.”
“Apa?” Davin dan Jason berseru bersamaan dengan
marah, kedua lelaki itu bertatapan lalu melirik Charles yang sudah siap
di bawa ke kantor polisi.
“Aku akan membunuhnya.” Davin mendesis tajam, membuat Jason mengangguk tanda setuju.
“Kita bunuh dia nanti bersama-sama.”
Keyna menatap Davin dan Jason berganti-ganti. Kenapa kedua lelaki ini mendadak jadi begitu perhatian kepadanya? Ada apa sebenarnya?”
“Keyna! Jason!” suara perempuan cantik itu berteriak
memanggil, dia diborgol dan berusaha meronta dari pegangan polisi dan
mencoba mendekati mereka, “Mama merindukan kalian sayang! Tidakkah
kalian merindukan mama? Tegakah kalian melihat mama diperlakukan kejam
seperti ini?” Sophia berusaha berteriak-teriak menarik perhatian mereka.
Ekspresi wajah Jason berubah dingin luar biasa ketika
mengalihkan tatapannya kepada Sophia. Tetapi perempuan itu tampaknya
tidak peduli.
“Jason? Kau ingat mama nak? Kau berhutang budi kepada
mama, mamalah yang membuatmu bisa menikmati hidup berkecukupan seperti
sekarang, sekaranglah saatnya kau membalas budi kepada mama.”
Jason hanya menatap Sophia dengan pandangan
merendahkan dan tidak peduli, lelaki itu mengalihkan tatapannya begitu
saja membuat Sophia panik dan sadar bahwa dia tidak akan bisa menarik
perhatian Jason, karena itu Sophia mengalihkan pandangannya kepada
Keyna.
“Keyna, sayang, ingat mama nak. Ini mama. Kakakmu
Jason memang tidak tahu terima kasih, tetapi kau tidak mungkin berbuat begitu kepada mama kan? Ini mama sayang, mama kandungmu!”
Keyna terpaku mendengarkan kata-kata Sophia. Mama kandungnya? Apa maksud Sophia bahwa Jason adalah kakak kandungnya? Dia menatap Jason dan Davin berganti-ganti,
112 Sweet Enemy
berusaha mencari jawaban. Tetapi Jason tetap memasang wajah dingin dan seolah menulikan telinganya dari teriakan-teriakan Sophia, sementara Davin tampak diam dan tak tahu harus berkata apa.
Sophia lalu dimasukkan paksa ke mobil polisi, perempuan cantik itu masih meronta-ronta
dan berteriak mencoba menarik perhatian mereka, tetapi polisi tetap
memasukkannya. Setelah itu mobil polisi itupun pergi membawa Sophia.
Keyna menatap ke arah Davin dan Jason, memberanikan diri untuk bertanya. “Apa maksudnya tadi itu?”
Jason menghela napas, berusaha menyingkirkan
kebencian di matanya ketika membayangkan Sophia, “Apa yang dikatakan
perempuan tadi benar.” Jason bahkan menolak menyebut nama Sophia, “Dia
adalah ibu kandung kita, dan kau adalah adik kandungku.” tatapannya
menajam, “Dan sebagai kakakmu, aku berhak menentukan yang terbaik
untukmu.”
Jason lalu menatap Davin dengan tatapan menantang,
“Keyna akan pulang ke rumahku.”
♠♠♠
“Ikut denganmu?” Keyna menatap bingung pada Jason yang memasang tampang keras kepala. Davin sendiri tampak tersentak dengan kata-kata Jason.
“Jangan main-main Jason, Keyna tinggal di rumahku dan akan kembali ke sana seperti semula.” Davin merenggut tangan
Keyna dan setengah menyeretnya meninggalkan Jason.
“Keyna.” Jason tidak mengejar, hanya memanggil pelan.
“Aku kakakmu. Tidakkah kau ingin mendengar kenangan masa kecil kita?
Seluruh kenangan yang kau lupakan karena trauma mendalammu? Aku bisa
membuatmu mengingat semuanya.”
Keyna tertegun. Membuat Davin berhenti menariknya.
Mata Davin membara melihat keraguan Keyna. “Jangan mimpi.” Davin memberi
isyarat kepada supir keluarga yang langsung mendekatkan mobilnya,
dengan cepat di dorongnya Keyna masuk ke dalam mobil, “Kau tetap pulang
denganku.”
Mobil itupun melaju, meninggalkan Jason berdiri sendirian di sana.
Sweet Enemy 113
“Seorang pecinta memiliki ketakutan terbesar, ketakutan itu adalah : kebencian dari sang tercinta”
12
Ketika mereka pulang, Sefrina ada di sana sedang bercakap-cakap
dengan Nyonya Jonathan di ruang tamu, ketika menyadari Keyna sudah
dibawa pulang oleh Davin, Nyonya Jonathan langsung berdiri dan menyambut
Keyna.
“Keyna.” dengan lembut Nyonya Jonathan memeluk
Keyna, “Polisi mengabarkan bahwa semuanya sudah selesai, syukurlah semuanya baik-baik saja.”
Sefrina ikut berdiri dan menghampiri Keyna lalu memeluknya erat-erat dengan cemas, “Keyna syukurlah… Aku cemas sekali.” wajah Sefrina pucat pasi, dia tampak benar-benar senang karena Keyna pulang dengan selamat. “Mereka tidak memperbolehkanku ikut, jadi aku menunggu di sini.”
“Terima kasih Sefrina.” Keyna tersenyum lembut. Dia
ingin berterima kasih kepada semua orang yang mencemaskannya, tetapi
saat ini dia sangat lelah, amat sangat lelah.
Davin sepertinya mengetahui bahwa Keyna harus
beristirahat, dihelanya tubuh Keyna. “Aku akan mengantarkan Keyna ke
kamar untuk beristirahat dulu.”
“Biarkan aku saja…” Sefrina mencoba mengambil tangan Keyna, tetapi Davin menepiskannya.
“Tidak Sefrina, terima kasih sudah ikut memberikan
dukungan di sini. Mungkin kau juga lelah dan ingin beristirahat, ada
kamar tamu yang tersedia untukmu. Aku yang akan mengantar Keyna
beristirahat.”
Keyna sudah terlalu lelah untuk berkata apapun, dia hanya menurut saja ketika Davin menggandengnya ke
114 Sweet Enemy
kamarnya. Tidak disadarinya tatapan Sefrina yang membara, menatap punggung mereka berdua dengan marah.
♠♠♠
Davin mendudukkan Keyna ke tepi ranjang dan mengambil
kursi untuk duduk di hadapannya, diraihnya jemari Keyna dengan lembut,
dahinya mengernyit ketika melihatnya. “Ini pasti terasa sakit,” gumamnya
setengah marah. Keyna hanya tersenyum lemah menanggapinya, dan dia
menguap.
Davin terkekeh melihatnya, “Tunggu ya, jangan tidur
dulu, biarkan kuobati dulu lukamu.” dia mengambil kapas dan antiseptik
yang sudah disiapkan oleh pelayan, lalu mengoleskannya dengan lembut di
pergelangan tangan Keyna yang memerah, “Sakit ya?” bisiknya lembut
ketika melihat Keyna mengernyit, “Tapi ini akan sembuh dengan cepat.”
“Terima kasih Davin.” Keyna mencoba tersenyum. Lalu dia merenung, “Perempuan yang menculikku itu, apakah dia benar-benar ibuku?”
“Jangan pikirkan itu dulu.”
“Dan Jason… Benarkah dia kakak kandungku?”
Mata Davin langsung bersinar cemburu ketika Keyna
menyebut nama Jason. Dia terdiam dan menunggu. Sementara itu Keyna tetap
bergumam, tidak menyadari api yang menyala di mata Davin. “Kakak
kandungku… Kenapa aku bisa melupakan bahwa aku mempunyai kakak lelaki?
Kenapa kami dulu terpisah?” Keyna mengangkat bahunya dengan malu kepada
Davin, “Bahkan kaupun mungkin tidak akan menyangka kalau orang seperti
aku bisa mempunyai kakak setampan Jason…”
Davin langsung menarik Keyna, tangannya yang masih
menggenggam pergelangan tangan Keyna menariknya supaya menempel di
tubuhnya, dan tanpa peringatan, Davin mencium Keyna. Lelaki itu mengecup
bibirnya dengan lembut, dan ketika Keyna masih terperangah kaget, Davin
melumat bibirnya dengan sepenuh perasaan, menikmati manis dan lembutnya
bibir Keyna.
Lama setelahnya, Davin melepaskan ciumannya. Matanya
bersinar lembut ketika menatap mata Keyna yang melebar dan ternganga
bingung. Jemarinya menyentuh bibir Keyna yang memerah karena ciumannya
yang bergairah.
Sweet Enemy 115
“Kau cantik. Jason pasti bangga memiliki adik
secantik dirimu.” Davin bergumam serak, lalu mengecup dahi Keyna dengan
lembut. Lelaki itu lalu menghela tubuh Keyna supaya berbaring di ranjang
dan menyelimutinya.
“Tidurlah sayang, lupakan semua kejadian kemarin,
mulai sekarang aku akan menjagamu.” bisik Davin pelan, mengantarkan
Keyna ke dalam tidurnya.
Tidak mereka sadari bahwa semua kejadian itu dilihat
oleh Sefrina yang mengintip di pintu. Matanya menyala penuh kebencian.
Dia tadi datang pura-pura membawakan teh hangat untuk Keyna, tetapi pemandangan inilah yang didapatnya.
Kurang ajar! Batinnya penuh kemarahan. Ini tidak boleh terjadi, ini semua melenceng jauh dari rencananya. Dia harus bisa memisahkan Davin dari Keyna!
♠♠♠
Pagi harinya Keyna terbangun dengan kebingungan dan
ingatan yang bercampur aduk. Semua kenangan kembali kepadanya secara
serentak, penyelamatannya dari penculikan. Teriakan Sophia yang
mengatakan bahwa dia adalah ibu kandung Keyna, kenyataan bahwa Jason
adalah kakak kandungnya. Semuanya berpadu menjadi satu… Lalu… Ciuman
Davin.
Apakah itu benar-benar terjadi atau jangan-jangan itu hanyalah khayalannya saja?
Tetapi kenapa Davin menciumnya? Keyna menyentuh
bibirnya dan pipinya terasa panas. Bibir Davin sudah menyentuh bibirnya…
Melumatnya...
Tanpa diduga pintu kamarnya terbuka, dan lelaki yang sedang dibayangkannya sudah berdiri di sana.
“Hai.” Davin tersenyum lembut.
“Hai.” Keyna tersenyum, tiba-tiba dia
teringat akan Sefrina yang menyambutnya kemarin tetapi Keyna sudah
terlalu lelah untuk menanggapinya, dia merasa menyesal karena sudah
tidak sopan kepada Sefrina.
“Apakah… Apakah Sefrina masih menginap di sini?”
116 Sweet Enemy
“Semalam dia berpamitan pulang...” Davin mengernyit
dan memandang ke sekeliling, “Ketika kami masih menanti kabar tentangmu
Sefrina menginap di rumah ini... Tetapi meskipun ada banyak kamar tamu
di mansion ini, Sefrina memilih tidur di kamarmu.”
“Di kamar ini? Kenapa?”
“Aku tidak tahu. Davin mengangkat bahunya tiba-tiba baru menyadari akan keanehan perilaku Sefrina itu, “Dia bilang dia akan lebih tenang mendoakanmu kalau tidur di sini.”
Sefrina tidur di kamar ini? Keyna mengerutkan dahi
dan merasa sedikit aneh. Tetapi kemudian dia berpikir bahwa apa yang
dikatakan Sefrina mungkin ada benarnya, sahabatnya itu pastilah amat
sangat mencemaskannya.
“Kau merasa lebih baik?” tanya Davin kemudian.
Keyna berusaha menyembunyikan pipinya yang merona, dia menganggukkan kepalanya, “Aku sudah merasa lebih baik.” jawabnya pelan.
“Bagus.” Davin melangkah duduk di kursi yang
didudukinya kemarin, membuat ingatan akan ciuman itu menyerbu benak
Keyna, membuatnya semakin salah tingkah. Lelaki itu duduk dalam posisi
yang sama, dihadapan Keyna yang sedang duduk di ranjang. “Aku tahu ini
terlalu pagi. Tetapi Jason tadi menelepon dan mengatakan bahwa dia akan
kemari untuk menjemputmu.” mata Davin bersinar sedih, “Dan aku tidak
berhak melarangnya, semalaman aku berpikir keras, dan aku menyadari
bahwa aku tidak boleh memisahkan kakak beradik yang sudah terpisah
sekian lama, kalian pasti ingin bersama.” Davin menghela napas panjang,
“Tetapi sebelumnya ada yang ingin kukatakan kepadamu, kenyataan yang
mungkin akan membuatmu menyalahkanku. Aku pikir aku harus
mengungkapkannya kepadamu sebelum Jason yang melakukannya.”
Keyna memandang Davin dengan bingung, “Kenyataan tentang apa? Dia menyuarakan pertanyaan di dalam benaknya.
“Tentang masa laluku, tentang masa lalu kita.” Davin menatap mata Keyna dalam-dalam. “Aku pernah mengatakan padamu bukan bahwa aku pernah mengalami percobaan
Sweet Enemy 117
penculikan di waktu kecil? Dan kemudian ada seorang
lelaki yang menyelamatkanmu? Lalu aku mengatakan bahwa lelaki itu sudah
meninggal?”
Davin memang pernah mengatakannya, tetapi apa hubungan itu semua dengan...
“Orang yang menyelamatkanku adalah ayahmu.” Davin
mengatakan dengan jantung berdetak kencang, “Ayahmu dulu adalah seorang
pemain biola terkenal dan jenius, kau lihat bahwa bakatnya menurun
kepada Jason... Sedang ayahku sangat tertarik dengan bidang musik
klasik, mereka bersahabat...
Sampai kemudian seorang penculik berpisau mencoba membawaku dan ayahmu menyelamatkanku.”
Ayahnya seorang pemain biola terkenal? Keyna
mencoba memahami informasi itu, berusaha menyatukan semua bayangannya
dengan kenangannya tentang ayahnya, seorang buruh bangunan kasar dengan
tangan penuh luka dan kapalan. Mana mungkin ayahnya pemain biola
terkenal?
“Usaha menyelamatkan diriku telah merenggut bakat
ayahmu.” Davin seolah tahu apa yang ada di benak Keyna, “Pisau penculik
itu mengenai sarafnya sehingga dia tidak bisa bermain biola lagi...”
Davin menghela napas panjang. “Dan ayahmu kehilangan masa depannya. Dia
kehilangan keluarganya...
Semuanya berawal dari diriku.”
Selesailah sudah. Davin mengernyitkan keningnya, mengamati wakah Keyna yang pucat pasi. Apakah Keyna akan membencinya? Apakah Keyna akan menuduhnya sebagai penghancur keluarganya? Bisakah Keyna memaafkannya?
Berbagai pikiran berkecamuk di benak Davin,
membuatnya merasa ngeri. Perasaannya kepada Keyna telah bertumbuh
menjadi sesuatu yang asing dan takut untuk dia akui. Tetapi setelah
ciuman semalam itu dia tidak bisa menyangkalnya lagi. Davin mencintai
Keyna, dan dia takut kehilangannya, dia tidak akan tahan kalau Keyna
membencinya.
“Keyna?” Davin akhirnya bertanya ketika Keyna hanya diam dan terpaku. “Apakah kau membenciku?”
Kenapa Keyna tidak mengatakan sesuatu kepadanya?
Jantung Davin makin berdebar, menanti apapun reaksi dari
118 Sweet Enemy
Keyna. Apapun reaksi itu dia akan menerimanya, dia
sudah siap menerima cacian, tamparan bahkan mungkin ditinggalkan, tetapi
sikap diam Keyna ini bukanlah apa yang diharapkannya.
Kemudian seorang pelayan mengetuk pintu dengan hati- hati, membuat Davin menoleh dengan kening berkerut.
“Ada apa?”
“Tuan Jason menunggu di bawah.” gumam pelayan itu memberitahu.
Davin langsung beranjak, menatap Keyna yang masih terdiam, dengan sedih dia menyentuhkan jemarinya di pipi
Keyna, “Kau boleh marah padaku kalau kau mau.” gumamnya lembut, “Aku tunggu di bawah ya.”
Lalu Davin melangkah pergi, meninggalkan Keyna yang masih termenung dalam kebingungannya.
Semua kenangan itu tiba-tiba menyeruak kembali di dalam benaknya, kejadian di malam hujan dan badai itu ternyata bukan mimpi. Semua itu nyata. Teriakan-teriakan
di tengah hujan itu adalah teriakan ibunya yang mencaci maki ayahnya,
mengancam akan meninggalkannya. Dan lalu... Anak lelaki kecil itu… Itu
Jason kakaknya, yang kemudian direnggut paksa oleh ibunya. Keyna berteriak-teriak memanggil kakaknya, tetapi dia didorong oleh ibunya sampai terjatuh dan ditolong ayahnya. Jason menjerit-jerit
memanggil Keyna dalam gendongan ibunya, tetapi sang ibu tetap tidak
menghiraukan teriakan mereka. Jason dan Keyna dipisahkan dengan paksa.
Kenangan akan masa itu begitu traumatis sehingga Keyna kecil
menenggelamkan semua ingatannya dalam-dalam, menyimpannya
jauh di dalam memorinya dan menganggapnya tidak pernah terjadi. Ayahnya
mengetahui itu dan membiarkannya, berpikir bahwa lebih baik Keyna lupa
semuanya sehingga bisa melangkah ke kehidupan baru tanpa kenangan masa
lalu yang menyakitkan. Lalu semua kenangan itu kembali secara samar
ketika Keyna bertemu dengan Jason untuk pertama kalinya, mendengarkan
permainan biola lelaki itu. Sekarang setelah ingat semuanya, Keyna tahu
kakaknya sangat berbakat bermain biola, menuruni bakat ayahnya. Keyna
kecil selalu menunggui Jason ketika kakaknya itu berlatih biola, Jason
selalu memainkan lagu apapun yang diminta Keyna setelahnya. Hidup mereka
dulu terasa begitu
Sweet Enemy 119
bahagia, bisa berdua. Sampai kemudian pertengkaran
itu terjadi dan ibunya memutuskan bahwa ayahnya tak pantas lagi
untuknya. Dan pemicu pertengkaran itu pastilah kecelakaan yang mematikan
saraf jemari ayahnya, yang membuatnya tidak bisa bermain biola lagi dan
kehilangan masa depannya yang cerah.Dan semua itu terjadi karena
ayahnya menyelamatkan Davin... Keyna merenung, mencoba menelaah semua
kenyataan itu di dalam benaknya. Lalu setelah menghela napas panjang,
Keyna melangkah turun menuju ke arah Davin dan Jason.
♠♠♠
Ketika Keyna masuk, Davin dan Jason langsung menoleh bersamaan, kedua lelaki itu tampak sedang berbincang-bincang dengan serius.
“Keyna?” Jason bertanya lembut, menatap adiknya dengan penuh kasih sayang, “Kau sudah merasa baik?”
Keyna menatap wajah Jason, untuk pertama kalinya
menyadari bahwa lelaki ini adalah kakaknya, untuk pertama kalinya dia
menatap wajah Jason sebagai wajah kakaknya, wajah yang sama, hanya versi
dewasa dari kakak kecilnya dulu yang sangat menyayanginya. Mata Keyna berkaca-kaca.
“Jason... Kakak...” suara Keyna terdengar serak.
Seketika itu juga Jason menyadari bahwa Keyna sudah
ingat, bahwa seluruh kenangan mereka di waktu kecil sudah bisa Keyna
ingat, Jason langsung melangkah tergesa, sejenak berdiri ragu di hadapan
Keyna, lalu menarik Keyna ke dalam pelukannya,
“Keyna... Adikku.” dipeluknya Keyna erat-erat
seolah akan meremukkannya. Oh ya Tuhan. Setelah sekian lama, setelah
mencari dan putus asa, akhirnya Jason bisa memeluk Keyna lagi dalam
rengkuhan lengannya. Matanya terasa panas, dan kemudian ikut larut dalam
air mata haru yang ditumpahkan Keyna di dadanya. Semua kenangan
menyakitkan tentang perpisahan mereka yang dipaksakan itu musnah sudah,
digantikan oleh kebahagiaan karena pertemuan indah itu, pertemuan kakak
dan adik yang sudah lama terpisah.
Sementara itu Davin menatap Jason dan Keyna yang sedang berpelukan itu dengan perasaan campur aduk.
120 Sweet Enemy
“Kau bisa menghilangkan kebencian dengan merelakan.”
13
Lama setelah mereka menumpahkan perasaan, Keyna
mendongakkan kepalanya dan menatap Jason, matanya penuh air mata, tetapi
kemudian Jason mengusapnya dengan jemarinya, dengan penuh rasa sayang.
“Apakah Sophia itu adalah ibu kandung kita?” Keyna teringat perempuan cantik yang selalu berdandan dan pergi ke pesta-pesta,
tidak pernah ada di rumah dan meninggalkan Keyna dan Jason kecil di
tangan para pembantu. Dia tahu bahwa ibunya dulu tidak mempedulikan
mereka, tetapi dia tidak menyangka kalau ibunya setega itu menculiknya
hanya demi harta.
“Dia memang bukan ibu yang punya hati.” Jason mengernyit sedih. “Kau tahu kenapa aku membenci perempuan?
Karena aku membencinya. Dia menjualku hanya semi uang untuk bersenang-senang di luar negeri.”
Keyna menutup mulutnya dengan tangannya dengan
jemarinya, dia tidak pernah menyangka ibunya sekejam itu, hari itu dia
dan Jason dipisahkan dengan paksa. Keyna berpikir bahwa ibunya memang
ingin membawa Jason, tetapi ternyata ibunya hanya menganggap Jason
sebagai aset yang bisa mendatangkan uang untuknya.
Davin yang sejak tadi hanya diam dan mengamati pun
mengernyit ketika mendengar kisah itu lagi. Ibu macam apa yang tega
menjual anaknya demi uang? Ibu macam apa yang tega menyandera anaknya
sendiri demi tebusan? Well, Davin memang belum pernah menemui hal semcam
ini, tetapi dia menemukannya dalam kasus Keyna dan Jason. Tiba-tiba saja dia merasa beruntung, meskipun ibunya selalu sibuk dan jarang punya waktu, setidaknya ibunya selalu menjaganya.
Sweet Enemy 121
Davin berpikir mungkin ini waktu yang tepat untuk menyela.
“Aku tidak mau mengganggu reuni kalian.” Davin
memilih menatap Jason, masih tidak berani menghadapi kenyataan di mata
Keyna, dia tidak siap kalau perempuan itu ternyata menatapnya penuh
kebencian. “Apakah kau datang kemari untuk menjemput Keyna?”
Jason mengangguk, dan meskipun sudah melepaskan pelukannya, dia tetap merangkul Keyna dengan posesif.
“Aku sudah berbicara dengan orang tuaku. Orang tua angkatku,” gumamnya mengoreksi dengan senyum miris,
“Mereka tidak keberatan aku membawa Keyna tinggal di
rumahku, mereka malah senang karena selama ini tidak ada anak perempuan
di rumah. Dan aku pikir, aku adalah satu- satunya keluarga Keyna yang
tersisa, kami harus tinggal bersama.”
Davin menghela napas panjang, “Aku tidak berhak
melarang sebuah keluarga untuk bersatu,” gumamnya pedih, “Maafkan aku
atas semua kejadian di masa lalu yang memporak- porandakan keluarga
kalian.”
Jason menatap Davin lama, lalu tersenyum kecut, “Tidak apa-apa
Davin, tanpa adanya kejadian itu, keluargaku mungkin tetap akan porak
poranda, ibuku adalah manusia jahat, entah bagaimana caranya dialah yang
menjadi penyebab utama hancurnya keluarga kami, bukan kau.”
Sebuah maaf. Davin memejamkan matanya, lega
mendengarkan jawaban Jason itu. Lalu kemudian dia melirik ke arah Keyna,
perempuan itu menunduk dan tidak menatap matanya, membuat Davin kecewa.
“Kurasa kau mungkin ingin mengemasi pakaianmu.”
Jason menyentuh siku Keyna lembut, membuat Keyna mengangguk dan melangkah pergi dari ruangan itu.
Lama kemudian Jason dan Davin saling bertatapan.
“Dia membenciku. Aku menceritakan semuanya tadi pagi,
dan dia membenciku.” gumam Davin pedih, menatap ke arah pintu dimana
tubuh Keyna menghilang.
122 Sweet Enemy
“Pada awalnya pasti begitu,” Jason bergumam
memaklumi, “Aku juga begitu pada awalnya, tetapi kemudian aku memahami
bahwa semua itu bukan karena salahmu, seperti yang kukatakan tadi,
dengan atau tanpa adanya dirimu, keluarga kami pasti akan hancur.” Jason
tersenyum tenang dan mengulurkan tangannya, “Kuharap setelah ini kita
bisa berdamai dan bersahabat seperti semula.”
Davin membalas uluran tangan itu, “Pasti Jason.”
Lalu mereka melangkah duduk di sofa, dan Jason mengamati kegelisahan Davin.
“Kau memikirkan Keyna?”
“Dia bahkan tidak mau menatapku.” Davin merenung.
Jason terkekeh, “Sepertinya kau jatuh cinta kepada adikku.”
Davin tidak menjawab, tetapi tidak juga membantah, dia menatap Jason dengan tatapan menantang, “Apakah kau akan menghalanginya?”
“Tergantung.”
“Tergantung apa?” sela Davin penasaran
‘Tergantung seberapa besar niatmu untuk membahagiakannya.”
“Sangat.” Davin menjawab dengan tulus, “Aku tidak pernah merasa seperti ini sebelumnya dengan perempuan manapun.”
“Dan aku tidak pernah melihatmu seperti ini dengan
wanita manapun.” Jason tersenyum, menyadari ketulusan Davin. “Kalau
begitu semua tergantung Keyna.”
Jason dan Davin tidak menyadari, bahwa Keyna masih
berdiri di balik pintu. Mendengarkan percakapan mereka dengan jantung
berdegup kencang.
Apakah maksud dari percakapan ini? Apakah Davin mencintainya? Pemikiran itu membuat dadanya membuncah oleh perasaan hangat.
♠♠♠
Sweet Enemy 123
Setelah tas Keyna siap, pelayan memasukkannya ke
mobil Jason. Nyonya Jonathan sedang ada urusan bisnis sehingga Keyna
berpamitan dan mengucap terima kasih melalui telepon, berjanji akan
berkunjung segera setelah urusan bisnis Nyonya Jonathan selesai.
Jason berdiri di depan Davin di pintu, mengamati betapa kikuknya Davin dan Keyna, lalu mengangkat bahunya geli.
“Well, aku akan menunggu di mobil kalau kalian ingin
berpamitan,” gumamnya pelan sambil tersenyum dan melangkah menuju mobil
hitamnya di parkiran.
Sementara itu Davin menatap Keyna dalam-dalam.
“Iya.” Keyna menjawab kaku, “Selamat tinggal.” gumamnya cepat-cepat, lalu membalikkan tubuhnya dan setengah berlari ke mobil, meninggalkan Davin.
Davin sendiri hanya terperangah ditinggalkan begitu
saja, dia menatap Keyna dengan pedih, lalu membalikkan tubuhnya hendak
memasuki rumah, tidak tahan melihat punggung Keyna yang makin menjauh.
Sementara Keyna setelah beberapa langkah merasa ragu.
Dia membalikkan tubuh, dan melihat punggung Davin yang sudah berbalik
hendak memasuki rumah.
“Davin!” serunya, lalu sebelum Davin sempat
membalikkan tubuhnya, Keyna berlari ke arah Davin dan menubruk tubuhnya
dari belakang, memeluknya erat-erat, membuat Davin terpana.
“Terima kasih sudah menjagaku selama ini.” bisik
Keyna pelan, membuat jantung Davin berdegup liar. Lelaki itu langsung
membalikkan tubuhnya, dan memeluk Keyna erat-erat.
“Kau memaafkanku? Kau tidak menyalahkanku karena
semuanya?” Davin berbisik di atas puncak kepala Keyna, jemarinya lalu
mendongakkan kepala Keyna supaya
124 Sweet Enemy
menghadapnya, Keyna sedang tersenyum, menatapnya dengan malu-malu.
“Semula aku memang terkejut.” Keyna tersenyum ragu, “Tetapi kemudian aku sadar bahwa itu semua bukan salahmu.”
Davin memejamkan matanya lega, “Syukurlah.” dengan
lembut di sentuhnya dagu Keyna dengan jemarinya, “Tahukah kau bahwa
setiap waktu yang kuhabiskan bersamamu, membuatku semakin mencintaimu?”
Keyna menggelengkan kepalanya, pipinya merona merah,
“Aku tidak tahu... Bagaimana mungkin seorang kau bisa jatuh cinta
kepadaku?”
Davin memutar bola matanya, “Seorang aku?” gumamnya
geli, “Kau seolah menganggap aku ini alien atau apa. Aku semula bertekad
menjadi kakakmu, yang bisa menjagamu dengan baik. Tetapi kemudian aku
menyadari ada sesuatu yang lebih.” pelukan Davin makin erat, “Apakah kau
juga merasakan hal yang sama untukku?”
Apakah dia merasakan hal yang sama? Keyna terpaku.
Ya. Dia selalu merona kalau membayangkan Davin. Bukankah itu artinya dia
memiliki perasaan yang lebih kepada lelaki ini?
“Aku tidak tahu... Tetapi sepertinya aku menyukaimu.”
“Menyukaiku?” Davin mengernyit menggoda, “Aku mengatakan bahwa aku mencintai dan tergila-gila kepadamu, tetapi kau mengatakan bahwa kau hanya menyukaiku?”
“Eh... Aku tidak tahu.” Keyna mengalihkan tatapannya,
tidak tahan dengan pandangan tajam yang dilemparkan Davin. Sikap itu
membuat Davin merasa gemas, dia lalu mengecup dahi Keyna, turun ke
hidungnya, lalu ke bibirnya.
“Mungkin ini bisa membuatmu memutuskan.” Davin
menundukkan kepalanya, lalu melumat bibir Keyna dengan penuh cinta.
Keyna otomatis merangkulkan lengannya di leher Davin , membalas
ciumannya.Mereka berciuman dengan penuh perasaan di teras rumah itu,
lupa akan sekeliling mereka, dan baru terpisah ketika klakson mobil
Jason berbunyi.
“Apakah kalian akan terus-menerus berciuman dan membuatku menunggu di sini?” teriak Jason jengkel dari jendela mobilnya.
Sweet Enemy 125
Davin dan Keyna tertawa, masih berdekatan dengan
bibir terasa panas bekas ciuman mereka. Davin mengecup dahi Keyna lagi
dengan lembut, lalu melirik ke arah mobil Jason. “Sebaiknya dia tidak
usah pindah dari sini.”
Jason langsung mengeluarkan kepalanya dari jendela,
“Dengan kau yang mencintainya? Tidak, aku tidak akan
membahayakan kesucian Keyna dengan membiarkannya tinggal di sini, siapa
yang tahu kalau kau memutuskan akan menyerangnya malam-malam?”
Davin merengut mendengar perkataan Jason, “Aku tidak
akan melakukan hal serendah itu.” nada tersinggung dalam suaranya
membuat Keyna tertawa.
Tetapi rupanya Jason sudah bertekad bulat, “Kau boleh
mengajak Keyna tinggal bersamamu setelah kau menikahinya. Sebelum itu
dia tinggal bersamaku, dan kau hanya bisa mengunjunginya dengan sopan di
ruang tamu.” jawab Jason keras kepala.
Keyna tertawa, menatap Jason dalam senyuman,
“Sebaiknya aku pergi.”
Davin menganggukkan kepalanya, mengecup jemari
Keyna sebelum melepaskannya, “Aku akan datang berkunjung.
Setiap hari.” bisiknya mesra sambil menatap Keyna
penuh tekad, membuat pipi Keyna memerah. Ketika Keyna meninggalkan rumah
itu, hatinya sungguh berbunga-bunga.
♠♠♠
“Davin menyatakan cinta kepadamu dan sekarang kalian
berpacaran?” suara Sefrina agak meninggi di seberang sana dan membuat
Keyna mengernyit. Dia tadi segera menelepon Sefrina untuk mengabarkan
bahwa dia sudah pindah ke rumah Jason, kemudian karena perasaannya
begitu bahagia, dia menceritakan semuanya kepada Sefrina, ingin berbagi
kepada sahabatnya.
Tetapi tanggapan Sefrina sama sekali tidak diduganya, dia mengira Sefrina akan tertawa dan menggodanya, alih-alih yang didengarnya adalah nada tinggi seperti... Kemarahan?
“Apakah... Kau tidak setuju, Sefrina?” tanya Keyna hati-
hati.
126 Sweet Enemy
Sejenak suasana di seberang sana terdengar hening,
lalu kemudian Sefrina tertawa, “Aku cuma kaget Keyna, aku sangat bahagia
mendengarnya. Selamat ya,” gumamnya dalam gelak tawa, membuat Keyna
merasa lega.
♠♠♠
Dilain pihak, ketika Sefrina menutup percakapan
dengan Keyna, dia sudah tidak bisa menahan diri lagi, matanya nyalang
membakar dan hidungnya kembang kempis terengah- engah. Dia berteriak keras-keras
memenuhi seluruh rumah. Dengan marah dibantingnya seluruh barang di
kamarnya, membuat suara gaduh yang menakutkan, apalagi diiringi dengan
jeritan dan teriakan-teriakan yang mengerikan.
“Aku akan membunuhmuuuuu..!!”
♠♠♠
Davin sedang menyelesaikan pekerjaannya di depan komputer ketika salah seorang pelayan mengetuk pintunya, dia mengernyit.
“Ada tamu untuk anda Tuan, Nona Sefrina ingin bertemu anda di ruang tamu.”
Kerutan di dahi Davin semakin dalam. Sefrina? Ingin
menemuinya? Mungkin pelayannya salah dengar, mungkin yang ingin ditemui
oleh Sefrina adalah Keyna, apakah Sefrina belum tahu bahwa Keyna sudah
pindah dari mansion ini?
Benak Davin langsung menghangat ketika membayangkan
Keyna. Dia sudah merindukan Keyna padahal baru setengah hari mereka
berpisah. Tetapi tidak apa-apa, beginilah pasangan yang sehat seharusnya. Saling merindukan.
Davin tiba-tiba teringat tentang Sefrina dan memutuskan untuk menemui perempuan itu.
Sesampainya di ruang tamu, dia melihat Sefrina sudah
duduk di sana. Sefrina tampak sangat cantik dengan pakaian yang sangat
rapi dan dandanan yang sempurna, penampilannya tenang dan anggun, tetapi
sayang, dia bukan tipe Davin, hati Davin sudah terpikat pada Keyna dan
dia bersyukur ayahnya dulu membatalkan pertunangannya dengan Sefrina.
“Hai Sefrina.” Davin duduk di depan Sefrina, menatap perempuan itu dengan ramah, “Pelayanku bilang kau ingin
Sweet Enemy 127
menemuiku, mungkin dia salah dengar? Kalau kau mencari Keyna dia sekarang tinggal di rumah Jason, kau pasti tahu kalau
Keyna adalah adik kandung Jason bukan?”
“Aku tahu.” Sefrina tersenyum samar, “Keyna pasti
bercerita kepadaku, dia selalu berbagi semua denganku. Aku kesini untuk
menemuimu Davin.”
“Menemuiku? Tentang apa?”
“Kau pasti tahu bahwa kita sudah ditunangkan sejak
kecil.” Sefrina tersenyum lembut, “Lalu pertunangan itu dibatalkan
secara sepihak oleh ayahmu. Aku bukannya ingin menyalahkan ayahmu atau
apa, lagipula aku tidak merasakan pengaruhnya ada atau tidak ada
pertunangan itu. Bahkan ketika aku kembali ke negara ini aku sama sekali
tidak peduli dan tidak memikirkanmu, sampai kemudian aku bertemu dengan
Keyna dan baru tahu bahwa dia tinggal bersamamu, tetapi itupun tidak
masalah untukku, kuharap kau jangan merasa tidak enak.”
Davin tersenyum hangat, “Aku senang kau membahasnya
Sefrina, pembatalan pertunangan itu memang terasa
mengganjal di antara kita, apalagi kau adalah sahabat Keyna... Dengan
begini mungkin kita bisa meluruskan semuanya dan menghilangkan rasa
tidak enak.”
Sefrina menganggukkan kepalany, “Oke. Tapi masih ada
satu hal lagi, aku pikir kau pasti tidak tahu kenapa ayahmu membatalkan
pertunangan itu secara sepihak.”
“Kenapa?” Davin mengernyitkan keningnya, merasa ingin
tahu.
“Karena aku gila.” Sefrina menyeringai sambil
mengacungkan pisau itu. “Aku didiagnosa menderita kegilaan turunan,
seperti ibuku yang mati bunuh diri karena gila, ibuku bukan mati karena
kecelakaan, dia mati karena kegilaannya mendorongnya melompat di tangga.
Aku tidak sakit, selama ini papa mengurungku ke luar negeri karena malu
kepadaku. Tetapi aku pandai berakting dan bersikap baik, sehingga
akhirnya papa
128 Sweet Enemy
luluh dan membiarkanku pulang ke negara ini dan
bersekolah di sekolah umum.” mata Sefrina menyala, “Lalu aku melihat
Keyna dan jatuh cinta pada pandangan pertama, aku mendekatinya dan yakin
bahwa dia juga mencintaiku. Dia mencintaiku!!!” Sefrina mulai menjerit,
“Tapi kau lalu datang mengganggu. Kalian semua laki-laki hanya pengganggu, aku akan membunuhmuuuuu...!!” Sefrina berteriak keras seperti orang gila lalu berdiri dan mengacungkan pisaunya ke arah Davin yang masih duduk terperanjat.
♠♠♠
Keyna sedang berusaha menyesuaikan diri di rumah
Jason. Kedua orangtua Jason sangat baik dan menyempatkan diri menyambut
Keyna, tetapi mereka juga orangtua yang sibuk, sama seperti papa dan
mama Davin. Jason mengantarkannya ke sekeliling rumah supaya dia
terbiasa, dan ternyata sudah menyiapkan kamarnya, kamar yang cantik dan
feminin yang sangat Keyna sukai.
“Kuharap kau kerasan tinggal di sini.” Jason
tersenyum lembut sambil menyiapkan biolanya. Dia selalu berlatih setiap
hari. Bedanya dulu dia berlatih dalam kesendirian, sekarang ada Keyna
yang menungguinya.
“Keyna kita harus ke rumah Davin segera, ada hal serius di sana.”
♠♠♠
Jason tidak mengatakan apa-apa tentang
Davin, membuat Keyna panik setengah mati, benaknya panik memikirkan
segala kemungkinan. Apakah ada kebakaran? Ada perampokan? Ada kejahatan?
Apakah Davin sakit?
Akhirnya mereka sampai di rumah Davin, di sana
tampak ramai banyak mobil diparkir, salah satunya ambulans dan mobil
polisi, Keyna dan Jason langsung berlari menghambur ke mansion itu
segera setelah mereka turun dari mobil.
Sweet Enemy 129
“Keyna! Sayangku!” teriakan yang sangat dikenal Keyna
membuatnya terpaku bingung. Itu Sefrina, tetapi bukan Sefrina yang
biasanya. Perempuan itu dipegangi oleh dua orang paramedis yang setengah
berusaha menyeretnya keluar, Sefrina yang ini tampak berantakan,
rambutnya acak-acakan dan matanya nanar, dia menatap Keyna
seperti orang mabuk, “Aku sudah membunuh Davin, dia penghalang cinta
kita, sekarang kita bisa saling mencintai... Sekarang kita bebaaass...”
paramedis itu berhasil menyeret Sefrina keluar dibantu rekannya,
sementara Sefrina masih terus mengoceh tidak karuan.
Keyna merasa ngeri atas pemandangan di depannya.
Kenapa Sefrina seperti itu? Dan dia bilang dia sudah membunuh Davin?
Jantung Keyna berdebar kencang tidak karuan, dengan langkah tergesa dia
menuju ke dalam mansion.
Napasnya langsung lega melihat Davin duduk di sofa,
sedang dirawat oleh paramedis, sementara Jason ada di sampingnya.
Lengannya tampak terluka oleh bekas sayatan dan sedang di perban.
“Davin!” Keyna bergumam cemas, berjongkok di depan Davin, “Kau tidak apa-apa? Dan kenapa Sefrina seperti itu?
Diakah pelaku semua ini?”
Davin terkekeh, “Ternyata dia gila, dia gila dan
dia berhasil menyembunyikannya dengan baik.” Davin menatap Keyna
lembut, “Sebenarnya aku sudah curiga sejak lama ketika mengetahui bahwa
Sefrina mendekatimu.” Dia berdehem pelan, “ Sefrina eh... adalah mantan
tunanganku di masa kecil...”
“Tunangan?” Keyna dan Jason bergumam bersamaan, merasa bingung.
“Ya.. tetapi entah karena alasan apa, papaku membatalkan pertunangan itu... kurasa dari kata-kata
Sefrina tadi, sepertinya papaku membatalkan pertunangan itu karena tahu
tentang penyakit Sefrina.” Mata Davin tampak sedih, “Dia bilang dia
gila... karena itulah dia diasingkan di luar negeri oleh papanya.”
Karena itulah Sefrina tidak suka membicarakan penyakitnya. Keyna langsung terkenang ke percakapan mereka waktu itu.
130 Sweet Enemy
“Apakah dia kembali karena ingin menemuimu? Bekas
tunangannya?” Keyna langsung menarik kesimpulan, “Aku.. karena merasa
Sefrina sahabatku, langsung meneleponnya dan menceritakan hubungan
kita.” Pipinya kali ini benar-benar merah padam. “Mungkinkah Sefrina cemburu dan memutuskan untuk menyerangmu?”
Davin tampak geli sendiri, “Sefrina memang cemburu,
tetapi tidak seperti yang kau pikirkan. Dia bilang dia bahkan tidak
memikirkan pertunangan kami di masa kecil, Sefrina jatuh cinta kepadamu
Keyna. Dan dia merasa aku ini penghalang, jadi dia berusaha menyerangku.
Beruntung aku dibekali ilmu bela diri yang cukup, hasil usaha papaku
untuk menghindarkanku dari percobaan penculikan, dan ternyata kemampuan
itu terpakai juga.” Davin menatap menyesal ke arah luka di lengannya,
“Tetapi memang susah menghadapi perempuan gila yang nekad.
“Sefrina jatuh cinta pada Keyna?” Kali ini Jason yang
berseru, lelaki itu tampak begidik, “Pantas aku selalu merasa ada yang
aneh tentangnya, aku tidak pernah menyukainya meskipun dia selalu
berusaha tampil manis di luarnya. Ada sesuatu di dalam dirinya yang
membuatku merinding. Apalagi ketika dia meminta tidur di kamar Keyna
malam itu. Aku merasakan sesuatu yang ganjil.”
“Aku juga, tetapi aku melupakannya begitu saja, aku pikir dia benar-benar mencemaskan Keyna.” Davin menghela napas panjang,
Keyna masih tertegun, shock atas semua yang terjadi. Sefrina... dia tidak menyangka kalau Sefrina seperti itu. Oh Astaga. Sefrina mencintainya? Sefrina sebenarnya gila? Dia bahkan tidak punya firasat sedikitpun tentang hal itu.
“Lain kali hati-hati kalau memilih teman.” Goda Davin lembut ketika melihat Keyna masih merenung karena shock, hal itu membuat Jason yang mendengarnya ikut terkekeh.
Keyna tersenyum malu, “Aku pikir... aku terlalu
senang sehingga tidak waspada, karena hanya Sefrina yang mau berteman
denganku. Lagipula selama persahabatan kami dia benar-benar baik... aku tidak menyangka bahwa dia ternyata seperti ini.” Gumam Keyna dengan nada menyesal.
Sweet Enemy 131
“Aku tahu.” Davin mengulurkan tangannya dan memberi isyarat supaya Keyna mendekat, Keyna langsung melakukannya.
“Mungkin memang pada awalnya Sefrina ingin berteman
denganmu, tetapi kemudian semuanya berubah menjadi kegilaan yang
mengerikan, menurutku dia memang labil dan harus dirawat.”
“Semoga dia baik-baik saja.” Keyna mendesah, bayangan
Sefrina yang ditarik petugas paramedis ke dalam mobil
membuatnya merasa kasihan. Sefrina begitu cantik, begitu sempurna
penampilan luarnya, kenapa dia harus berakhir seperti itu?
“Tenang saja, mamaku sudah menelepon papa Sefrina, dia akan menjemput Sefrina di rumah sakit. Aku rasa papa
Sefrina akan membawanya kembali ke luar negeri.”
“Mungkin itu yang terbaik.” Jason menggumam,
“Menurutku dia belum sepenuhnya sembuh, sangat berbahaya kalau dia
berinteraksi dengan orang-orang dan kemudian tidak dapat
menahan emosinya seperti kejadian barusan.” Jason melirik luka di lengan
Davin, “Untung saja kau tidak apa-apa.”
“Aku akan meminta mama untuk mendesak papa Sefrina
agar membawanya kembali ke luar negeri,” Davin menyetujui, “Kalau tidak
bisa berbahaya bagi Keyna.” Davin menatap Keyna dengan lembut. Pipi
Keyna memerah menerima tatapan itu, tatapan penuh cinta yang intens dan
tidak disembunyikan lagi, dulu dia bahkan tidak bisa menebak apa yang
ada di dalam benak Davin , lelaki itu selalu memasang tampang datar dan
tidak terbacam tetapi kemudian, ketika memutuskan untuk membuka hatinya,
Davin tidak tanggung-tanggung, lelaki itu dengan terang-terangan menatap Keyna penuh cinta, hingga membuat Keyna salah tingkah.
“Jangan menatapnya seperti itu.” Jason yang bergumam, ‘Kau akan membuatnya makin memerah seperti kepiting rebus.”
Davin tertawa, tetapi Keyna benar-benar
memerah seperti kepiting rebus. Lalu lelaki itu memeluk Keyna dengan
sebelah tangannya yang tidak terluka, tidak mempedulikan Jason yang
cemberut melihatnya,
“Aku tidak melihatmu baru sebentar dan sudah merindukanmu.”
132 Sweet Enemy
Keyna menatap Davin sambil tersenyum, “Aku juga, Davin.”
“Aku tidak merindukanmu sama sekali.” Jason menyela, berusaha mengganggu pasangan itu, membuat Davin meliriknya dengan mencela.
“Apakah kau tidak punya kegiatan lain selain mengganggu kami?” gumam Davin ketus.
“Tidak.” Jason mendongakkan dagunya, menantang,
Davin mendengus, lalu dia memutuskan mengabaikan Jason dengan memeluk Keyna erat-erat.
“Semoga setelah semua musuh dikalahkan, tidak ada lagi yang menghalangi kita.”
Jason mengeluarkan suara mencibir yang sengaja dikeraskan, membuat Keyna tersenyum geli.
Berapa bahagianya dirinya, memang banyak musuh yang mengintai diam-diam,
dia juga hampir celaka dan sedih memikirkan bahwa pelakunya adalah
ibunya sendiri. Tetapi setidaknya semua kejadian itu membawanya kepada
ujung yang membahagiakan, Keyna bisa bertemu kakak kandungnya yang tak
bisa dibantah lagi amat sangat menyayanginya, dan dia bisa menemukan
Davin, lelaki yang sangat dicintai dan mencintainya.
Rasanya hidupnya begitu lengkap, dan dia tidak ingin apa-apa lagi.
END
Sweet Enemy 133
“Jangan pernah takut pada ribuan musuh di depanmu, takutlah pada seorang musuh di belakangmu, yang berpura-pura menjadi temanmu”
EPILOG
“Hmm... kita lupakan saja tentang Sefrina, memang
kali ini kau salah memilih teman karena hanya dia yang mau berteman
denganmu, tetapi tenang saja Keyna, nanti kalau kau sudah menjadi
isteriku, pasti banyak yang berlomba-lomba ingin menjadi temanmu.”
“Apa?” Jason dan Keyna berseru bersamaan, sementara Davin menatap Jason dengan penuh tekad.
“Kau boleh memiliki Keyna, Jason. Tetapi tidak lama,
aku akan segera menikahinya setelah Keyna lulus kuliah dan membawanya
kembali ke rumahku.”
Keyna tergelak ketika melihat Jason dan Davin
berganti- ganti saling menatap tajam. Hatinya dipenuhi oleh perasaan
bahagia. Dia sudah menemukan cintanya dalam diri Davin, dan dia harap ke
depannya semua akan berjalan baik.
Sementara itu Jason masih merengut mendengar rencana Davin, dia menyipitkan matanya, “Mungkin aku akan mengenalkan lelaki-lelaki
tampan kenalanku, banyak pemain musik klasik yang tampan yang pasti
akan mau mendekati Keyna, mereka tidak punya niat jahat membawa adikku
pergi jauh dariku.”
Davin terkekeh, dia menarik Keyna supaya duduk di sebelahnya dan merangkulnya erat-erat.
“Kau tidak akan bisa melakukannya. Keyna
mencintaiku.” matanya yang tajam menatap Keyna penuh ingin tahu.
Sebenarnya dia sendiri bahkan belum mendengar pernyataan cinta dari
Keyna untuknya.
134 Sweet Enemy
Keyna tersenyum dengan pipi memerah, lalu menganggukkan kepalanya, “Ya Davin, aku mencintaimu.”
Binar bahagia tampak di mata Davin, nah karena kita sudah membereskan segala salah paham dan kegilaan ini...”
Lelaki itu mengeluarkan cincin mungil dari saku jasnya, membuat Jason membelalakkan matanya.
“Aku serius.” mata Davin tampak benar-benar
serius, lelaki itu dengan susah payah berusaha berlutut sambil meskipun
lengannya yang luka agak menghambatnya. Dia mengulurkan kotak cincin
itu ke depan Keyna dan membukanya.
“Keyna... Maukah kau menikah denganku nanti setelah kau lulus? Cincin ini adalah tanda janjimu, tanda bahwa kau adalah milikku.”
Keyna terperangah, bingung. Tetapi kemudian, dengan mata berkaca-kaca, dia menganggukkan kepalanya. Air matanya menetes ketika Davin meraih jemarinya dan menyelipkan cincin itu di jari manisnya.
Dengan lembut Davin menarik Keyna menunduk, lalu mengecup bibirnya.
“Terima kasih karena bersedia.” bisik Davin lembut, bibirnya hendak melumat bibir Keyna ketika Jason berdehem dengan sengaja.
Davin menatap Jason dengan kesal, “Tidak bisakah kau pergi saja?” gumamnya mencela.
Tetapi Jason bersedekap dan menatap Davin dengan
tatapan menantang, “Kau melamar adikku di depan mataku dan tidak meminta
restuku?”
“Restumu?” Davin mengangkat alisnya, “Sejak kapan Davin Jonathan meminta restu orang lain?”
Sekali lagi Keyna tertawa geli melihat tingkah dua sahabat ini. Dia berusaha memisahkan mereka berdua.
“Sudah. Kalian akan menjadi saudara juga nantinya,”
gumamnya menggoda, membuat Davin mengedipkan matanya dengan senang, lalu
duduk disebelah Keyna lagi dan memeluknya.
Sweet Enemy 135
Jason menatap kedua pasangan ini dalam senyum, lalu
dia mencibir, “Kurasa aku harus pergi dari sini sebelum mual karena
nuansa cinta yang berbunga-bunga di ruangan ini.” gumamnya
sebelum kemudian membalikkan tubuhnya dan melangkah pergi, memberikan
kesempatan kepada Keyna dan Davin untuk berduaan.
Keyna dan Davin saling bertatapan, lalu lelaki itu
berubah menjadi serius, Davin mengecup Keyna dengan sayang, lalu
mengecup pipi, rahang, dahi dan ujung hidungnya.
“Terima kasih sudah datang di kehidupanku dan
merubahku menjadi lelaki yang lebih baik...” bisiknya parau, “Aku sangat
mencintaimu Keyna, dan kuharap aku juga bisa menjadi yang terbaik
untukmu.”
Keyna tersenyum dan menggenggam jemari Davin, “Terima
kasih juga karena telah menjagaku. Aku yakin kau adalah yang terbaik
untukku.”
Dua anak manusia itu bertatapan penuh cinta. Pada
awalnya mereka seperti musuh, tetapi kemudian cinta tumbuh dan mereka
bisa saling mencintai. Keyna teringat kepada ayahnya dan merasakan
syukur mendalam dalam hatinya, ayahnya di surga pasti merasakan
kebahagiaan ketika melihatnya sekarang.
136 Sweet Enemy
Side Story Colorful Of Love
“Syukurlah kau baik-baik saja Keyna.” Albert langsung menyambutnya ketika melihat pagi itu Keyna datang ke Garden
Cafe, “Aku melihat berita di koran dan betapa dramatis akhirnya, tapi bagiku yang terpenting adalah kau baik-baik saja.”
Keyna tersenyum ketika Albert menyerahkan Oreo
Milkshake pesanannya yang sangat dirindukannya. Diminumnya minuman itu
dengan bahagia, merasakan sensasi nikmat yang manis dan bercampur aroma
vanilla serta rasa biskuit oreo yang khas membungkus lidahnya,
membuatnya tersenyum.
Dia memang sudah lama tidak ke cafe ini, kasus penculikan itu memang sedikit menyibukkannya, para wartawan mengikutinya kemana-mana.
Keyna harus menjadi saksi di pengadilan dan lain sebagainya, semula
Keyna ingin berdamai, apalagi ada ibunya di sana. Tetapi Jason tampaknya
bersikap tegas, dia ingin ibunya dihukum dan merasakan penjara, bukan
karena kebenciannya, tetapi lebih agar ibunya menyadari perbuatannya.
Apalagi dalam hal ini ibunya sama sekali tidak menunjukkan
penyesalannya, dia terus menerus berkata bahwa kekayaan dan kebahagiaan
Jason serta Keyna adalah berkat dirinya.
Belum lagi kasus Sefrina, papa Sefrina yang
menjemputnya dari rumah sakit jiwa dan kemudian meminta maaf kepada
keluarga Jonathan karena kelalaiannya, dia lalu membawa Sefrina ke luar
negeri, kembali ke tempat Sefrina diasingkan seperti semula, karena
terbukti Sefrina masih berbahaya bagi orang lain.
Ingatan tentang ibunya dan Sefrina kadang membuat
Keyna sedih, tetapi dia berusaha melupakannya. Keyna menikmati oreo
milkshake yang diminumnya sambil mengeluarkan sebuah novel roman yang
baru dibelinya kemarin. Novel itu sangat terkenal akhir-akhir
ini dan kisah cinta di dalamnya tidak biasa, Keyna sangat menyukai
tulisan- tulisannya, dia memiliki hampir 10 koleksinya, dan yang dia
pegang sekarang adalah bukunya yang terbaru, Keyna sangat penasaran
dengan kisahnya.
Sweet Enemy 137
Albert datang lagi, mengantarkan kentang goreng pesanan Keyna, lalu mengangkat alis ketika melihat novel yang dibawa oleh Keyna.
“Hei, aku mengenal penulis novel itu.” serunya, membuat Keyna meletakkan bukunya dan menatap Albert dengan tertarik.
“Benarkah?”
“Ya, dia sering datang ke cafe ini.”
Keyna mengernyit, “Kalau begitu kenapa aku tidak pernah bertemu dengannya?”
“Karena dia wanita dewasa dan kau anak kuliahan, jadi
jam kalian tidak sama.” Albert tergelak, “Perempuan ini adalah penulis
dengan nama pena Sani Agreya. Dia sering datang kemari di waktu malam
untuk menulis ditemani dengan segelas anggur.”
“Benarkah?” Keyna langsung bersemangat, “Bisakah aku
meminta tanda tangannya? Bisakah kau membantuku mendapatkan tanda
tangannya?” dia mengacungkan buku itu ke depan Albert.”
Albert terkekeh dan menerima buku itu, “Aku akan
memintakan tandatangan untukmu sebagai hadiah karena sudah lama sekali
kau tidak mampir ke sini.” lelaki itu membungkukkan tubuhnya, lalu
melangkah pergi.
Sementara itu Keyna termenung menatap jemarinya, ada
cincin yang melingkar di sana, cincin Davin, tanda kepemilikannya. Dia
sangat bahagia saat ini. Matanya melirik ke arah minumannya dan
tersenyum, seperti milkshake oreo dia tidak pernah bisa membuat semua
orang sama seperti prinsipnya, putih seperti susu, pasti akan ada
perbedaan yang diwakili oleh hitamnya serbuk oreo yang bercampur dengan
susu. Rahasianya adalah bagaimana membuat semuanya menyatu, dalam warna abu-abu yang indah, dan pada akhirnya, semuanya akan terasa manis. Indah pada waktunya.
138 Sweet Enemy
Sweet Enemy 139
Tentang Penulis
Santhy Agatha adalah perempuan karir yang mencuri waktu senggangnya untuk menulis. Novelnya yang sudah terbit antara lain
“A Romantic Story About Serena”, “Sleep With The Devil” , “Unforgiven
Hero” dan “From The Darkest Side”,
Buku yang anda pegang ini adalah seri kedua dari book set “Colorful Of Love” yang terdiri dari empat buku dengan benang merah yang istimewa yang menghubungkan antara keempat tokohnya.
Anda juga bisa menikmati karya Santhy Agatha [cerpen, cerbung, puisi dan lainnya]
Ucapan Terimakasih penulis untuk :
Allah yang Maha Baik, suamiku yang kucintai,
keluarga yang selalu mendukungku, admin Yudi. Editorku tersayang Meyke dan Mendy Jane. Segenap kru nulisbuku.com
yang membantu penerbitan buku ini, dan seluruh pembaca yang sangat aku
cintai yang selalu memberikan dorongan dan semangat, kritik yang
membangun dan membawa perbaikan, kalianlah yang mencerahkan hati dan
hariku. :)
Salam hangat dan peluk erat,
Santhy Agatha
140 Sweet Enemy
0 Response to "Novel sweet enemy"
Post a Comment